Rabu, 30 November 2011

Sarah's Key

Judul: Sarah's Key
Penulis: Tatiana De Rosnay
Penerjemah: Lily Endang Joeliani
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo
Tahun: 2011
Hlm: 356
ISBN: 978602000923


Review:


Kisah dimulai pada musim panas di Prancis, Juli 1942 pada malam hari terjadi pengumpulan besar-besaran terhadap orang Yahudi oleh polisi Prancis sendiri. (atas perintah Jerman) Sebelumnya sudah santer beredar rumor akan adanya penggerebekan besar-besaran terhadap kaum Yahudi, tapi biasanya yang ditangkapi hanyalah para laki-laki saja. 

Makanya, ayah Sarah Starzynski sudah berhari-hari bersembunyi di bawah tanah. Tapi siapa sangka penggerebekan kali ini juga menyertakan perempuan dan anak-anak. Jadi, ketika pintu rumah Sarah digedor oleh polisi Perancis yang menyuruh mereka segera mengemasi perbekalan untuk beberapa hari saja, Sarah sangat terkejut, sedangkan Michele adik laki-lakinya ketakutan. Michele akhirnya bersembunyi di lemari mereka yang menyatu dengan dinding, tak ada yang tahu tempat persembunyian itu kecuali keluarga mereka. Sarah dengan polos menuruti permintaan adiknya, ia pikir mereka hanya pergi sebentar saja. Jadi, Sarah mengunci lemari itu dari luar, menyimpan kuncinya, dan berjanji bahwa ia akan segera kembali untuk menjemput Michele.

Enam puluh tahun kemudian, Julia Jarmond, seorang jurnalis paruh baya asal Amerika, yang telah 25 tahun tinggal di Perancis ini bertugas meliput fakta-fakta tentang Vel' d'Hiv' dan terutama menemukan saksi mata serta orang-orang yang berhasil bertahan hidup untuk diwawancarai. Rupanya hidup Julia dan keluarga suaminya memiliki hubungan yang erat dengan kisah Sarah Starzynski. Kepekaan dan rasa ingin tahunya yang besar menyeret Julia untuk mencari tahu bagaimana nasib Sarah. Pertanyaan terbesarnya adalah apakah Sarah berhasil kembali untuk adiknya?

Novel ini terinspirasi dari kejadian Velodrome d'Hiver yang terjadi pada masa pendudukan Jerman, pada saat itu kekuasaan Nazi mulai masuk hingga ke negara Prancis. Sarah dan orang tuanya tak terkecuali salah satu keluarga Yahudi yang ikut tergiring ke Velodrome d'Hiver (stadion indoor) sebelum nantinya dikirim ke Auschwits untuk dimasukkan dalam kamar gas. Juga novel kedua terkait Holocaust yang saya baca setelah novel klasik The Boy in he Striped Pyjamas.

Tatiana De Rosnay mengangkat topik sensitif dan menghadirkannya dalam fiksi yang sangat mengena tanpa terkesan terlalu dibuat-buat. Dengan penyampaian yang menarik meski tidak dapat digolongkan ringan membuat saya betah membaca buku ini. Saya salut sekali dengan kepiawaian penulis yang membuat tema berat menjadi sesuatu yang sangat mudah dibaca.

Kehadiran tokoh Sarah yang masih kanak-kanak juga terdeskripsi dengan apik, dimana karakternya penuh dengan emosi kebingungan dan pemahaman lugu sejauh yang secara psikologis mampu diterima oleh anak berusia sepuluh tahun dalam kondisi tertekan. Untungnya diimbangi sudut pandang Julia Garmond dari sisi karakter yang serba tahu mengenai tragedi penangkapan tersebut sehingga ada pemahaman mendalam yang mampu menjembatani pembaca dalam menjawab berbagai pertanyaan dari peristiwa yang dialami Sarah.

Buku yang menarik ini rupanya juga telah difilmkan dengan judul yang sama Sarah's Key (judul aslinya Elle s'appelait Sarah) pada tahun 2010 lalu. Saya suka sekali pemeran Sarah dalam film ini. Secantik yang saya bayangkan.



Tentunya versi film sedikit berbeda dengan bukunya meski secara garis besar mampu menyajikan seluruh esensi dari kisah aslinya. Yang saya suka dari adaptasi film  ini adalah terekamnya adegan-adegan yang menyentuh secara emosional dapat tervisualisasikan dengan baik. Seperti adegan pemisahan para ibu dengan anak-anaknya secara paksa. Dan bahkan ada adegan pencarian yang dilakukan Julia Jarmond  saat di Amerika yang secara logis mengungkap beberapa hal yang sempat menjadi tanda tanya besar bagi saya saat membaca bukunya.

