Selasa, 29 April 2014

Ground Zero

Judul: Ground Zero: A Crime Behind the Shadow
Penulis: Chandra Widayanthi dkk.
Editor: RN
Penerbit: de Teens (Diva Press)
Tahun: Maret 2014
Hlm: 315
ISBN: 9786022791294
Harga: IDR 45000
Rating: 3/5
Sinopsis:
GROUND ZERO:   
Kuletakkan pistol di piggir wastafel, lalu kugulung lengan kaus yang panjang. Belum sempat kubasuh wajah, kurasakan punggung dingin. Udara berdesir dekat telinga. Aku mengutuki cermin yang dipasang di kamar mandi. Memantulkan seraut wajah kacau yang lelah. Kupandangi kumis yang mulai tumbuh liar. Seharusnya aku ke Kuta untuk berlibur, bukan untuk hal-hal menjemukan. Tiba-tiba seraut wajah wanita terpantul di cermin. Aku terkejut. Dengan spontan meraih kembali pistol, dan mengacungkan dengan liar ke sekelilingku. Kuatur napas. Aku tidak percaya bahwa aku merasa takut. Siapa wanita itu? Apa yang ia mau?

Kudengar bunyi berdecit. Kupandangi sekeliling. Kutemukan ada sesuatu tertulis di cermin kamar mandi, seolah-olah ada yang menuliskannya di atas selapis embun yang menggenang di sana.

MARIA


Sudah bukan rahasia lagi kalau saya paling takut sama yang namanya horor, makanya saya jarang baca apalagi review buku horor. Buku horor terakhir yang saya review adalah Penunggu Puncak Ancala yang juga kumpulan cerita horor kisah nyata dari para pendaki gunung. 

Namun buku Ground Zero ini merupakan kumpulan cerpen fiksi hasil dari karya-karya para peserta Lomba #HororKotaNusantara ini memang luar biasa. Saya benar-benar diajak menikmati kisah horor yang ada di tiap kota di seluruh Indonesia. Kita diajak jalan-jalan mulai dari Jakarta, Sulawesi, Kepulauan Riau, Wonosobo, Surabaya, dll. Komplit.

Cerita dibuka oleh Redy Kuswanto dengan cerpen "Hantu di Ambarukmo Plaza". Pandainya Redy menulis saya serasa sedang nonton film horor yang penuh dengan penampakan hantu-hantu di tiap sudut pemeran utamanya berlari. Makasih ya, Mas Redy. Setelah baca cerita pembuka Anda saya langsung kehilangan minat untuk mampir ke 21 Amplaz untuk jangka waktu yang lama. 

Kemudian beruntun cerpen "Malam di Rumah Sakit Kartika" oleh Jihan Nur Pratiwi, "Onggo Inggi" oleh Laras Wati, "Pasar Bubrah" oleh Melati P. Putri, dan "Jembatan Merah Tak Berdarah" oleh Rufin Dhi saya lahap di malam yang sama. Kalian sukses bikin saya langsung tutup bukunya dan mogok baca seminggu penuh, thanks to you lah pokoknya. I can't even sleep that night. Huuhuuu... *nangis dipojokan* *emang cemen*


"Kamu tahu? Kamar ini dipesan oleh Pak Soekarno untuk diberikan kepada sang Ratu untuk menghormatinya. Waktu terjadi kebakaran hebat tahun 1993, tidak satu pun dari perabot kamar ini terbakar. Memang dindingnya saja yang merasakan imbas panas api, tapi, percayalah, tidak ada yang terbakar! Kamar ini lolos dari kebakaran yang meludeskan seluruh bangunan hotel!"

"Hebat," kata Tina, bergidik. "Maksudku, itu memang hebat. Kamar 327, Hotel Inna Grand Bali Beach, satu-satunya kamar yang selamat dari kebakaran hebat. Aku merasa seperti sedang wisata mistis ketimbang studi wisata. Bukankah tujuan jurusan kita ke sini untuk belajar table manner? Bukan wisata mistis." ~p.219

Cuplikan di atas berlokasi di Hotel Grand Bali Beach. Saya sendiri sudah pernah mendengar soal kamar Ratu Pantai Selatan yang hebatnya selamat dari kebakaran, senang juga akhirnya membaca fiksinya meskipun jujur tidak terlalu seram. Bisa dibaca di "Sanur, 327" oleh Mertha Sanjaya.

