Judul: The Bride Hunt - Perburuan Cinta (Matchmaker Duncan Sister #2)
Penulis: Jane Feather
Penerbit: Dastan Books
Hlm: 436
Tahun: Februari 2012
Rating: 3/5
Format: Paperback
Sinopsis:
Pesona Sang Politisi:
Prudence Duncan merupakan anak tengah dari kakak beradik Duncan. Kecantikan dan pesonanya tersembunyi di balik kacamata dan sikap praktisnya. Prue yang pintar dan berotak tajam terlalu disibukkan oleh suratkabar The Mayfair Lady yang dikelolanya sehingga tidak pernah memusingkan masalah pernikahan. Namun, suratkabar mereka dituntut atas pencemaran nama baik, dan Prue harus memutar otak untuk mencari pengacara andal yang bisa menangani kasus itu.
Sir Gideon Malvern merupakan seorang pengacara yang sudah dikenal dengan kehebatannya dalam memenangkan berbagai kasus yang sulit dan rumit. Pada pertemuan pertama, Gideon menganggap remeh Prudence karena The Mayfair Lady hanya menampilkan gosip-gosip yang tidak bermutu. Gideon yakin kalau Prudence tidak memiliki kesempatan untuk menang dalam kasus ini. Namun, kegigihan dan kecerdasan serta kekeraskepalaan Prudence menarik minat Gideon dan ia setuju untuk menangani kasus ini. Sebagai bayarannya, Prudence akan mencarikan calon istri yang sesuai untuk sang pengacara. Gideon yang sinis dan arogan menerima tawaran itu secara main-main. Namun, ia tidak menduga kalau interaksinya dengan Prudence semakin membuatnya tidak bisa berhenti memikirkan wanita itu. Di lain pihak, Prudence yang sudah membenci Gideon sejak pertemuan pertama karena sikap laki-laki itu yang sombong dan suka memerintah, diam-diam semakin menikmati waktu yang mereka habiskan bersama.
Sanggupkah Gideon memenangkan kasus yang mengancam keberlangsungan The Mayfair Lady? Dan mampukah Prudence menemukan istri yang sesuai untuk Gideon meskipun ia sendiri mulai merasakan ketertarikan terhadap pria itu?
Sir Gideon Malvern merupakan seorang pengacara yang sudah dikenal dengan kehebatannya dalam memenangkan berbagai kasus yang sulit dan rumit. Pada pertemuan pertama, Gideon menganggap remeh Prudence karena The Mayfair Lady hanya menampilkan gosip-gosip yang tidak bermutu. Gideon yakin kalau Prudence tidak memiliki kesempatan untuk menang dalam kasus ini. Namun, kegigihan dan kecerdasan serta kekeraskepalaan Prudence menarik minat Gideon dan ia setuju untuk menangani kasus ini. Sebagai bayarannya, Prudence akan mencarikan calon istri yang sesuai untuk sang pengacara. Gideon yang sinis dan arogan menerima tawaran itu secara main-main. Namun, ia tidak menduga kalau interaksinya dengan Prudence semakin membuatnya tidak bisa berhenti memikirkan wanita itu. Di lain pihak, Prudence yang sudah membenci Gideon sejak pertemuan pertama karena sikap laki-laki itu yang sombong dan suka memerintah, diam-diam semakin menikmati waktu yang mereka habiskan bersama.
Sanggupkah Gideon memenangkan kasus yang mengancam keberlangsungan The Mayfair Lady? Dan mampukah Prudence menemukan istri yang sesuai untuk Gideon meskipun ia sendiri mulai merasakan ketertarikan terhadap pria itu?
Dibanding Constance (#1 The Bachelor List) yang temperamennya meledak-ledak, Prudence ini temperamennya sama aja saih, tapi temperamen emosionalnya lebih tepat disebut lebih keras ajah gitu.
Sedangkan karakter male lead-nya Sir Giedon Malvern adalah seorang pengacara ternama, duda, 40thnan dan tipe lelaki arogan yang suka mendominasi.
Settingnya masih di tahun yang sama 1900an, nggak jelas sih tahun berapa. Mungkin 1907. Kali ini gadget terbarunya adalah telepon yang katanya supermahal dan masih baru banget. Omnibus dan kereta untuk kendaraan umum. Mobil bagi orang yang kaya luar biasa. Telegram sih uda lama ada yaa.. Hm, apalagi? Yah kira-kira masih ituh perkembangan terbarunya.
Seperti biasa, banyak percakapan cerdas dan penuh perdebatan di sepanjang buku ini. Chemistrynya juga oke, walo ga se-oke Constance dan Max. Mungkin karena karakter Prudence yang keras dan praktis juga sih ya. Yang jelas, plotnya jauh lebih seru dibandingkan buku pertamanya. Soalnya banyak teknis adegan persidangan dan gugatan hukum yang lumayan seru dan nggak bikin buku ini terlihat klise.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar