Jumat, 21 November 2014

Jentik Jen(T)aka Cinta

Judul: Jentik Jen(t)aka Cinta
Penulis: Salman Aditya
Penyunting: Alodia Yovita
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun: Oktober 2014
Hlm: 183
ISBN: 9786020249834
Rating: 3/5
Harga: IDR 38800
Sinopsis:
Jentik Jen(T)aka Cinta:   
Benar-benar jentaka! Setiap kali Aditya Safari jatuh cinta, selalu saja gagal. Begitu pula dengan usahanya meraih mimpi untuk bisa jadi aktor layar lebar.

Tapi tiba-tiba, sejentik keberuntungan menampik fakta itu; Adit akhirnya berhasil main film dan jadi pemeran utama. Dan yang lebih menghebohkan; dia akan beradu peran dengan dua wanita cantik, diva perfilman Indonesia dan Jepang! Mungkinkah nasib percintaannya seberuntung mimpinya?

Ikuti kisah jenaka yang penuh dengan jentaka soal cinta, dengan bumbu komedi, horor, sekaligus romansa ini!



Aditya Safari seorang aktor bau kencur, alias newbie. Selama ini portfolionya hanya sebatas jadi figuran FTV, paling membanggakan pun cuma jadi pemain figuran di iklan esktrak pohon kelapa, Adit yang jadi pohon kelapanya!

Nasibnya berubah ketika lolos casting sebagai pemeran utama film layar lebar besar pertamanya. Film bergenre horor dengan judul "Pocong Juga Manusia". Beruntung sekali Adit yang baru sekali ini menjadi pemeran utama sudah dipasangkan dengan artis papan atas yang jadi lawan mainnya, yakni Maudy Ayunya dan Miharu Ozawa.

Sudah mulai familiar dengan kemiripan nama dua artis tersebut? Yap, Anda tidak salah. Siapa lagi kalo bukan plesetan dari *tuuuuut* dan *tuuuuut*. Dan ada lagi nih nama artis lainnya seperti Joe Tahmid, Ayang Ruhyang, Nicolas Sejahtera, dan lain-lain. Oh iya, rumah produksinya pun lumayan familiar: Rajawali Pictures yang diproduseri orang India! Sungguh cerdas sekali kebetulan ini.

Buku ini sesungguhnya menceritakan kisah perjalanan seorang Adit, cowok Bandung yang merantau ke Jakarta untuk berjuang meraih mimpi menjadi seorang artis terkenal. Meskipun awalnya saya masih kurang ngeh arti "Jentaka" itu apa dan baru sempet buka KBBI setelah selesai baca bukunya, rupanya Jentaka artinya: celaka, sengsara, sial

Dan memang itulah yang terjadi. Yang jadi kelebihan dari buku ini adalah kepiawaian Salman Aditya (Iya, penulisnya narsis, nama karakternya ngambil dari namanya sendiri, haha) adalah gaya berceritanya yang lucu dan nyunda sekali. Mirip-mirip sitcom lah jadinya. Semodel pula sama Lupusnya Baim Wong Boim Lebon dan Hilman Hariwijaya.

Selain itu, penulis juga pandai sekali bermain rima dan berandai-andai. Tidak sedikit adegan-adegan dalam mimpi dan angan-angan Adit yang muncul di dalam cerita. Nggak heran plot sederhana ini jadi buku yang lumayan tebal, mana tulisannya kecil pula. Lumayan banget lah kalau mau beli novel humor dengan harga yang ramah kantong gini.

Ini contoh permainan rima yang banyak saya temui dalam Jentik Jen(T)aka Cinta,

Aku tak punya pengalaman, aku tak punya apa-apa. Aku biasa-biasa saja, hanya lelaki yang sedikit diatas rata-rata yang punya hoki segede ikan arwana merah raksasa. p~ 80

Karakternya sendiri lumayan kuat. Adit digambarkan sebagai lelaki yang penakut dan lemah, tapi setidaknya dia orang yang tidak mudah putus asa meskipun minder. Walau terkadang dia juga sering narsis nggak pada tempatnya. Kemudian Maudy digambarkan sebagai karakter cewek yang sombong dan agak menyebalkan, she thinks too good of herself dan sering merendahkan Adit yang notabene belum terkenal dan tidak pengalaman.

Tokoh favorit saya adalah Miharu Ozawa yang digambarkan sangat ramah, approachable dan lovable. Membuat saya bertanya-tanya apakah aslinya kayak begitu ya (well, kita semua sama-sama tahu lah siapa dia). Oh, sampai lupa, ada Shanti, teman satu kos yang akrab banget sama Adit. Dan tidak ketinggalan ada Kang James, penjual bubur sekaligus manajer Adit. Ini gimana ceritanya? Panjaaaang deh, mending baca sendiri.

Diantara ketiga cewek yang dekat dengannya, Adit berharap bisa menggaet salah satunya untuk dijadikan pacar. Penulis dengan adil memberikan porsi yang pas untuk ketiganya. Dan kelebihan lainnya, buku ini sarat dengan detail pendeskripsian proses shooting film. Mungkin itu hasil kerja keras penulis yang mendalami riset tentang dunia entertainment sebagai salah satu staff di tim kreatif dan asisten produksi di salah satu TV nasional besar.

Kapan lagi kamu bisa ngeh soal apa itu artinya pengambilan gambar dengan istilah teknis macam: establish shot, close up shot, follow focus dan kawan-kawannya. Mana adegan per adegan film Pocong Juga Manusia diceritakan secara detail pula (tidak ketinggalan kejentakaan kisah cinta Adit juga, tentunya). 