Cerpen-cerpen diatas adalah cerpen yang paling menarik menurut saya. Ditambah "Perjalanan Malam" oleh Franskin Shole. "Rumah Kos 666" oleh Agustin Sudjono dan "Jarum Gantung" oleh Rizky Siregar karena selain cara penulisannya yang luwes dan plot yang rapi, ceritanya memang beneran lumayan serem. Yang paling saya suka adalah cerpen Jembatan "Merah" Tak Berdarah oleh Rufin Dhi yang bikin saya degdegan ketar-ketir tapi ketagihan bacanya. 

Sedangkan cerpen lainnya masih banyak dan tidak sempat saya ulas satu per satu, serem. Silakan baca sendiri. Saya butuh waktu lama untuk menyelesaikan buku ini, selain bikin susah tidur, saya jadi sensitif sama suara kalau pas lagi baca, maklum kaget. Takut ada yang tiba-tiba muncul gitu. But, buat kalian yang memang doyan cerita horor, it's worth to read.

Minggu, 27 April 2014

Kulonuwun GagasMedia @ Momento Cafe Jogjakarta


Gagasmedia goes to Jogja. Saya baru dapat kabarnya jam 10 pagi tadi dan langsung meluncur kesana pukul 1 siangnya. Ketika sampai disana, saya disambut MC yang tiba-tiba menagih tepuk tangan. Ya sudah saya tepuk tangan saja dengan disaksikan seluruh pengunjung. Belakangan baru tahu kalau tepuk tangan itu HTMnya, hoalaah..


standing banner, meja buku tamu, dan rak buku jualan gagas

Pengunjung dapat blocknote gratis, leaflet, snack, dan kotak makan siang gratis. Great job Gagas! Sayang saya nggak kebagian leaflet How Your Passion Publish Your Writing. Kalau liat punya temen itu isinya tentang kepenulisan gitu, bermanfaat banget lah buat dikoleksi.


Ini blocknote unyu dan hm, semacam leaflet kepenulisan gitu.



isi leaflet


Setelah mengisi buku tamu dan dapat blocknote unyu, saya melihat ada rak jualan buku gagasmedia yang hanya diberi diskon 10% saja. Ah sayang sekali, selain nggak bawa duit, diskonnya kurang nendang~ saya lewatin rak buku tersebut dan langsung duduk di kursi penonton bersama Mas Dion @ Baca Biar Beken dan Mimi @ Galerie des Livres. Trus saya ketemu Kiki, Aghnia dan Carolina. Aghnia temen sekelas saya di EEC, Kiki calon penulis, dan Carol yang bilang 'foto jepret sekali itu terlalu mainstream' pas kami lagi narsis bareng.

dari kiri ke kanan: Kiki, Aghnia, Carol
foto candid Mas Dion pake kaus BBI
pembicara dari kiri ke kanan: Arini Putri, Derita Mahasiswa, Karlina, Bernad Batubara





Saya kelewatan sesi pertama dimana para editor senior Gagasmedia menyapa Jogja. Jadi tak lama setelah saya duduk, sesi kedua dimulai. Sesi kedua ini giliran para penulis gagasmedia yang jadi pembicara; Derita Mahasiswa (@deritamahasiswa), Arini Putri (Goodbye Happiness, Rain Over Me, Duet Gagas: Kekasih), Bernard Batubara (Kata Hati), dan Karlina (#EasyEnglish).



Sayangnya, saat sesi kedua ini berlangsung, tiba-tiba hujan badai dengan angin kencang. Karena lokasi Momento cafe yang semi terbuka, dan banyak genteng bolong-bolong akhirnya porak porandalah dunia *lebay*. Yah, yang jelas sampai kami basah kehujanan (maklum namanya aja hujan angin) dan Mba Arini Putri yang sedang jadi pembicara di depan ketimpa standing banner yang terbawa angin. 