Seperti yang diungkapkan Tatiana De Rosnay dalam Catatan Penulis bahwa novel ini tidak dimaksudkan menjadi buku sejarah, melainkan untuk menghormati anak-anak Vel' d'Hiv' yang tidak pernah kembali dan anak-anak yang selamat untuk berbagi cerita. Kisah Sarah ini menyadarkan saya bahwa kita adalah apa yang dihasilkan oleh sejarah hidup kita selama ini. Anak-anak yang berhasil bertahan hidup harus terus hidup dengan membawa mimpi buruk atas apa yang pernah mereka alami. Mereka tidak pernah benar-benar bisa lepas atau lupa. 

Saya bertanya-tanya, apakah mereka yang bertahan hidup tidak lebih beruntung dari mereka yang tidak pernah selamat?  


PS: Ditulis dalam rangka posting bersama buku Sarah's Key dengan #BBI

Kamis, 24 November 2011

Annual Contest: 2011 End of Year Book Contest

Blog ini sudah berjalan selama tiga tahun, sejak Maret 2008. Waktu yang lumayan panjang buat saya dengan pasang surutnya mood untuk mereview. Jadi, menjelang akhir tahun 2011 ini saya ingin mengadakan kontes tahunan untuk pertama kalinya. Harapannya sederhana, supaya blog ini awet dan terurus dengan adanya 'acara tahunan' yang harus saya jalankan. Haha.

So, kira-kira apa hadiahnya?
*klik gambar untuk lihat sinopsinya

Hadiahnya merupakan buku-buku terbitan dari Pustaka Jaya, salah satu penerbitan yang sudah berdiri sejak tahun 1971 dan banyak menerbitkan buku sastra bermutu. Supaya kenal lebih jauh dengan penerbit Pustaka Jaya, silakan klik disini #SavePustakaJaya



2011 End of Year Book Contest
1.       Dilaksanakan pada 24 November – 28 Desember 2011
2.       Pemenang akan diumumkan di blog “Kumpulan Sinopsis Dari Okeyzz” pada tanggal 2 Januari 2012
3.       Pemenang akan dihubungi oleh saya dan diharapkan konfirmasinya dalam waktu 3x24 jam
4.       Jika tidak ada kabar dari pemenang maka dianggap gugur dan akan dipilih pemenang baru


Syarat Mengikuti 2011 End of Year Book Contest apa?

1.       Punya Blog. Minimal telah aktif selama dua minggu terhitung dari waktu keikutsertaan di “2011 End of Year Book Contest”
2.       Satu orang hanya boleh memasukkan satu entry review
3.       Pemenang bersedia untuk mereview buku yang dimenangkan terhitung maksimal satu bulan sejak buku diterima


Caranya Bagaimana?
1.       Review satu buku saja di blog kamu yang memenuhi salah satu syarat berikut: *(pilih salah satu)
1.       Ada “huruf P pada judul buku
2.       Ada “angka” pada judul buku
3.       Ada “semangat” dalam judul buku
4.       Ada “rindu” dalam judul buku
5.       Ada “warna merah” pada sampul buku
6.       Ada “motif bulat” pada sampul buku
(ex: Harry Potter and the Deathly Hallows – ada huruf “P”)
2.       Jelaskan dan buktikan bahwa buku yang kamu pilih itu sesuai dengan syarat diatas dalam review
3.       Review dan pendaftaran entry “2011 End of Year Book Contest” harus di posting pada hari yang sama
4.       Jangan lupa pasang banner “2011 End of Year Book Contest” di blog kamu
5.       Ajak teman-teman lainnya; publish kontes ini di FB dan twitter kamu *(poin extra)


Daaaan... jangan lupa isi Formulir di bawah ini :

PENDAFTARAN KONTES TELAH BERAKHIR.
~terima kasih~

Nah, kalo kalian punya pertanyaan tentang kontes ini silakan tinggalkan komen di bawah atau bisa kontak saya di:
Email: okeyzz[at]gmail[dot]com
Twitter: @okeyzz

Jangan lupa sama si Mr. Linky ya...

