Sabtu, 31 Januari 2015

Santa gave me Just One Day by Gayle Forman

Judul: Just One Day (Just One Day #1)
Penulis: Gayle Forman
Penerjemah: Poppy D. Chusfani
Penyunting: Barokah Ruziati
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun: Februari 2014
Hlm: 400
ISBN: 9789792298208
Rating: 4,5/5
Sinopsis:

JUST ONE DAY:   
Seumur hidup, Allyson Healey anak baik-baik. Lalu pada hari terakhir tur ke Eropa, ia bertemu Willem. Cowok Belanda itu aktor drama berjiwa bebas, sama sekali tidak seperti Allyson. Namun, ketika Willem mengajaknya meninggalkan rombongan dan ikut ke Paris, Allyson setuju. Keputusan spontan yang tidak sesuai dengan sifat Allyson ini membuatnya mengalami hari yang penuh risiko dan romantis, kebebasan, dan kemesraan: 24 jam yang mengubah hidupnya.
Allyson Healey yang selama 18 tahun ini bahagia, dengan keluarga yang sempurna, Ibu yang mengorganisi semua kegiatan dan masa depannya.Allyson is a straight A student, dan hidupnya selalu berada di jalur yang tepat. Ia juga punya Melanie, seorang sahabat yang sudah dikenalnya sejak umur 8 tahun.

Pada liburan musim panas terakhirnya sebelum ia berangkat ke Boston untuk memulai kuliah perdananya, Allyson dan Melanie mendapatkan kesempatan ikut tur musim panas di eropa. Tapi ia sama sekali tidak menikmatinya. Mereka hanya pergi dari satu museum ke museum lainnya. Allyson tidak merasa mendapatkan pelajaran apapun yang berharga dari tur ini.

"Aku tidak yakin aku punya bakat untuk itu. Orang-orang selalu berkata bagaimana perjalanan dapat memperluas sudut pandangmu. Aku bahkan tidak yakin apa maksudnya, tapi perjalanan ini tidak memperluas apa-apa untukku, karena aku tidak berbakat."

Kemudian dia berkata, "Melancong tidak butuh bakat. Kau hanya perlu melakukannya. Seperti bernapas." ~p.58

Lalu pada malam terakhir, ia dan Melanie menyelinap untuk menonton pertunjukkan Shakespeare jalanan. Dan keesokan paginya, di kereta menuju London ia bertemu Willem, aktor yang memerankan Sebastian pada pertunjukkan malam sebelumnya, lalu ketika Willem mengajaknya pergi ke Paris untuk sehari, Allyson berkata 'Ya'. Dan itu pertama kalinya Allyson keluar dari jalur.

Kurasa kebahagiaan ganda adalah kedua pihak yang saling menemukan." ~p.93

Paris sama seperti ekspektasinya. She's in love with Paris! ...and maybe with Willem, too? Sepanjang perjalanan mereka berkeliling Perancis, Allyson memakai samaran, ia seorang Lulu, bukan Allyson. Tapi setelah semalam, Willem has gone and Allyson left Paris. 

Kemudian dimulailah semester pertamanya sebagai mahasiswa pra-kedokteran di Boston. Tidak seperti masa SMAnya yang cemerlang, Allyson kesulitan mengikuti perkuliahannya. Ia bahkan kesulitan menjalin pertemanan. Allyson merasa kosong. Ia merasa lelah berpura-pura menjadi anak sempurna.

"Garis antara identitas diri asli dan palsu menjadi buram di kedua sisi. Menurutku, itu metafora yang layak bagi jatuh cinta."

Kemudian ia berteman dengan Dee, anak afro super pintar yang untuk pertama kalinya menemani hari-hari Allyson. Ia pun menceritakan banyak hal. Dee mendukungnya untuk mencari Willem karena, akui saja, she needs closure. Ia harus tahu apa yang terjadi. Mengapa Willem pergi? Apa yang saat itu terjadi padanya? Apakah Willem kembali untuk mencarinya dan mendapati bahwa Allyson sudah pulang?

C'es courageux d'aller dans l'inconnu : Sungguh berani untuk memasuki daerah tidak dikenal

Dan itulah yang Allyson lakukan. Tidak peduli sebanyak apapun ia terlihat idiot, sepanjang ia terus mencoba melakukannya, ia adalah seseorang yang berani. Maka ia pun memutuskan untuk kembali ke Paris untuk mencari Willem. Untuk mendapat sebuah jawaban.

"Kenapa tidak kau coba saja? Serahkan pada takdir."

Takdir. Kurasa itu kata lain untuk kecelakaan.
Yang tidak lagi kupercaya.