Saat awal-awal hujan sih saya dengan santainya menikmati makan nasi bungkus yang disediakan oleh panitia biarpun jadinya nasi rasa hujan. Tapi ketika badai anginnya semakin mengganas, akhirnya saya yang ketetesan air akibat genteng bocor terpaksa menyingkir dan berdiri di bagian belakang cafe yang 'agak' terlindungi. Hiks, sedih.. sebenarnya kalau nggak hujan, lokasi cafe ini lumayan adem lho apalagi kalau pas siang hari gitu.




Anyway, biarpun hujan badai dan petir menyambar-nyambar, para penulis keren yang jadi pembicara tetap semangat. Bahasan yang mereka utarakan seputar bagaimana perjalanan naskah mereka akhirnya bisa diterbitkan oleh Gagasmedia dan perjalanan menulis buku-buku mereka, terutama susahnya mentransisi tulisan model tweet ke bahasa tulisan buku. 

Lalu dibuka sesi tanya jawab, banyak sekali pengunjung yang bertanya mengenai kepenulisan. Mengenai bagaimana mengatasi writer block, bagaimana memilih nama tokoh, bagaimana menulis dialog yang baik, menulis dengan outline dst. Para penanya kemudian mendapatkan goodie bag. Lumayan banget, rugi saya nggak ikut nanya. Isi goodie bagnya satu novel dan kaus All You Can Eat-nya Christian Simamora. Aaak, pengen..


 
ngebajak goodie bag emas-emas yg saya lupa ga nanya siapa namanya,
tapi katanya dia kakak angkatan saya di fisipol, walo dia ga mau ngaku angkatan berapa
thanks mas uda boleh minjem goodie bagnya

Sesi ketika sesi ketiga dimulai, yaitu sesi konsultasi naskah bersama para editor Gagasmedia, akhirnya hujan pun berhenti. Dan para pendaftar pun satu per satu mendapat jatahnya masing-masing. Termasuk si Mimi @ Galerie des Livres


 
Mimi dan Mba Wiwid


Karena hari sudah sore dan kepala saya pusing gara-gara kehujanan, akhirnya setelah ambil foto si Mimi lagi konsultasi dengan mba Wiwid, saya pun meluncur pulang meninggalkan Mimi yang saya tahu nanti pulang bareng sama temennya (maaf ya Mi, hehe). Mampir ke Togamas sebentar untuk beli ATK *hebatnya saya nggak tergoda beli buku karena emang lagi nggak bawa duit*  uhuk.

Btw, sebelum Mimi dipanggil konsultasi naskah, kami para BBIers yang memanfaatkan momen ini untuk sekalian kopdar pun masih sempet foto narsis, hehe. Sayang sekali Mba Desty dan Mas Steven nggak bisa hadir. Karena saya juga tahunya dadakan, jadi nggak bisa ngajak Wenny dan Hanifah, huhu.. maaf ya~


 #kopdar BBI Jogja with Mimi and Mas Dion





See you on next meet-up and book event, guys~ sekian laporan pandangan mata acara Kulonuwun GagasMedia @ Memento Cafe Condong Catur, Jogjakarta. Harusnya di blog Mas Steven ada LPM tentang sale Gramedia nih. Kami mupeng denger Mas Steven nggak datang karena lagi ada acara trus dia mampir ke Gramedia, ngiming-imingi sale disana, haha.


PS: Eh, pas saya mau pulang gitu saya beneran ketemu sama orang yang punya tongsis lho. Itu tongsis ternyata beneran ada ya, ini pertama kalinya saya liat tongsis langsung bukan dari iklan TV *katrok*

Senin, 14 April 2014

Ke ‘Sudut Buku’ Sambil Nyemil --- Konsep 'Kafe-Buku' (Sudut Buku Hani Guest Post)

Hello readers! Ijinkan saya, Hani dari Sudut Buku Hani yang menyapa sodara-sodara pembaca blog Kumpulan Sinopsis Buku. Loh, Oky kemana? Hehehee, ini adalah event BBI dalam rangka memperingati BBI anniversary yang ke 3 tahun, yaitu Guest Post. Yeey! *lempar confetti* Happy 3rd Anniversary buat BBI, semoga tambah kece aja dari tahun ke tahun dan semakin menularkan semangat membaca dan serunya blogging di Indonesia. Nah, ceritanya, saya ‘bertamu’ di blognya Oky buat nulis ‘sesuatu’ *nyanyi ala Syahrini* 


