Penulis: Yudhi Herwibowo
Penyunting &
Kata Pengantar: Bandung Mawardi
Penerbit: Buku Katta
Tahun: 2010
Hlm: 140
ISBN: 9789791032414
Review:
Mata Air Ari Mata Kumari setebal 140 halaman ini merupakan kumpulan cerpen berisi 14 cerita pendek. Kumpulan cerpen di dalamnya kebanyakan bercorak fantasi akan mitos lokal dari latar belakang sejarah dan budaya Indonesia (dan beberapa cerita mengambil latar budaya luar).
1. kofa
Cerpen kofa ini mengisahkan sebuah mitos daerah di dusun kecil di Nusa Tenggara Timur. Membuat saya bertanya-tanya, benarkah ini mitos atau murni karangan pengarang belaka? Membuat saya berandai-andai apakah benar adanya pernah terjadi hal tersebut—Lelaki berpunuk pemilik tangan cahaya, penyembuh sekaligus penyubur tanah berdebu?
2. amela-ameli
Cerpen ini "pengaduk emosi". Salah satu cerpen yang halus sekali peralihan plotnya adalah kisah dua anak kembar ini. Jujur, ini salah satu cerita (yang langsung saya kategorikan "horror") membuat saya merinding membacanya tapi menimbulkan perasaaan sedih dan sakit di akhir cerita.
3. lama fa
Entah kenapa saya tidak terlalu mengerti inti kisahnya. Saat membaca cerpen ini saya sepertinya kurang konsentrasi. Saya mengerti tentang 'pantangan' yang dimaksud tapi tidak mengerti kenapa yang menjadi korban malah orang lain..
4. kisah si umar pengkor
Kisah ini menceritakan suatu masa di tahun 1965 dimana Indonesia mengalami pergolakan politik yang memakan banyak korban baik dari sisi warga maupun PKI (atau mereka yang dituduh sebagai PKI). Tentu saja kisahnya diceritakan dari sudut pandang warga yang tidak tahu apa-apa. Sangat menyentuh dan peka.
5. bayi baboa
Kalau bukan kisah horror, berarti cerpen ini masuk kategori thriller. Ya. Saya serius. Karena saya paling tidak tahan dengan kisah seram jadi kemunculan ular baboa disamping bayi yang baru lahir ini saya ketegorikan sebagai kisah thriller atau horror, atau misteri, entahlah. Terlalu banyak mitos daerah menyeramkan di Indonesia ini..
6. keris kyai setan kober
Salah satu cerpen favorit saya. Alkisah cerpen diceritakan dari sudut pandang keris. Iya, keris ini punya jiwa. Hebat sekali. Bahkan bukan sekedar jiwa saja, namun jiwa yang dipenuhi dendam, sifat jahat, dan amarah yang mengganas menginginkan darah. Cerpen ini menceritakan garis besar jalan hidup sebuah keris, dimulai dari pembuatannya, hingga pertemuannya dengan Penansang, sepak terjangnya dalam peperangan, dan pertemuannya dengan musuh yang sudah ditakdirkan untuknya.
.
.
.
7. eksekusi
8. ana bakka
9. bayang pada tempayan penuh air, cermin retak, langit-langit kamar, rumah kosong penuh debu, dan epitaf yang patah
10. anak nemang kawi
11. utusan tanah mati
12. mata air air mata kumari
13. cerita tentang tiku
14. dua mata perak
Cerpen lainnya sengaja tidak saya ulas disini, untuk menikmatinya silakan baca sendiri ya.
Membaca kumpulan cerpen selalu membuat saya gemas karena banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan lagi agar jadi novel utuh. Selalu ada perasaan mengambang dan tak puas. Terutama jika kita masih penasaran dengan apa, bagaimana, dan mengapa hal itu bisa terjadi? itulah yang saya rasakan saat membaca kumpulan cerpen Mata Air Air Mata Kumari yang ditulis oleh mas Yudhi Herwibowo.
Saya suka dengan gaya bahasanya, banyak diksi menarik dan tidak berat namun juga tidak terlalu nge-pop. Belum lagi setting cerita yang banyak mengambil waktu lampau, bersejarah dan setting latar di Indonesia bagian timur yang jarang diangkat sebelumnya. Lagipula ide-ide ceritanya menarik sekali, sedikit mitos disana-sini, sedikit suasana gelap, sedikit thriller dan sedikit horror membuat saya beberapa kali bergidik seram dan lebih sering dibuat bergidik kagum.