Saya tidak menyesal membaca buku ini, nyaris saya beri full star, sayangnya akhirnya cliffhanger, ugh. Really can't wait to read Just One Year, buku sekuelnya. Di paruh pertama alur berjalan lambat, perjalanan mereka ke Paris memang menyenangkan dan banyak diskusi menarik. Lalu semakin membosankan ketika memasuki bagian Allyson yang sulit beradaptasi di dunia perkuliahan. 

"Bagaimana dengan orangtuaku?"

"Bagaimana dengan orangtuamu?"

"Aku tidak bisa mengecewakan mereka."

"Bahkan jika artinya kau mengecewakan diri sendiri? Aku ragu itulah yang mereka inginkan darimu."

Saya merasa Allyson sangat egois dan awkward. Karakternya menjadi sulit dan dia mencoba mengusir semua orang yang ingin dekat dengannya. Yang memang sangat wajar karena Allyson sedang dalam fase mencari jati dirinya. Hidupnya, cara pandangnya, dan secara keseluruhan, dirinya sudah tidak sama lagi sejak bertemu dengan Willem. Siapa yang menyangka satu hari saja mampu mengubah segalanya, ya?

Saya menyukai bagaimana selanjutnya karakter Allyson berkembang. Ia bertemu teman baru, berani membuka diri, dirinya yang sesungguhnya. Mulai berani untuk menyatakan pendapatnya, melepas diri dari kontrol Ibunya yang posesif. Bekerja paruh waktu dan belajar bahasa perancis untuk kemudian terbang sendiri ke Paris. Wow, what a great achievement just from that one day in Paris. She has gone far from what she used to be. 

"Aku sangat andal berpura-pura sampai tidak sadar saat melakukannya."

"Oh, Sayang, tidakkah kau belajar apa-apa dari drama-drama ini? Tidak ada bedanya antara pura-pura dan sungguh-sungguh." ~ p.244

Dan tidak lupa Gayle Forman membawa kita berjalan-jalan di Eropa. Paris terutama. Tapi ia juga menyelipkan deskripsi detil sudut-sudut Amsterdam, bagaimana keramahan orang-orangnya, bagaiman kanal-kanal dan cafe-cafe di sudut Paris begitu indah. Wow, saya jadi pengen kesana.

Buku ini cukup tebal dan memiliki penyampaian mendalam. Sayang terjemahannya kurang luwes. Tidak seperti buku 'If I stay' yang terjemahannya sangat enak dibaca.  Saya rasa akan lebih 'mengena' jika langsung membaca dalam bahasa aslinya. Karena kalimat dan diksi Gayle Forman selalu indah.

Saya rasa buku ini memang cocok dibaca untuk kalangan coming of age. Para remaja yang sedang beranjak dewasa. Akhir belasan-awal dua puluhan. Usia awkward dimana kita craving for something more, masih bingung terhadap perubahan dan banyaknya pilihan, unsure of future, feeling lost and trying to live in the moment. What a great book.

***



Halo Santa, maaf ya aku terlambat submit reviewku karena jujur saja aku baru selesai baca malam ini (dan selesai mereview malam ini juga). Aku baca buku ini cukup lama, karena rasanya kayak naik roller coaster. Mulai dari nggak tega sama kisah suram mereka di Paris. Oke, sebenernya nggak suram-suram amat sih, soalnya kan ini kisah tentang jatuh cinta mereka, tapi aku sedih banget sama mereka berdua yang harus terpisah seperti itu.

Trus aku bosan di pertengahan karena Allyson mellow yellow galau gitu. Jadinya aku selingin baca buku lain. Eh malah selesai baca 5 buku lain, ckck. Minta ditabok bener deh ya. Tahu-tahu sudah deadline aja dan aku malah melancong dari Jogja ke Madiun, Madiun-Jogja, lalu Jogja-Madiun lagi. Bukunya ku bawa-bawa tapiiiii nggak sempet bacanya #plak *ditabok beneran*

Anyho, akhirnya selesai juga lho. Setelah bersabar-sabar menghadapi sikap Allyson yang nyebelin itu, rupanya paruh kedua buku ini nggak mengecewakan. Malah bacanya jadi cepet banget dan hiks, terharu banget sama endingnya yang bikin pengen jedotin kepala saking gantungnya! Thank you for giving me this awesome book. Nggak rugi masukin bukunya ke wishlist.