 


Ups, bukan nyanyi, tapi sharing. Ini hasil kerjaanku jalan-jalan keliling Jogja (kurang kerjaan banget ya?), sambil nyari topik tulisan yang gayanya ‘Oky banget’ (^^peace ya, Ky). Tulisan ini adalah tentang konsep kafe-buku. So, tanpa berpanjang-panjang lagi, inilah liputannya...

Apa makanan ‘fiksi’ favoritmu? Butter Beer? Home Made Ginger Ale? Pippi Pancake? Pernah mencoba salah satu dari yang sudah disebutkan ini?

Emang bisa? Bisa dong! Coba ke {Lir} dan kalian bakal kaget liat menunya (^_^)


Dimana sih, tempatnya? {Lir} ini adanya di Yogyakarta, dan letaknya emang nyempil. Tau SMK Piri 2 Yogya? Nggak? Kalau Mandala Krida tahu kan? Nah, dari Mandala Krida ini sebelah baratnya ada jalan ke utara, ikuti jalan ini. Sampai perempatan yang ada SMK Piri 2 Yogya, belok kiri. Jalan pelan-pelan, lihat papan jalan masuk ke jalan Anggrek, tepatnya Jl. Anggrek 1/33, Baciro Yogyakarta. Di sinilah tempatnya, {Lir} yang misterius, kayak tempat dari negeri dongeng

Tapi waktu ke sini, rute yang kuambil adalah dari Gale ke selatan terus sampai flyover, tapi nggak naik, lewat jalan bawah setelah rel kereta belok kiri. Daerah situ adalah Baciro, tempatnya KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) Yogyakarta, makanya aku tau jalan ini, hehehee… *oke, abaikan* Kemudian masuk Jl. Mawar, sampe perempatan SMK Piri 2 Yogyakarta belok kanan, trus masuk Jl. Anggrek… Ckckck, jelasin rute aja pusing banget sih? Soalnya tempatnya beneran nyempil, nggak kelihatan dari jalan besar, kalau nggak dijelasin rutenya ntar malah nggak nemu-nemu.


Sebagai anak BBI (ceileeh) pasti langsung melebar matanya lihat ada kata ‘book’. Ternyata kafe ini memang ada ‘sudut buku’nya, semacam perpustakaan mini di dalamnya. Tapi cuma boleh dibaca di tempat aja, ngga boleh dipinjem, dibawa pulang, dan nggak dijual. Selain buku, di kafe ini juga ada barang-barang kerajinan lucu-lucu yang dijual. 

Tempat ini juga sering digunakan untuk pameran karya seni. Buka tiap Selasa-Minggu jam 10 pagi sampai 8 malam. Tapi aku di sana cuma nongki-nongki sambil nyemil, sekalian nyoba baca-baca buku di situ. Kalau untuk harga, koceknya menengah ke atas sih, tapi kalau lihat lokasinya, pasti worth it deh. Suasana tempatnya homy banget, jauh dari hiruk-pikuk kota, bikin betah. Tapi ke sininya sekali-sekali aja mungkin yaa… hehehee…

Biar tambah penasaran, ini foto-foto lokasinya >>>
Pengen kan? Ayo, kapan-kapan BBI kopdar di sini!
Referensi:

by:
| Hanifah Mahdiyanti
| @mahdiyanti
| http://sudutbukuhani.blogspot.com/



Hanifah Mahdiyanti


Oiyaa, lanjutt, emang ini siapa sih cuap-cuap ga jelas di blog Oky? Biar kenal, ini secuil informasi tentangku, dari pertanyaan-pertanyaan Oky:

1. Uda berapa tahun ngeblog buku?
Masih amatiran banget ngeblog buku, belum ada setahun (>,<) tapi klo ngeblog udah lumayan lama sih. Ngeblog buku termasuk baru banget buatku...

