Penulis: Brian Selznick
Ilustrasi isi: Brian Selznick
Perancang sampul: Brian Selznick
Penerjemah: Marcalais Fransisca
Penyunting: Dhewiberta
Pemeriksa aksara: Ifah Nurjany & Nurani
Penata aksara: Iyan Wb
Penerbit: Mizan Fantasi
Hlm: 648
Tahun: 2013
ISBN: 9789794336854
Rating: 4,5/5
Pinjam: Steven @ Haremi Book Corner
Sinopsis:
WONDERSTRUCK:
Ben, yang terlahir tuli sebelah sejak lahir baru saja kehilangan Ibunya. Dan sekarang ia tinggal di rumah Bibinya. Meski ia sayang dengan keluarganya, tapi Ben merasa tidak nyaman tinggal bersama mereka. Ia merindukan ibunya dan masih penasaran dengan siapa ayahnya. Hingga akhirnya Ben malah tersambar petir dan kehilangan kedua pendengarannya.
Berbekal
petunjuk sebuah bandul perak yang berisi foto seorang pria, buku tua
berjudul Wonderstruck, surat cinta dari pria bernama Daniel untuk
ibunya, dan uang tabungan Ibunya. Ben nekat berangkat ke New York
sendirian untuk mencari ayahnya.
Sampai
di NY, Ben tersesat dan di tolong oleh seorang anak lelaki sebaya
berambut keriting bernama Jamie. Karena ia kecopetan, akhirnya selama
beberapa hari ia tinggal di museum. Tapi Ben tetap tidak menyerah
mencari keberadaan ayahnya. Siapa sangka, American Museum of Natural History di NY malah membuka jalannya untuk menemukan ayah.
Kisah
petualangan Ben dikisahkan dari POV orang pertama, dari sudut pandang
Ben. Dideskripsikan dengan teks dan paragraf. Tapi disisi lain, ada
ilustrasi dengan kisah yang berbeda. Tokoh ilustrasi ini adalah anak
perempuan. Dan awalnya saya masih bingung, kenapa ada anak perempuan
bernama Ben? Lalu semakin saya baca kok semakin nggak nyambung ya antara
paragraf dengan deskripsinya?
Padahal
latarnya sama. Sama-sama American Museum of Natural History. Ya
ternyata memang dua kisah yang berbeda. Tapi tenang saja, di akhir
cerita kedua kisah ini saling berkaitan, semua jelas kok. Saya nya aja
yang lemot, hahaha *tepok jidat*
Wow,
pengalaman membaca graphic novel saya memang tidak banyak. Malah, buku
ini buku graphic novel kedua yang pernah saya baca setelah Bordir by Marjane Satrapi. Sebelumnya pun saya juga tidak kecewa karena cerita dan pesan yang disampaikan bagus. Rupanya membaca graphic novel itu seru ya.
Dengan
separuh teks dan separuh gambar, kita sama-sama mendapatkan pengalaman
yang menggugah emosi dan lebih terasa aja 'feel'nya. Dua kali lipat much
better than reading full text (and twice as fast, haha). Walau saya
juga pecinta komik, tentunya graphic novel, apalagi karya Brian Selznick, beda dong kualitasnya dari pada komik biasa *IYALAH MENURUT ELO??*
Buku
ini habis saya baca dalam sekali duduk. Dari jam 1 AM - 4 AM. Kenapa
saya bacanya pagi buta? Oke, itu sangat tidak penting untuk dijelaskan.
Yang ingin saya utarakan adalah bahwa ceritanya sederhana, tidak
bertele-tele, banyak ilustrasinya, jadinya cepet selesai meskipun
totalnya 640 halaman. Meskipun tebel banget dan saya bacanya 3 jam,
ternyata ada lho temen saya yang selesai baca dalam satu jam. Iya ada.
Masalah
kecepatan baca tiap orang beda. Dan nggak ada yang salah dengan baca
lambat atau baca cepat. Tapi bukan itu yang pengen saya bahas. Kembali
ke Wonderstruck. Apa sih artinya wonderstruck?
WONDERSTRUCK. Artinya, 'kejutan yang menakjubkan'. ~p.99
Judul
tersebut juga menjadi judul buku tua yang Ben temukan di kamar Ibunya.
Diterbitkan oleh American Museum of Natural History. New York, New York.
Isinya tentang museum sejarah AMNH, definisi kurator, koleksi museum
dan tentang Lemari keajaiban. Isi buku ini dan buku Wonderstruck secara
keseluruhan memegang peranan penting dalam plot cerita berikutnya.
Yang
membuat saya terpukau tentu adalah ide cerita dan bagaimana Brian
Selznick dengan cantik menceritakan sebuah kisah tentang kehilangan,
tentang disabilitas, tentang persahabatan, cinta dan kasih sayang, serta
merangkumnya dalam petualangan seru yang sarat akan pesan moral.
Selain
kepiawaian Brian Selznick dalam menulis, tidak bisa disangkal kalau
ilustrasinya yang indah juga menjadi daya tarik buku ini. Dan yang
paling utama, risetnya! Luar biasa detail sekali penggambaran ilustrasi
maupun deskripsi tentang ANMH, setiap ruang-ruangnya pun sangat kaya
detail, bahkan ruang arsip pun diceritakan dengan apik. Bikin saya
seolah berada disana.
Belum
lagi detail ilustrasi dan latar sejarah Panorama di Queens Museum of
Art. Pernah saya lihat replika diorama (namanya Panorama, btw) NYC di
film-film, tapi saya baru ngeh bener-bener ngeh ya setelah baca buku
ini.
Dan
yang lebih oke lagi, Brian Selznick juga riset Gunflint Lake yang jadi
latar kampung halaman Ben dan daerah sekitarnya serta mendalami
kisah-kisah difabel tuna rungu maupun budaya-budaya Deaf. Nggak heran
kalau ceritanya mengena sekali.
Secara keseluruhan, Brian Selznick membawakan sesuatu yang sederhana dan berbeda dengan sangat indah. Segala umur akan sangat relate
ketika membaca buku ini. Kalau pun tidak suka dengan graphic novel,
tidak ada salahnya dicoba lebih dulu. Karena membaca buku ini akan
menjadi ssuatu pengalaman yang menyenangkan bagi siapa pun.
Hai oky kabar baik :) Reviewnya mantep ni. skornya hampir sempurna
BalasHapus(dari kemarin udah liat pas notif di home).
Ditunggu GA nya.. WA belum kepikiran ky haha..
Yaaaay!! Thank youuuu *seneng merasa dpt pengakuan dari mas steven*
HapusHahaha, sipsip. GAnya udah selesai, kurang satu novel lagi. makasih ya mas :D
*ini nanyanya kapan, jawabnya kapan*
keren nih.. aku juga suka kalo setting-an pada novel sangat deskriptif sekali, bahkan seolah-olah kita juga ngekhayal ada ditempat itu..
BalasHapusIyaaa.. hahaha. Jadi balik lagi ke masalah selera ya. Susah juga jd penulis, soalnya mereka ga bisa memuaskan banyak pihak. =))
Hapus