Penulis: Yudhita Hardini
Penyunting: Jumali Ariadinata & Yuke Ratna P.
Proofreader: Tesara Rafiantika
Tahun: 2014
Hlm: 238
Rating: 4/5
Sinopsis:
Take Me To Your Heart:
Can love be measured after all?
Or is it a mystery that nobody will know? ~212
Ambar seorang mak comblang nomor satu di Jakarta. Pemilik Dewi Kamaratih, perusahaan matchmaker professional. Kliennya pun bukan orang sembarangan, benar-benar dipilih secara selektif atas rekomendasi klien sebelumnya, punya background yang flawless baik dari segi pendidikan, keluarga, dan kepribadian. Selama ini semua perjodohan yang ditanganinya selalu sukses karena Ambar memakai software buatan sendiri yang tingkat kecocokannya mencapai 100%.
Sampai ia bertemu dengan Raisa, klien barunya yang keras kepala. Menurutnya, dengan profil seperti Raisa, akan mudah baginya untuk menemukan jodoh bagi kliennya yang satu ini. Setidaknya, awalnya ia berpikir begitu. Hingga sebulan berlalu, kemudian tiga bulan, lalu enam bulan, hingga dua tahun kemudian Raisa masih saja belum mendapatkan jodoh.
"... .Masa sih, lo belum pernah ketemu orang yang kayak gini? Orang yang bikin lo berani ambil risiko? The one that makes you think that he will worth all the pain?" ~hlm. 154
Kalau menggunakan bahasa statistik, Raisa tak ubahnya sebuah data ekstrem di luar kurva normal. Outlier. Penyimpangan. Data anomali.
Ambar stres dan gugup setiap kali Raisa menolak pilihannya dan minta
dicarikan cowok lain. Alasan penolakannya pun macam-macam, yang mulutnya bau,
tangannya ramah, bahasa sms-nya alay bahkan alasan tak masuk akal karena cowoknya terlalu baik. Ambar sampai kehabisan kata-kata. Dan ia tidak akan pernah menyerah
sampai ia menemukan jodoh bagi Raisa. Nama baik dan reputasinya sedang
dipertaruhkan.
Pertama, buku karangan Yudhita Hardini, sama seperti karyanya yang lain yang sudah pernah saya review, Orang Ketiga dan Duet Gagas: Kekasih, undoubtedly is a fun reading. Ide cerita dan gaya bahasa tetap menyenangkan. Walau sebenarnya kisah ini tidak berfokus pada kisah cinta Raisa.
Kedua, saya paling nggak suka sama model sinopsis di cover belakang, yang akhir-akhir ini banyak kita temui. Salah satunya novel Take Me To Your Heart. Karena akibat dari sinopsis model diatas, ada dua: 1) Menyesatkan pembeli, terutama pembeli yang mudah tergoda cover cantik; 2). Mengusir pembeli, terutama pembeli yang selektif dan nggak mau membeli kucing dalam karung.
Well, saya termasuk pembeli nomor dua. Dan jika bukan karena saya memang sudah tahu penulis dan kualitas tulisannya, saya jelas tidak akan melirik buku ini dua kali. Mungkin akan lebih baik jika penerbit sedikit memasukkan excerpt yang menjelaskan informasi tentang novel.
Setelah membaca, saya justru menemukan bahwa tokoh utama nya justru si Ambar, bukan Raisa walaupun di bab awal ini masih tentang Raisa dan mengambil sudut pandangnya, namun mulai dari bab 2 hingga bab terakhir, it's from Ambar POV.
Life is mystery, after all. So is love. ~218
Novel ini menceritakan bagaimana si Ambar ini
membangun bisnis perjodohan, about her past experience, hal yang tetap ia sesali hingga 7 tahun kemudian. About her high-strung
personality yang nggak pernah mau menyerah, bahkan setelah dua tahun dia gagal menjodohkan Raisa. Juga her fear of
being hurt that makes her has cold manner. Dan bagaimana orang-orang disekitarnya
trying to help her to overcome it. For her to not have another regret.