2. Siapa aja blogger buku favoritmu?
Nomor satu Kak Maria HobbyBuku! Soalnya update-an review-nya bikin kepingin baca bukunya, terutama fantasi (http://my-fantasy-readings.blogspot.com/) dan misteri (http://my-mystery-readings.blogspot.com/). Nomor dua Kak Astrid (http://perpuskecil.wordpress.com/), alasannya sama, soalnya update-an review-nya banyak 'misteri'nya. Selain itu juga karena meme-nya, 'Wishful Wednesday' buat inget-inget daftar buku inceran (yang ujung-ujungnya mempertinggi timbunan #ups). Nomor tiga Kak Indah (http://books-parade4indah.blogspot.com/), soalnya kebanyakan review-nya tentang karya-karya Enid Blyton, bacaan favorit waktu kecil, jadi serasa 'muda' lagi #eh. Trus Oky-nya mana? Oky nggak masuk urutan nih #eeeppp *dikeplak Oky* Ampuuuun Kyy (>,<). Klo Oky masuk urutan buat tulisan di blognya yang menurutku detail banget. Patut dicontoh nih! (ealaah, jadi tamu malah bikin rusuh *ups*)

3. Penimbun Buku atau GA Hunter?
Waduh, pertanyaan susah nih. Kalau lagi banyak rejeki ya nimbun. Kalau GA Hunter, sayangnya akhir-akhir ini susah cari waktu buat jelajah blog buat nyari GA. Butuh niat kuat dan waktu longgar khusus buat nyari GA, soalnya bener-bener lagi butuh fokus!

4. Lebih suka mana: Nulis atau Baca?
Ini juga pertanyaan susah. Buatku nulis dan baca nggak bisa dipisahkan. Tapi klo buat nulis lebih sering lancarnya kalau ada deadline (emang dasarnya deadliner >,<) bukan nulis fiksi, nggak ada bakat nulis fiksi soalnya, jadi lebih ke artikel atau liputan (tuntutan 'profesi' tahun lalu sih, jadi staf dan kepala departemen media jurnalistik di organisasi >,<). Nah, nulis itu dasarnya baca, jadi kalau mau tulisannya bermutu ya harus baca, dan lagi-lagi kalau belum deket deadline belum bisa gerak. Duh, satu ini emang penyakit namanya. Baca juga sama, walaupun pemantiknya bukan deadline, tapi lebih sering mood (kalau buat fiksi atau bacaan selain bahan kuliah). Jadi, intinya nulis atau baca, dua-duanya sama-sama suka.

5. Apa saja 5 buku favoritmu sepanjang masa?
Kalau nyebutin Harry Potter 1-7 boleh nggak? Kan malah udah lebih dari 5 tuh (dasar nggak kreatif -_-"). Yang penting harpot masuk urutan. Setelah itu semua seri Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle, itu bacaan never ending deh. Urutan selanjutnya semua karya Agatha Christie yang ada Hercule Poirot, Miss Marple, dan Tommy & Tuppence. Habis itu, Seri Laskar Pelangi dan Seri Lima Sekawan. Kebanyakan serial ya? Soalnya kalau sampai ada banyak seri menurutku berarti termasuk bacaan bagus #sotoy, walaupun buku yang bukan ber-seri juga banyak yang bagus sih, tapi belum nemu yang menyamai urutan di atas (^_^).

Demikianlah secuplik perkenalan dariku. Terima kasih buat Oky dan blog-nya Kumpulan Sinopsis Buku yang udah nampung cuap-cuapku. Tak lupa HAPPY 3rd ANNIVERSARY buat BBI! Semoga makin sukses jaya!


**** 




Hi Hani, thanks sudah berkunjung dan menjadi tamu blog saya *pelukcium* Hani ini salah satu blogger buku baru yang menambah kesemarakan kopdar di Jogja. Maklum, jumlah BBI di Jogja sedikit, jadi kalau ada satu-dua anggota nggak ikut kopdar, ya yang datang maksimal cuma 4 orang itu ajah, hiks. Selain temen BBI, Hani ini juga teman satu angkatan saya di UGM, walau beda fakultas. 