Tapi sayang, kesimpulan dan eksekusi endingnya memang agak kurang oke. Like, "Hah. Gitu doang?". Tapi yaa.. gitu lah mungkin tipe penulisnya. Saya cukup terhibur dengan segala kehebohan dan kejenakaan penulis dalam menulis buku ini.

Buku ini cocok buat siapa aja dan dapat kamu selesaikan dalam sekali duduk (kalau selow banget). Saya sendiri habis dalam sehari dan ngikik-ngikik bacanya. Memang cuma 200 halaman, tapi fontnya kecil, jadi sebenernya lumayan banyak juga isinya. Kalau kamu suka buku humor ringan ala Lupus, boleh dicoba ceritanya Adit di Jentik Jen(T)aka Cinta. 


PS: Thanks Salman Aditya atas kesempatannya berkenalan dengan Aditya Safari dan pengalamannya menjadi bintang film layar lebar :)

12 komentar:

  1. Waaah, sepertinya saya bakal suka novel ini. Lupus banget, ya..
    Saya jadi tau artinya Jentaka. :3
    Sepertinya buku ini wajib dibaca buat yang suka komedi dan menggemari dunia perfilman. :)

    @evizaid

    BalasHapus
  2. Terakhir sekali, novel komedi yang aku baca ya yang punyanya raditya dika. Nggak terlalu sering baca komedi abisnya :D

    Awalnya saya kira jentaka itu plesetan dari Jenaka eh ternyata bukan :D
    Penasaran pengen baca, dari nama-nama plesetan artis-artis aja saya udah mulai cengar-cengir sendiri bacanya :D
    Ah iya, sama ada dunia perfilman juga ya, pengen tahu lebih jauh tentang dunia itu karena selama ini cuma sekedar jadi "penikmat film" aja :D


    @Oktaviamithaa

    BalasHapus
  3. Kayaknya full comedy yah. Dari reviewnya, kayaknya novel ini lucu banget.

    Cuma agak khawatir eksekusinya kurang nendang. Halamannya dikit banget. Gak sampai 200 halaman. Ukuran font dan spasinya gimana ya :s

    @biondyalfian

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, full comedy.. fontnya kecil nih Biondy, kalau pake ukuran font dan spasi standar bisa dua kali lipat jumlah halamannya :D

      Thanks ya pertanyaannya. Udah aku tambahin keterangan soal font di review :)

      Hapus
  4. Belum lengkap rasanya kalau tidak membaca bukunya. Menikmati setiap jenakanya hingga akhir halaman. Meski sy sudah membaca review nya yg ditulis oleh mbak @okeyzz, sy masih penasaran, Cover dan judulnya sj bikin sy menggelitik. Apalagi, musim hujan begini, lebih asyik jika ditemani buku jenaka sembari menikmati segarnya hujan... HUmmmmm.... sy jd tdk sabar ingin memilikinya

    UNtuk mbak Okey, selamat ya. Berkat buku ini Mbak jd bisa kenal dg Salman Aditya, penulis hebat yg g sombong. Dan hasil review nya.... benar2 membantu. Ulasannya ringan dan bahasanya enteng. Jadi mudah dimengerti

    Terima kasih sudah mengijinkan sy mampir kesini. Semoga sy jg diperkenankan jd pemenang giveaway nya :)

    Salama manis @_elokfa ^_^

    BalasHapus
  5. Wew 200 halaman dengan font yang kecil? Nggak kebayang padetnya :D
    Tapi ini novel humor kan, kalo dari reviewnya aja udah lucu, apalagi bacanya :D
    Psst jadi penasaran juga sama penulisnya :/

    @adedelinaputri

    BalasHapus
  6. Berawal dari membaca karya-karyanya Mahesa Arie, Endang Rukmana dan Adhitya Mulya, jadi semacam ketagihan untuk membaca cerita-cerita yang berbumbu komedi, hehe.... dan ketika mencari referensi di Goodreads nemu Jentik Jen(T)aka Cinta, covernya juga unyu yaa.... ahh makin penasaraan pengen baca, tapi pas nyari di toko buku di kota ku belum ada....

    Terus... lumayan dengan baca review ini jadi sedikit terobati rasa penasarannya :), thank you, mba Oky.... dan hihihi... seneng banget ada giveawaynya juga, semoga aku jadi salah satu yang beruntung ^_^
    -@wiiidiani

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh kalau boleh mau sedikit ralat, mba... :)
      Si tokoh utamanya ini, Aditya Safari, laki-laki kan....?
      Tapi di paragraf keempat tertulis :
      "Buku ini sesungguhnya menceritakan kisah perjalanan seorang Adit, mojang Bandung yang merantau ke Jakarta...."

      Adit kok disebut mojang...? Mojang itu kan sebutan dalam bahasa Sunda, untuk menyebut seorang gadis :)

      Hapus
  7. Udah kebayang isi bukunya abis baca sinopsisnya.
    Ngga sabar pengen baca, pengen liat gaya nulisnya Salman Aditya.
    Walaupun ending kurang nendang ya, lumayanlah buat bahan bacaan.
    @bram_ah

    BalasHapus
  8. Wahh..sepertinya selain ada unsur kocak dan humor, novel ini juga ada unsur edukasinya. Terbukti dengan adanya istilah teknis macam : establish shot, close up shot, follow focus, dsb. Ini akan menjadi pengetahuan tersendiri bagi para pembacanya termasuk saya, yang sama sekali tidak mengerti tentang proses shooting film :D

    @Rany_Dwi004

    BalasHapus
  9. Serius pengeeen baca kak bukunya langsung :)

    @anisa_ainunf3

    BalasHapus
  10. pas baca judulnya sih aku juga nanya2 dalam hati, "jentaka" itu apa ? Ohh, ternyata sial..

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...