Penulis: Park Mi Youn
Penerjemah: Putu Pramania Adnyana
Penyunting: O Lydia Panduwinata
Penerbit: Penerbit Haru
Hlm: 382
Tahun: Juni 2013
ISBN: 9786037742
Harga: IDR 63000
Rated: 3,5/5
Sinopsis:
After D-100:
Selama ini Kang Gyung Hee merasa suaminya telah menjadi suatu misteri yang tidak pernah bisa ia ungkap. Ia cinta setengah mati dengan Lee Jung Chul dan menyerahkan seluruhnya untuk pria yang menjadi suaminya itu. Tapi ketika misterinya terungkap, Kang Gyung Hee tak bisa memaafkan kenyataan ini, maka setelah hari itu ia berniat menceraikan Lee Jung Chul.
Awalnya saya masih tidak memahami arti 'After D-100' yang menjadi judul novel ini. Sempat terpikir, mungkin maksudnya 100 hari setelah pernikahan mereka. Tapi sepertinya bukan karena Kang Gyung Hee tetap mencintai Lee Jung Chul setelah 2 tahun pernikahan mereka. Rupanya, kunci berada pada judul bab yang menyatakan hitungan mundur mulai dari 100 sejak terkuaknya misteri itu. Jadi, tepat 100 hari setelah 'hari itu' Kang Gyung Hee menceraikan Lee Jung Chul secara resmi.
Tema yang diangkat adalah tentang kemandulan dan bagaimana pasangan ini melewatinya bersama-sama. Saya rasa keduanya sama-sama sedih dan tersakiti akibat pengalaman ini. Lalu diperburuk dengan tekanan dari pihak keluarga, tekanan psikologis, dan kurangnya kepercayaan antar pasangan.
Pada plot awal, cerita masih memakai sudut pandang Kang Gyung Hee sebagai seorang istri muda yang belum tahu dunia luar. Seumur hidupnya ia tidak pernah hidup susah, disayang dan dilindungi keluarga sebelum akhirnya menikah di usia sangat muda. Maka dari itu tidak heran apabila ia mendedikasikan sepenuh jiwanya pada suami. She gives a lot but she got nothing back from him.
Penulis dengan pandai membangun suasana, memperkuat karakter Kang Gyung Hee sebagai korban dan menampilkan sosok Lee Jung Chul melalui kacamata seorang istri yang merasa sakit hati dan terkhianati, otomatis membuat saya jadi simpati terhadap sang istri dan ikut membenci suaminya. Karena Lee Jung Chul digambarkan sebagai sosok yang dingin, tidak pedulian, brengsek dan tidak pernah mencintai istrinya.
Namun, kemudian Park Mi Youn dengan halus membuka selembar demi selembar cuplikan masa lalu pasangan ini, kenangan-kenangan mereka, memori-memori jujur yang pernah mereka lewati. Penulis memberi kesempatan bagi pembaca untuk menyelemai karakter Lee Jung Chul melalui blog pribadinya. Baru deh dari situ saya bisa memahami tokoh dan mengapa tokoh itu memutuskan untuk mengambil pilihan itu. Saya akhirnya paham bahwa dibalik setiap tindakan pasti ada alasan yang menjadi triggernya. Apa yang tersurat belum tentu tersirat..
Saya rasa, semua pasangan butuh kepastian. Karena Lee Jung Chul yang misterius selalu menutup diri, tidak mengherankan bila Kang gyung Hee langsung minta bercerai ketika masalah muncul. Soalnya sudah tidak ada trust dalam hubungan mereka. Selain itu butuh waktu lama untuk saling memaafkan atau pun untuk move on dari pengalaman pahit itu.
Park Mi Youn memainkan alur maju mundur dengan sangat baik. Selain itu plot yang dibuat pun rapi dan pacenya tertata dengan baik. Sepanjang perjalanan cerita, melalui kacamata Kang Gyung Hee, saya dibuat kesal, lalu benci, diajak memahami, kemudian jadi memaafkan Lee Jung Chul. Semua itu karena Lee Jung Chul sebenarnya...
Aku mencintai istriku. Alasanku merindukan senyuman istriku adalah karena aku mencintainya. Aku takut ia meninggalkanku karena aku mencintainya. Aku bisa melepaskan istriku yang merasa menderita dan ingin meninggalkanku pun karena aku mencintainya. ~ p. 131
Ini adalah buku pertama dan mungkin akan jadi satu-satunya buku yang
saya baca dalam bulan Juni. Jadi saya agak larut terbawa suasananya. Sebenarnya saya masih agak skeptis dengan buku terjemahan korea karena biasanya saya kecewa dengan gaya bahasanya. Namun di buku ini penerjemahannya sudah jauh lebih halus dan lebih rapi, selain itu mungkin saya pun sudah terbiasa dengan gaya bahasanya jadi saya pun nyaman-nyaman aja membacanya.
Satu saja kritik saya.. untuk siapapun yang ingin membaca After D-100 ini WARNING!! 17++ ya, seharusnya penerbit mencantumkan label "Novel Dewasa" karena menerjemahkan tanpa sensor. Banyak adegan-adegan yang digambarkan secara eksplisit. Saya ngerti sih kenapa nggak di sensor karena dalam adegan tersebut ada dialog yang membangun suasana dan jadi plot penting dalam cerita. Maka dari itu sudah sewajarnya apabila penerbit memberikan label DEWASA agar tidak salah sasaran.
Walaupun temanya lumayan berat, saat bacanya pun saya sedih tapi saya
menikmati sekali membaca buku ini. Apalagi di saat-saat hectic seperti
ini, After D-100 menjadi satu-satunya buku yang 'menyegarkan' diantara
segunung rutinitas jadwal padat.. It was a pleasant read. Kalau suka drama romance, terutama untuk target pembaca romance dewasa, nggak ada salahnya kamu baca buku ini :D
PS: I love the cover, it's cute. Dan saya suka deskripsi di cover belakang, bikin penasaran.. thanks Penerbit Haru ^^