Membaca Mata Air Air Mata Kumari membuat saya merasakan pengalaman baru, mengingat sebelumnya saya tidak pernah menyukai kumpulan cerpen (perasaan mengambang dan rasa penasaran yang tidak terpuaskan itu sungguh mengganggu). Sungguh, saya menikmati proses membacanya, satu cerpen untuk satu waktu. Untuk pertama kalinya saya membaca perlahan dan bukannya habis sekali baca. Dan setelah tuntas, saya suka sekali kumcer ini. Mengingat banyak cerita dan banyak yang ingin saya bahas, tak heran proses menulis reviewnya jadi susah, hehe. Well, eventually, I did it! 4 stars out of 5
PS: Thanks for giving me such a lovely book on our first meeting. Semoga di pertemuan berikutnya bisa dapetin tanda tangan untuk buku-buku Mas Yudhi lainnya ^^
PS: Thanks for giving me such a lovely book on our first meeting. Semoga di pertemuan berikutnya bisa dapetin tanda tangan untuk buku-buku Mas Yudhi lainnya ^^
tengkyuuuuu okiiii... :)
BalasHapusmenyenangkan bisa memaksa seorang yang gak suka kumcer, menyelesaikan sebuah kumcer... hehe
:)
Sama-sama.. ini jadi satu-satunya kumcer istimewa yg bertandatangan khusus dari pengarangnya. Btw, aku punya buku Pandaya Sriwijaya, kapan2 minta ttd lagi ya :D
BalasHapusbereeeeeeeeeeesss... :)
BalasHapusbuku pandaya sriwijaya buku lamaku. tapi sampai sekarang entah kenapa itu masih jadi buku paling kusuka yang pernah kutulis... :)
emang kalo kumpulan cerpen tuh ada enak dan gak nya sih :D
BalasHapusenaknya ya karena dalam satu buku kita bisa banyak nikmati cerita yg berbeda, gak enaknya ya ngambang gitu, penasaran sama kelanjutannya :3
Mengangkat unsur daerahnya kental banget ya? Kereen, jadi penasaran, menarik :3
Wah baca review Mbak Oky jadi nggak sabar pengen baca kumcernya. Menarik banget kumcer berisi mitos bisa diramu sebagai bacaan yg membawa pembaca larut dalam cerita. Pilihan diksi yang mengigigt juga jadi daya tarik sebuah karya. Sukses selalu Mas Yudhi & makin produktif dengan karya yang makin menarik :)
BalasHapusThanks for giveaway :)
Terakhir kali baca buku bertemakan legenda dan mitos lokal kayaknya waktu SD. Sekarang udah kuliah. Penasaran --a
BalasHapusnamanya keren-keren yak...
BalasHapusIndahnya negara kita, yang heterogen membuat kita bisa menggali banyak hal, termasuk di dalamnya mitos-mitos lokal. Kereeeennnn
Ini kumcer tentang mitos ya? :D
BalasHapusJadi penasaran mitos-mitos di daerah yang lain itu gimana, ada yang di daerahku enggak ya? :p
Oh, jadi ini kumcer?
BalasHapusagak kurang suka sama kumcer sih, tapi dari berhubung ini mengangkat tema mitos, yang mana merupakan hal yang sudah turun menurun dari nenek moyang di suatu daerah, so it's worth to read lah. :))
Setuju seperti kata Oky, kadang gemes juga baca kumcer karena kadang-kadang ada cerita yang kita anggap menggantung.. (padahal emang itu tujuan si penulis mungkin yah, bikin si pembaca penasaran :D)
BalasHapusBaca kumcer itu memang nyebelin, nyebelin karna akunya sendiri enggak bisa bikin cerpen padahal kepengen bisa. Tapi sebenernya cerita yang akhirnya nanggung itu lebih menarik untukku, apalagi kalo ceritanya banyak misteri :D
BalasHapusudah lama nyidam buku ini, eh btw itu cerpen ada yg judulnya mirip namaku: Amela-Ameli hihi (namaku Amelia)
BalasHapusJudul-judul cerpennya menarik~
BalasHapusKalau baca cerpen atau omnibook emang suka gemes sendiri ya, pengennya judul2nya dibikin 1 buku lagi biar penasarannya pembaca terpuaskan.
Mau komentar di review ini lagi karena kmrn menang GA Okky yang berhadiah bukunya Bang Yudhi... ^_^
BalasHapusBukunya baguuuus. walaupun serem juga sih ya karena bacanya malem-malem. Ada banyak sekali mitos-mitos di indonesia. dan salut buat Bang Yudhi karena tau berbagai macam mitos dari berbagai daerah di Indonesia...