"... .So, please, follow your heart that says not to hurt other. Don't follow the one that will make you regret for the rest of your life." ~hlm. 190
Jadi novel ini pada akhirnya mengupas topik jodoh yang misterius. Tapi tidak berfokus pada romansanya. Bagi kalian yang mengharapkan kisah cinta romantis mengharu biru, well siap-siap kecewa ya. Overall, saya suka dengan luwesnya plot. Setelah bab marahan, muncul bab sedih, lalu bab berikutnya malah kocak bikin ketawa. Dan semua itu mengalir dengan halus, ibarat film, pergantian topiknya smooth banget.
"Mungkin inilah definisi jodoh. Someone that you just can't refure." ~228
{ASK AUTHOR}
Saya mendapat kesempatan untuk mewawancarai penulisnya langsung nih, terkait ide cerita yang tidak biasa, biro jodoh. Mau kenal lebih dekat dengan Yudhita Hardini, berikut ulasannya:
O: Oky
Y: Yudhita Hardini
O: Halo Mba Yudhita, bisa tolong
ceritakan sedikit tentang dirimu sendiri untuk perkenalan?
O: Bisa ceritakan keseharianmu?
Y: Halo. Nama saya Yuditha, biasa dipanggil Yudith. Penulis
dari novel Take Me To Your Heart, Gagas Duet: Kekasih dan Orang Ketiga -
semuanya terbitan Gagas Media. Keseharian sekarang jadi pegawai kantoran yang
menghabiskan lebih banyak waktu untuk menulis dan menonton drama korea
diam-diam.
O: Sebutkan 5 fakta tentang
dirimu.
Y: 5 Fakta:
- Memiliki golongan darah B (dan semua sifat yang melekat pada pemilik golongan darah ini)
- Dari kecil hingga sekarang, selalu dianggap sebagai orang yang cuek dengan lingkungan sekitar
- Menyelesaikan novel pertama bersama salah seorang sahabat pada saat duduk di bangku SMA yang kemudian dicetak, diprint dan difotokopi sendiri sebanyak tiga eksemplar. Salah satu cetakan kemudian diberikan kepada guru bahasa Indonesia di SMA dan atas nama belas kasihan, si bu guru pun memasukkan buku tersebut ke dalam perpustakaan (tapi tidak tahu sekarang buku itu masih ada atau tidak dalam perpustakaan)
- Memiliki cita-cita membuat sinetron berkualitas yang tidak kalah dengan drama Korea atau Jepang atau Amerika
- Rekor tidur terlama: 24 jam (tanpa bangun sama sekali)
O: Apa yang menginspirasimu untuk
menulis Take Me To Your Heart?
Y: Biasanya saya mendapatkan inspirasi dari kehidupan
sehari-sehari. Ide awal untuk 'Take Me To Your Heart' muncul ketika saya dan
seorang teman dekat sedang iseng-iseng membuka halaman biro jodoh online. Pada
saat melihat-lihat katalog biro jodoh online, kita berdua sadar kalau kita
berdua sama-sama 'picky' dalam memilih pasangan. Dari situ kemudian muncul
gagasan untuk membuat cerita soal mak comblang dan kliennya yang keras kepala.
O: Apa saja dan berapa lama riset
yang dibutuhkan utk menulis novel ini?
Y: Untuk Take Me To Your Heart, saya tidak melakukan riset
secara khusus. Tapi beberapa bagian, khususnya bagian pekerjaan sang mak
comblang, memang mengambil inspirasi dari Bapak saya sendiri, yang kebetulan
bisa menghitung kadar/tingkat perjodohan seseorang dengan menggunakan
perhitungan Jawa. Jadi saya banyak mengamati cara Bapak saya menghitung
perjodohan.
O: Apa ada pesan tertentu yang
ingin disampaikan melalui novel ini?
Y: Pesan? Jodoh tidak bisa dipaksakan? Haha, curhat.
O: Apa ada kebiasaan khusus yang
dilakukan ketika sedang menulis novel?
