Penulis: Whindy Puspitadewi
Penerbit: GPU
Hlm: 208
Tahun: 27 Maret 2014
ISBN: 9786020303635
Rating: 3,5/5
Sinopsis:
Touché:
Riska hanya anak SMA biasa yang suka berlari. Tapi ia benci dengan sentuhan. Sebisa mungkin ia tidak menyentuh orang lain. Ia juga selalu pake sarung tangan. Usut punya usut, Riska bisa merasakan perasaan orang hanya dengan menyentuhnya. Indra dan Dani, dua anak cowok yang juga punya kemampuan yang sama.
Awalnya Riska tidak mengenal mereka dengan baik, tapi berkat campur tangan Pak Yunus mereka pun bisa berkumpul bersama dan mengetahui apa arti dari kemampuan mereka yang sebenarnya. Baru saja mereka mulai menyerap informasi baru ini, tiba-tiba Pak Yunus diculik. Target selanjutnya adalah mereka. Riska, Indra dan Dani dalam bahaya. Mereka harus menyelamatkan Pak Yunus.
Dengan kemampuan mereka dan kecerdasan Indra, mereka mencoba memecahkan kode dalam peta yang ditinggalkan oleh Pak Yunus. Aksi mendebarkan dan perjalanan penuh petualangan ke Solo pun mereka lalui. Bisakah mereka menyelamatkan Pak Yunus sekaligus menghindari penculik supaya tidak jadi korban berikutnya?
Untuk saya penyuka genre aksi dan petualangan, jelas buku ini langsung dapat rating tinggi. Memang porsi ceritanya masih dangkal dan mentah. Tapi justru disitu letak nilainya. Selain plot, alur, dan gaya bahasa Whindy yang memang sudah tidak diragukan lagi, saya beri nilai lebih pada ide ceritanya yang original.
Jarang sekali kita menemukan teenlit lokal penuh petualangan menarik. Well, satu-satunya teenlit lokal dengan genre petualangan yang oke itu karya Clio Freya dengan dua bukunya yang berjudul Eiffel, Tolong dan From Paris to Eternity. Kualitas kedua buku itu oke punya, itulah satu-satunya hal yang membuat saya nggak bisa ngasih nilai 4 full untuk buku ini. Sayang buku ketiganya Clio belum terbit juga hingga sekarang, hiks.
Anyway, bukan itu yang ingin saya bahas. Buku Touché istilahnya membawa angin segar dalam dunia perteenlitan di Indonesia yang melulu membahas soal cinta monyet. Tidak hanya persahabatan, dan cinta monyet juga sih, tapi bagaimana kita diajak ikut mikir, mecahin kode ala detektif, berpetualang dan dikejar-kejar penjahat ala film mata-mata nya Bourne Identity.
Untuk gaya bahasa Windhy sudah tidak diragukan lagi ya. Kalimatnya mantab penuh makna. Alur dan plot jelas. Dan saya tidak sabar nunggu buku selanjutnya. Kira-kira akan dibawa kemana kemampuan para Touché ini? 3,5 bintang untuk para Touché.