Trus, soal Secret Santaku, awalnya aku kesulitan nebak. Tapi pada akhirnya bisa kutebak juga. Bisa baca cerita lengkapnya yang panjang lebar disini. Santaku adalaaaaah~ jeng jeeeeng Atria @ My Little Library

Berdasarkan clue nya (dan sedikit bantuan dari mba Bzee) aku pun mengurutkan warna biru itu. Awalnya ketemu barisan huruf acak yang nggak jelas apa artinya karena terlalu banyak huruf konsonan. Mana ada nama orang dengan huruf konsonan sebanyak itu kan? Makanya sempat nyerah selama dua minggu lalu mulai mencoba memecahkan kode lagi.

Ternyata, LMIYLTBARLTIREY yang bila disusun dengan benar menjadi MY LITTLE LIBRARY

Thank you ya Mbak Atriaaa~ hahaha. Saking senengnya, aku sempet ninggalin komentar di post riddle-nya Mba Atria, cuma buat nakut-nakutin. Something like, I know who you are and I know what you did to me kekeke. Sorry iseng.


Baca Bareng Secret Santa


***
Novel ini saya baca dalam rangka Lucky No. 15 Reading Challenge, kategori Freebies Time. Buku ini diberikan oleh Atria @ My Little Library dalam rangka event Secret Santa 2014


Freebies Time: What’s the LAST free book you’ve got? Whether it’s from giveaway, a birthday gift or a surprise from someone special, don’t hold back any longer. Open the book and start reading it now :D

My review for this series:
#1 Just One Day
#2 Just One Year
#2.5 Just One Night

Senin, 26 Januari 2015

Lucky No.15 Reading Challenge

I shouldn't have joined another Reading Challenge. Tahu sendirilah gimana nasib RC-RC tahun sebelumnya, gatot semua. But, this RC particularly very interesting, so I decided to join it and to break my boundaries. Ga masalah gatot enggaknya, yang penting saya mau dan berani mencoba hal baru. Yup, never join it before.


If you are interested to join Lucky No.15 Reading Challenge, you should register at Astrid @ Book to Share

Here are the 15 categories:

  1. Chunky Brick: Grab that book with more than 500 pages that you’d always been afraid to tackle. You know you can do it! Forget About It by Caprice Crane
  2. Something New: Just purchased a book lately? Don’t let it buried in your stacks, read it now! Finally You by Dian Mariani
  3. Something Borrowed: Read a book that you borrowed from someone else. Don’t make the owner waiting forever for you to finish it. (Books borrowed from friends, libraries, or even rental places, are allowed) As Seen On TV by Christian SimamoraNot A Perfect Wedding by Asri Tahir
  4. It’s Been There Forever: Dig your TBR pile and read a book that has been there more than a year. It’s time for you to appreciate it :) - Runaway Ran by Mia Arsjad
  5. Freebies Time: What’s the LAST free book you’ve got? Whether it’s from giveaway, a birthday gift or a surprise from someone special, don’t hold back any longer. Open the book and start reading it now :D - Just One Day by Gayle Forman, Twivortiare by Ika Natassa; Wedding Rush by Jenny Thalia Faurine
  6. Bargain All The Way: Ever buying a book because it’s so cheap you don’t really care about the content? Now it’s time to open the book and find out whether it’s really worth your cents.
  7. Favorite Color: Pick a book from your shelf which has your favorite color for its cover! Is it pink, red or black? You decide.
  8. First Initial: Read a book that has been written by an author whose first initial is the same with you (Example: My name is Astrid, and I can read anything written by Agatha Christie, Aesop, Arthur Conan Doyle, etc)
  9. Super Series: Read one (or more!) books that belong in a series, it can be trilogy, or tetralogy, or anything. - The Rise of Nine (Lorien Legacies #3) by Pittacus Lore, The Fall of Five (Lorien Legaices #4) by Pittacus Lore
  10. Opposites Attract: Read a book that’s been written by a writer whose gender is different from your own.
  11. Randomly Picked: Ask someone else (a friend, your spouse, even your kids!) to randomly pick a book from your TBR pile. Don’t complain whatever they choose for you, just read it :) - Selimut Debu by Agustinus Wibowo picked by Tezar @ Membaca Buku, Next is..
  12. Cover Lust: Grab a book from your shelf that you bought because you fell in love with the cover. Is the content as good as the cover?
  13. Who Are You Again?: You’ve never read a book from this author, maybe you haven’t even heard his/her name before. But who knows? Maybe he/she will become your new favorite author! - Gone Girl by Gillian Flynn
  14. One Word Only!: Read a book that only has one word for its title (number is allowed as long as it’s only consisted of one word, e.g: 1, 2, 11).- Matched (Matched #1) by Ally Condie, Crossed (Matched #2) by Ally Condie
  15. Dream Destination: Read a book that has setting in a place you’ve never visited before – but would like to if you have a chance. Could be real places or even fictional! - Just One Year by Gayle Forman

Okay, wish me luck, guys :)

Sabtu, 24 Januari 2015

Readathon Day! #timetoread

Hari ini saya ikut merayakan Goodreads National Readathon Day 2015. Untuk pertama kalinya Goodreads mengadakan event ini. Readathon berasal dari kata Read dan Marathon, kita diajak untuk membaca buku selama 4 jam berturut-turut pada hari ini, 24 Januari.