Supaya peserta lainnya bisa mampir dan baca review kamu, masukkan URL review kamu ke Mr. Linky ya. Kalo masih ga muncul juga, tinggalkan link kalian di Comment Box, nanti saya bantu masukin link kalian secara manual~

Here they are, The Fighters~













Semangat semuanya. Semoga beruntung~ :D

Rabu, 16 November 2011

Zero Moment - Titik Nol

Judul: The Joshua Files #3: Zero Moment/Titik Nol
Penulis: M.G. Harris
Penerjemah: Nina Andiana
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun: 2011
Hlm: 368
ISBN: 9789792276886


Sinopsis (Spoiler!):
Kali ini Joshua Gracia sudah berusia lima belas tahun. Badannya sekarang lebih tinggi dan lebih berotot. Secara tak langsung, ia jadi lebih sigap dalam melindungi diri dan Mum sangat bergantung padanya. Apalagi sekarang kemampuan Capoeiranya semakin ahli. Bersama Tyler (sahabatnya), Benicio (sepupunya), dan Mum, mereka berangkat ke Brasil untuk mengikuti Kejuaraan Dunia Capoeira sebagai bagian dari kehidupan 'normal'nya. Tapi siapa sangka Ixchel dan Montoyo datang mengunjungi mereka di Brasil. Tiba-tiba semuanya serba penuh petualangan hidup dan mati lagi bagi Joshua. Kali ini mempertaruhkan nyawa orang-orang yang sangat ia sayangi, Mum, Tyler, dan Ixchel.

Cuap-cuap:
Setelah saya baca seri pertama Joshua Files: Invicible City saya selalu menantikan kelanjutan seri yang mengangkat topik suku Maya ini. Sayang sekali karena keterbatasan--dan kemalasan, saya sengaja nggak membuat review untuk buku keduanya, Joshua Files: Ice Shock. Tapi untuk buku ketiga Joshua Files series, saya dengan semangat '45 tak sabar untuk mengulas seri ini lebih lanjut.

Jadi, di buku ini Josh memasuki fase labil yang klise terjadi di kalangan remaja. Secara explisit ia cemburu karena Ixchel dan Benicio sangat akrab dan terlihat jelas saling menyukai. Dan M.G. Harris dengan sangat baik meramu mood Joshua sebagai karakter remaja pemarah dan dingin. Marahnya bukan tanpa alasan, Josh hanya belum tahu harus bersikap bagaimana menghadapi serangan rasa cemburu yang baru pertama kali dialaminya. Hingga akhir cerita, pencitraan karakter Josh sangat kuat dan perasaan Josh rupanya berperan penting dan terdeskripsikan dengan sangat detil sehingga membantu memuluskan keseluruhan jalannya plot cerita buku ini.

Tentu saja, nggak lengkap dong ya kalau nggak ada konflik. Dalam setiap cerita petualangan wajib ada pihak jahatnya. Masih lakon yang sama yang muncul di seri Ice Shock, Sekte Huracan. Jika dulu mereka menginginkan Codex Ix sekarang mereka menginginkan Josh. Hampir keseluruhan buku ini berisi tentang aksi penyelamatan yang dilakukan Josh dibantu Tyler dan Benicio. Kali ini adegan kejar-kejaran berlokasi di Brasil dan Swiss. Meski menurut saya lokasi-lokasi terpencil dan mistis di buku Ice Shock lebih seru tapi M.G. Harris sukses membawa suasana petualangan ala film Hollywood semacam pencurian dan kejar-kejaran mobil.

Joshua Files series mampu memberikan perasaan yang sama seperti saat saya membaca Hunger Games series; tak ingin buku ini berakhir. Banyak sekali rahasia yang terkuak, menyadarkan kita bahwa Joshua Files series pada akhirnya akan segera tamat. Rahasia-rahasia yang telah terkuak walau belum seluruhnya seperti misalnya, Gelang Itzamna, Hantu Camilla, pertemuan Josh dengan ayahnya, identitas Arcadio Gracia, dsb. Walaupun sebenarnya plotnya mudah ditebak (yah, normal sih, kan masih kategori YA) tapi tetap mampu membuat pembaca merasa excited dan berdebar-debar. Ingin sekali memberi lima bintang tapi sayang sekali, saya terlanjur baca Hunger Games series jadi bisa melihat kekurangan buku ini. So I think 4 stars out of 5 would be fair.