Sudah lama saya pengen bikin liputan Book Cafe di Jogja secara eksklusif begini, tapi apa daya saya jarang main (maklum, anak rumahan). Sekalinya main saya kadang lupa/menunda untuk bikin liputannya. Thanks to you Hani, setidaknya sudah ada starter post tentang Book Cafe. You make my dream comes true *lebay*

Btw, soal blog saya yang masuk kategori paling detail itu gimana, Han? Hahaha mulai deh mancing pujian. Iya saya tahu kok kalau selera blog saya beda banget sama selera Hani. Saya nggak begitu doyan melahap misteri, hihi, lebih banyak romance dan teenlit ya malahan. Tapi soal sering update itu lumayan jadi masukan buatku. Karena saya ini blogger moody jadi ya begini nih, kadang dianggurin, kadang kenceng updatenya, malah nggak konsisten. Ditambah lagi, kami (Saya dan Hani) sudah mulai disibukkan dengan skripsi. Tambah khawatir dengan nasib blog nih. Semoga kedepannya saya bisa lebih sering update, mohon doanya ya.

PS: Saya jadi guest-nya Reni Puspita nih. Kalau gantian pengen baca posting tamu saya, ayok mampir ke Ren's Little Corner untuk baca Series Spotlight : Top 5 Historical Romance Series Indonesia Edt

Minggu, 13 April 2014

3rd BBI Anniversary - GA Hop Winners!



Saatnya mengumumkan siapa saja pemenang BBI Giveaway Hop 2014 yang beruntung. 

*Hasil undian Rafflecopter bisa dilihat disini

Pemenang diundi dengan random dan kemudian dicek validasinya.
Pemenang yang tidak memasukkan entry dengan benar otomatis dieliminasi dan dipilih pemenang baru.


Siapa saja mereka yang beruntung?

Sponsored by me :)

  1. Buku terbitan DIVA PRESS (dan imprint) @ Rp50.000 pilihanmu sendiri - Dian Maya
  2. Buku terbitan SERAMBI (dan imprint) @ Rp50.000 pilihanmu sendiri - Astri Nardi
  3. Menanti Cinta by Adam Aksara, sponsored by Adam Aksara - two winners (1) Asy-syifaa dan (2) Olivia

Sponsored by Steven @ Haremi Book Corner

  1. The Negotiator by Frederick Forsyth + poscard gambar Jl. Malioboro - Ana Rosdiana
  2. Satu set buku yang terdiri dari (a) Karni Ilyas: Lahir Untuk Berita by Fenty Effendy; (b)  This is America, Beibeh! by Dian Nugraheni; dan (c) Edisi Khusus: Merayakan 50 Tahun Intisari - Dyah Muawiyah

Selamat kepada para pemenang ^_^

Pemenang harap konfirmasi dengan mengirim
Nama + Alamat Lengkap (jangan lupa RT/RW/ Kelurahan/Kode Pos) + No. Hp

Konfirmasi pemenang ditunggu 2x24 jam
jika tidak akan dipilih pemenang baru


Terima kasih kepada para peserta yang telah berpartisipasi. 

Jangan lupa ikuti Monthly Giveaway di blog saya ya :)



Jumat, 04 April 2014

Spring Sonata

Judul: Spring Sonata
Penulis: Minn
Penyunting: Ita Novidyaa
Penerbit: PING!! (Diva Press)
Tahun: Maret 201
Hlm: 267
ISBN: 978027968523
Harga: IDR 40.000
Rating: 3/5
Sinopsis:
Spring Sonata:   
Seorang pemuda sinis berdarah Ceko, Matthew Dvorak, membenci ayahnya dan orang-orang Asia--terutama Rheina Hutabarat, gadis Indonesia yang kelewat berisik dan mengaku sebagai Beethoven addict. Sebaliknya, Rheina malah bertingkah ceria--tapi kelewat rese' di mata Matt--dan pantang menyerah menjejali lelaki itu dengan musik-musik klasik. Keceriaan Rheina memang hanya di permukaan, gadis itu memiliki hidup yang sesuram Matt. Sama-sama kesepian.
Kesepian yang semakin diperparah rasa rindu tak henti menghiasi hari-hari keduanya. Keanggunan kota Praha dan alunan nada-nada Beethoven mewarnai perjalanan dua anak manusia ini hingga menemukan sebuah titik di mana mereka memahami, mereka telah kehilangan sesuatu yang sederhana....
Jangan mengulang kesalahan yang sama dengan ayahmu, Matt. Cinta itu harus diungkapkan agar bisa dimengerti.