Y: Hm, saya tidak punya kebiasaan khusus tertentu
ketika menulis sesuatu. Namun saya merasa lebih lancar menulis pada saat
sore-malam hari tanpa dilihat banyak orang. Tidak harus di tempat sepi, yang
penting tidak ada yang mengamati saya sedang menulis.
O: Apakah ada tokoh yang tercipta
berdasarkan orang tertentu yang dikenal/orang terdekat?
Y: Haha, rasanya hampir semua tokoh yang tercipta berdasarkan
orang tertentu yang dikenal atau bahkan saya sendiri. Tentu saja dengan
berbagai dramatisasi. Tapi ide dasar sebuah karakter atau peristiwa hampir
selalu memiliki akar di dunia nyata.
O: Apa saja hambatan-hambatan dalam
menulis novel ini?
Y: Hambatan terbesar barangkali adalah memotivasi diri
untuk terus konsisten menulis. Karena kesibukan utama saya saat ini adalah
bekerja di bidang lain selain penulisan, kadang-kadang cukup sulit meluangkan
waktu dalam satu hari untuk menulis.
O: Siapa karakter favoritmu dalam
novel ini? Apa alasannya?
Y: Karakter favorit adalah si tokoh utama, Ambar.
Because she's basically me? Haha, bercanda. Buat saya, karakter Ambar adalah
karakter yang menyenangkan. Ambar adalah tipe perempuan yang percaya diri atas
keahlian yang dimilikinya dan mencintai pekerjaannya, namun di sisi lain tetap
memiliki beberapa insecurities yang membuatnya relatable dalam berbagai hal.
O: Kalau novel ini akan diadaptasi
menjadi film, kira-kira siapa saja aktor yang akan jadi pemerannya?
Y: Hm. Jujur saya tidak banyak tahu tentang pemain film
Indonesia sekarang. Jadi saya tidak tahu siapa gerangan kira-kira yang cocok
memainkan peran Raisa, Ambar atau Bayu. Tapi kalau Daniel, saya rasa Arifin
Putra cocok (I'm a fan!)
O: Apakah ada alternatif ending
untuk novel ini? Kalau ada, bisa tolong ceritakan? (murni untuk kepuasan
pribadi saya sendiri hehe. Tidak akan saya posting di blog jika tidak
berkenan.)
Y: Hm. Nggak ada. Sejak awal menulis, ending yang terpikirkan
adalah ending yang tertulis di buku. Kalau pun ada perubahan, paling hanya
pengembangan cerita di sekitar ending namun inti ending tetap sama.
O: Bisa kasih bocoran nggak
project menulis apa yang
sedang dikerjakan saat ini?
Y: Kalau dibocorin sekarang jadi merasa berdosa karena lagi
stuck. Haha :))
O: Apakah ada ambisi tertentu
dalam rencana karir menulismu untuk dimasa mendatang? Apa saja harapan yang belum,
akan, sedang dalam proses, dan sudah kesampian terkait menulis buku?
Y: Saya sebenarnya ingin lebih banyak menulis di luar
genre romance, khususnya yang mengangkat tema mengenai kesehatan mental karena
saya punya minat besar di bidang ini. Sebenarnya saya sudah memiliki banyak ide
cerita dan draft yang tersimpan, namun belum menemukan kesempatan untuk
diwujudkan. Semoga bisa segera ditulis ya!
O: Sebutkan 2 buku paling
menginspirasi yang pernah kamu baca. Bisa tolong jelaskan bagaimana buku
tersebut menginspirasimu?
Y:
Buku Catatan Josephine - Agatha Christie dan Para Priyayi - Umar Kayam
O: Siapa saja penulis favoritmu?
Y: Banyak!! Karena pilhan buku bacaan saya cukup beragam saya
jadi punya banyak sekali pengarang favorit :))
O: Sebutkan 5 novel favoritmu
sepanjang masa
Y: Waduh,
bingung juga. Banyak sih. Apa ya?
- Buku Catatan Josephine - Agatha Christie: Novel pertama yang dibaca sampai selesai ketika kelas 6 SD. Novel yang membuat saya tergila-gila dengan buku atau acara yang bertema kesehatan mental, kriminalitas dan forensik.