Karena adanya perbedaan waktu, maka warga seluruh dunia tidak dapat melakukan Readathon secara serentak. Namun, Goodreaders Indonesia mengadopsinya dan kita bisa berpartisipasi sesuai dengan waktu setempat, yakni pukul 12 siang hingga 4 sore, WIB. We have 4 hours to finish a book(s).

I didn't sign up officially in Goodreads Indonesia, maupun Goodreads di Amerika. Jadi ya, I did it for myself, hehe. Kebetulan, saat jam 12 siang tadi, saya lagi di kereta dalam perjalanan menuju Yogyakarta, Saya membaca Matched by Ally Condie.



Matched ini sudah ada dalam timbunan saya, sejak, hm, maybe like a year ago. Tapi sudah menjadi wishlist saya lebih lama lagi, sejak 2011, ketika saya sedang sangat terobsesi dengan genre dystopia. Saya beli bersamaan ketika saya membelikan kado arisan untuk.. untuk siapa ya saya lupa, hehe maap. Yang jelas, halaman bukunya sudah ada bercak menguning, hiks.

Anyway, saya sukses membaca hingga 234 halaman, berdasarkan statistik goodreads saya berhasil menyelesaikan 61% dalam waktu 4 jam.

Berdasarkan 61% yang sudah saya baca, menurut saya buku ini lumayan membosankan. Mungkin karena termasuk trilogi jadi sengaja dibuat sebagai pengantar untuk membangun suasana dan memantapkan pondasi cerita. Segitu aja ya, nanti komentar panjangnya saya jadikan satu dalam review utuh saja :D

Sebenarnya saya yakin bisa menyelesaikannya dalam sekali duduk, mungkin bisa kurang dari 4 jam dan tambah satu buku lagi. Tapi apa mau dikata, di kereta saya malah ketiduran. Sampai kamar kos, saya bersih-bersih, mengepel, makan, dan semua itu memakan waktu satu jam. Lalu di satu jam yang tesisa, saya malah tidur-tiduran dan tidak maksimal membacanya. 

Fiuuuh, Readathon pertama yang sangat dipaksakan dan berakhir tidak efektif (kalau nggak mau dibilang gagal). Tapi yah, alhamdulillah yaa~ masih sempat membaca di sela-sela waktu itu. Lumayan deh dari pada tidak sama sekali :)

Kalau kamu, hari ini baca apa?

Kamis, 22 Januari 2015

Come On Over

Judul: Come On Over (CO2)
Penulis: Christian Simamora
Penyunting: Alit Tisna Palupi
Proofreader: Tharien
Penerbit: Twigora
Tahun: 2014
Hlm: 436
ISBN: 9786027036208
Rating: 3/5
Sinopsis:
CO2:   
KATAKAN PADAKU, BAGAIMANA CARANYA MERELAKAN SESEORANG
YANG TAK PERNAH JADI MILIKMU?

Dear pembaca,

Sejak ide dasar cerita ini muncul di kepala, hidupku benar-benar tidak tenang. Aku dipaksanya memutar otak, mengerjakan plot, memikirkan kedua tokoh utamanya hampir sepanjang waktu. Dan tiga bulan kemudian, akhirnya aku bisa menghela napas lega. Cerita tentang Jermaine dan Tata berhasil kurampungkan untuk kalian, pembaca tersayang.

Ide dasar Come On Over muncul karena terinspirasi sejarah sedih di balik salah satu karya klasik terpopuler sepanjang masa: “Für Elise”. Tahukah kamu, Beethoven menulis lagu itu untuk seorang perempuan, yang ternyata belakangan membuatnya patah hati? Apa mau dikata, cinta memang tidak pernah mudah. Dan bagian tersulit dari mencintai seseorang adalah menunggu dia balas mencintaimu.

Jadi bagaimana, apakah sekarang kamu siap untuk membalik sampul depan dan memulai perjalananmu bersama buku ini? Besar harapanku kamu akan menikmati sebesar aku menikmati proses menulisnya. Selamat membaca dan, seperti biasa...

selamat jatuh cinta.