Kehidupan Matt yang tenang mulai terganggu dengan kehadiran Rheina yang super berisik dan heboh. Rheina Hutabarat, nama yang aneh didengar, apalagi harus diucapkan, oleh lidah Matt Strauss. Tapi mau bagaimana lagi, ayahnya sudah memutuskan, catat ini, secara sepihak, untuk menampung gadis dari Indonesia itu, untuk tinggal di rumah mereka.


Kita akan ditemani keindahan Praha dan Cheko, belum lagi deskripsi sonsta gubahan para maestro musik klasik terkenal bertebaran di sepanjang cerita. Sonata for two pianos, Simfoni No. 5, Spring Sonata karya Beethoven serta karya komposer lain ada dimana-mana.

Deskripsi lokasi yang detil pun sukses membuat saya seolah benar-benar berada disana. Kita dibawa berjalan-jalan ke Karluv Most, Jembata Charles, dimana pertunjukan musisi jalanan selalu menemani pengunjungnya, konon katanya tempat yang sangat romantis. Tempat patung John Nepomuk, kastil. Lalu Beethoven-Haus di Praha. Ah, jadi pengen kesana.

Gaya bahasanya memang pakai bahasa kaku macam terjemahan, tapi saya suka cara bercerita Minn untuk kategori teenlit ini, lumayan dalam, menurut saya. Banyak kalimat-kalimat yang ngena. Belum lagi pesan moral yang ingin disampaikan. Bahwa mendendam itu hanya menyiksa diri sendiri. Orang yang menyimpan kebencian itu sebenarnya terlihat kasihan.

"Kalau jatuh cinta, orang lain akan bahagia bersamamu. Tapi, kalau membenci, kau akan sendirian." p.149


Kemudian, saya makin senang ketika mulai ada perkembangan karakter. Setelah melewati masa-masa penuh kebencian, akhirnya konflik pun bisa terselesaikan walaupun penuh dengan emosi. Pada chapter selanjutnya karakter Matt mulai berubah, for the better of course. Disinilah menurut saya, ketika orang sudah melepaskan kebencian di hatinya, akan menyisakan ruang kosong untuk mencintai. Seperti Beethoven yang selalu gagal dalam cinta. Pesan moral yang ingin disampaikan penulis tentunya adalah dilarang memendam perasaan.

"Orang yang jatuh cinta diam-diam akan selamanya jatuh cinta sendirian." p.220

Terlepas dari betapa sukanya saya dengan ide serta gaya bercerita dan penyampaian pesan novel Spring Sonata, namun menurut saya masih ada kekurangan dalam buku ini. Banyak plot yang hilang dan mengganggu, seperti misalnya sejak awal Rheina sudah menyukai Matt bahkan sebelum mereka bertemu, tapi tidak pernah dijelaskan bagaimana dan mengapa Rheina bisa jatuh cinta, eh tiba-tiba saja jatuh cinta.

Kemudian juga masalah penyuntingan yang kurang rapi. Beberapa kalimat terlihat agak aneh dan kurang kata sambung atau kata pelengkap. Tapi secara keseluruhan sudah oke dan masih tetap bisa dimengerti. Saya suka tiap beberapa lembar selalu ada halaman berwarna pink. Hanya saja dialognya juga ikutan dicetak dengan warna pink jadinya agak sakit di mata. It will be much better in black print.

Spring Sonata merupakan teenlit yang menarik. Buat kalian pecinta teenlit yang ingin diajak berjalan-jalan ke Republik Cheko dan mampir melihat keindahan kota Praha serta ditemani dengan lantunan melodi karya musisi terkenal di dunia, well, novel ini pasti cocok buat kamu. It was a pleasant read.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...