- Para Priyayi - Umar Kayam: salah satu novel klasik Indonesia yang recommended - mengangkat kehidupan priyayi Jawa dalam beberapa generasi secara mendetail dan halus. Meskipun buku ini pertama kali diterbitkan tahun 1992, gaya penulisan Umar Kayam tetap relevan dan tidak terasa kuno, bahkan ketika dibaca sekarang. One of the bestest book I've ever read.
- Saman-Larung - Ayu Utami: Berani dan menarik. Written by a female. What's not to like?
- Harry Potter The Series - JK Rowling: Saya mengagumi bakat JK Rowling dalam membangun dunia fantasi secara mendetail dan tanpa cacat. Luar biasa.
- Secangkir Kopi Jon Pakir - Emha Ainun Nadjib: buku ini bukan novel, namun kumpulan kolom yang ditulis budayawan Emha Ainun Nadjib. Saya membaca buku milik ayah saya ini di sela-sela ujian akhir SD dan merasa luar biasa kagum dengan substansi isi di dalamnya. Ringan, menggelitik dan reflektif pada waktu yang bersamaan (Dan benar. Saya baca buku seperti ini ketika SD. Blame my father, hahaha).
O: Apa makanan favoritmu? Kenapa?
Y: Semua makanan yang mengandung lele, teri dan dimasak Ibu.
O: Sebutkan 5 hal yang paling
kamu sukai dan tidak sukai.
Y: Five things I like: Bengong sambil menikmati udara
sepoi-sepoi, a very long walk, berbicara dengan keluarga dan teman-teman dekat,
membaca buku di hari libur ditemani musik dan makanan ringan, menulis di malam
hari
Y: Five things I hate: semua makanan yang mengandung rebung,
menonton film horor sendirian, pembicaraan yang berputar di tempat dan tidak
langsung pada intinya, udara panas, orang-orang yang terlalu banyak ingin tahu
masalah pribadi.
O: Kalau kamu terjebak di sebuah
pulau tak berpenghuni, apa 3 hal yang akan kamu bawa?
Y: Tiga hal yang akan dibawa ketika terjebak di pulau tak
berpenghuni? Kalau terjebak tidak sempat bawa barang, bukan? Kalau masih sempat
bawa barang, kenapa sampai terjebak? Orang termasuk barang bukan? (Haha
panjang). Eniwei:
- Chef pribadi. Jadi makan bukan masalah. Preferably, pria dan ganteng dan seumuran *loh*
- Korek api. Penting ini.
- Tempat tidur yang empuk dan waterproof (ayo bang Chef...) *LoL
O: Terakhir, apa pesan dan kesan
yang ingin disampaikan kepada para pembaca blog “Kumpulan Sinopsis Buku” di www.okydanbuku.com?
Y: Pesannya, enjoy reading. Dengan membaca, kita bisa
menemukan dunia baru yang belum pernah kita temukan sebelumnya - apalagi kalau
baca buku Take Me To Your Heart (harus promosi!).
Wah seru juga ya ngobrol bareng Mba Yudhit, nggak jauh beda dari novel-novel yang ditulisnya. Buat kamu yang masih pengen ngobrol dan tanya-tanya lebih lanjut, atau mungkin mau neror supaya cepetan ngeluarin novel baru, bisa hubungi via twitternya @udhitcuit
Terima kasih Mba Yudhit atas buntelan novel dan waktunya. Ditunggu karya-karya selanjutnya yang nggak kalah nyeleneh macam Take Me To Your Heart ya. Aku masih menantikan lanjutan Naira dan Kama di Kekasih lho. Dan mungkin spin off dari Take Me Yo Your Heart, kali berikutnya dari sisi Raisa POV :D
Walaah. Novel punyaku belum dibaca. *tutupin muka pake kemoceng*
BalasHapusOh ya, Ky, ttg wawancara, jawaban dari pertanyaan pertama agak aneh. Coba dicek lagi, Ky.
Makasih ya Kang, haha.. sudah di edit
BalasHapushihii, jawaban ketiga chit-chat pas terdampat di pulau emang bikin ketawa :-P
BalasHapus