PS: Saya senang Gramedia mempertahankan keunikan cover The Joshua Files hingga seri ketiganya. Cover dari Gramedia memang yang paling bagus diantara terbitan negara lainnya.



Selasa, 15 November 2011

Orang dan Bambu Jepang


Judul: Orang dan Bambu jepang
Penulis: Ajip Rosidi
Penerbit: Pustaka Jaya
Tahun: Cetakan kedua, 2009
Hlm: 208
ISBN: 9789794193662

Ajip Rosidi, bermukim selama 22 tahun di Jepang sebagai gai-jin (orang asing). Ia mengamati keseharian orang-orang jepang lalu menuangkannya dalam 28 esai yang dimuat dalam berbagai surat kabar lalu kemudian dibukukan ini. 

Banyak kisah-kisah menarik yang diceritakan oleh Ajip Rosidi tentang Jepang, seperti sistem pemerintahan, sistem perkerataapian, perayaan-perayaan, dan sifat-sifat serta budaya orang Jepang yang menjadi wacana baru bagi saya.

Misalnya saja, dalam esai Perkertaapian, hlm 27, "...dalam sebuah kompleks stasiun kita dapat menemukan beberapa stasiun kereta api dari berbagai macam perusahaan yang mempunyai berbagai macam tujuan pula." yang merupakan sebuah pengetahuan baru bagi saya karena selama ini saya pikir lumrah dimana-mana perusahaan Kereta Api dimonopoli satu lembaga, seperti di Indonesia. 

Dalam esai Berobat, hlm.88, "...Di Jepang, setiap orang (juru rawat dan juga dokter) seperti selalu berlari-lari."dan bahkan Ajip Rosidi menambahkan bahwa ruang jaga perawat disana tidak ada kursi sehingga saat bekerja mereka benar-benar total. Sebagai perbandingan dari kinerja juru rawat di RS Indonesia yang belum setotal perawat-perawat Jepang--yang saya amini, tentunya.

Meskipun begitu, Ajip Rosidi dengan sukses menggambarkan kearifan dan kesederhanaan budaya Jepang yang sampai sekarang masih dianut dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari oleh orang Jepang. Seperti yang digambarkan dalam esai berjudul Hanami dan Tahun Baru, bahwa orang Jepang tahu cara berpesta dan bersenang-senang. Kearifan dalam budaya berkata jujur dan mengembalikan barang yang bukan hak milik ke kantor polisi. Sebagaimana juga rasa tanggung jawab tinggi yang tercermin dalam pelayanan pegawai negeri di sektor publik dan pemerintahan yang patut kita teladani.

Pendapatnya tak lepas dari prinsip, pandangan, dan kebudayaan orang-orang Jepang yang familiar sekali bagi saya karena saya sering sekali baca komik-komik jepang sejak kecil. Hanya saja Ajip Rosidi terlalu berat sebelah dalam menceritakan sudut pandanganya. Menjelekkan negara sendiri disaat yang sama memuja negara lain terasa tidak pas. Maksudnya baik sih, demi membangun negeri yang masih carut marut karena pemerintahan yang buruk. Tapi lama-lama jadi terasa mengganggu. Mungkin sekali dua kali menyindir tidak masalah, tapi kalau terlalu sering bisa membuat pembaca risih. Malah terkesan kurang bijaksana dalam berpendapat. Walau beberapa esai terakhir orang Jepang itu sendiri pun lebih banyak disindir karena kekurangannya. Tapi, menurut saya, sindiran yang overlapping terhadap negeri sendiri dalam setiap esai justru mengurangi keindahan Jepang secara keseluruhan. Saya memang tidak pernah cocok dengan gaya bertutur dan kritik nyinyir meski beberapa orang menyukainya.

Sayang sekali buku ini terlalu tipis untuk diceritakan semuanya, jadi biarlah sepenggal saja yang saya ungkap. Sisanya bisa dilanjut baca sendiri. Hehe. Yang jelas, bagi pecinta Jepang, tak ada salahnya melengkapi koleksi bacaan dengan buku ini, lumayan buat pendalaman saat nanti baca komik, jadi bisa lebih memahami sistem keseharian yang akrab ditampilkan dalam keseharian karakter komik. Kumpulan esai Orang dan Bambu Jepang karya Ajip Rosidi dan buku-buku klasik terbitan Pustaka Jaya lainnya sekarang ini sudah bisa dipesan disini lho dan dapatkan discount 30% all itemnya. Akhir kata, selamat membaca :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...