Untuk pertama kalinya, Christian Simamora melabeli novelnya dengan seri #JBOYFRIEND. Artinya, seluruh buku yang ia tulis, mulai dari Pillow Talk sampai As Seen On TV (novel terbaru setelah CO2) semua karakter cowoknya bernama J-something. Dalam novel CO2 ini, namanya Jermaine.

Cowok blasteran dari keluarga tajir melintir ini berjiwa romantis. Saking romantisnya, ia memesan kotak musik dari toko Crystal Clear tempat Tata bekerja. Naasnya, lamaran publiknya ditolak. Ia patah hati dan mengembalikan kotak musiknya. Tata yang tidak tega melihat cowok tampan itu sedih malah menghiburnya. Mereka pun berteman akrab. 

Bagi Jermaine, Tata adalah teman Bro-nya.Which makes her unavailable. Tapi kenapa kok perasaannya perlahan berubah. Padahal Liz (mantan pacarnya) calon istri idamannya sudah mengajak balikan. Lalu bagaimana dengan Tata?

Salah satu nilai positif dari buku ini, saya suka sama karakter Tata yang mulutnya kotor abis. Beda dari cewek-cewek #JBOYFRIEND sebelumnya. Selain itu alurnya seperti biasa, fast pace dan tidak ketinggalan witty dialog khas ChrisMor. Untuk karakter Jermaine yang super romantis ini sebenarnya tipe saya banget, tapi saya langsung ilfil ketika Jermaine sering menggunakan ungkapan kata "Ih" dalam dialognya. Like, cowok macam mana yang sering ngomong Ih-Ih melulu, kenapa malah ceweknya yang ngomongnya kotor penuh makian. So, kesimpulannya, Jermaine terlalu feminin. 

Kalau dipikir-pikir, karakter cowok (para JBoyFriend ini) cenderung submissive dan ceweknya super dominan. Sangat tidak mainstream kan ya. Kalau biasanya, di novel-novel lainnya yang ngemis-ngemis cinta para cewek, kalau di buku ChrisMor, gantian cowoknya yang tidak berdaya. Walaupun menurut selera pribadi, saya lebih suka karakter cowok dominan karena kesannya lebih tradisional (loh, alesannya nggak mutu). Ya maklum, saya kan cewek produk lama (kok suram sih). Tapi nggak apa-apa, I like it. Sesekali gini dong ya bacaannya. 

Selain faktor karakter diatas, Chrismor masih setia dengan kosa kata gaulnya. Seperti eibiji, Aitotyuarmaipren. Kemudian konten barang branded dan latar belakang kaum jetset. Serta konten percakapan yang superbitchy, so, you have to be at least 18++ ya kalau baca buku ini. 

Kemudian Chrismor juga menciptakan dunianya sendiri, atau lebih tepat kalau saya katakan, dunia JBOYFRIEND. Karena karakter-karakter dalam novelnya sebelumnya sering muncul disini (dan di novel lainnya), seperti majalah Mascara, twitter National Riches (kalau ini baru), Hezekiel Rupawan, Cindy Tan, Devika, dll.

I always adore Christian Simamora's writing style. Tottaly unique and I hardly find it in another Indonesian writer. Makanya, saya tidak pernah absen baca karya-karyanya (meskipun yang ini modal pinjam). As you can read in my reviews of his other books here, tulisan Chrismor masih gitu-gitu aja. Nggak ada perkembangan karakter maupun ide cerita yang baru. Dan Chrismor memang mengakui itu. Karena jujur aja nggak ada ide cerita yang benar-benar baru, tinggal gimana mengolahnya menjadi segar. Chrismor sangat piawai dalam hal ini, tapi karena bukunya akhir-akhir ini begitu-begitu saja, tentu saya bosan juga.

Senin, 19 Januari 2015

Remembrance

Judul: Remembrance
Penulis: Michele Madow
Penerbit: Dreamscape Publishing
Hlm: 314
Tahun: 25 Juli 2011
ISBN: 9780615512440
Rating: 2/5
Format: Ebook
Sinopsis:
Remembrance:   
Lizzie Davenport has been reincarnated from 1815, England ... but she doesn't realize it until she meets her soul mate from the past and he triggers her memories to gradually return.

When Drew Carmichael transfers into Lizzie's high school, she feels a connection to him, like she knows him. But he wants nothing to do with her. Reaching Drew is more difficult because she has a boyfriend, Jeremy, who has become full of himself after being elected co-captain of the varsity soccer team, and her flirtatious best friend Chelsea starts dating Drew soon after his arrival. So why can't she get him out of her mind?

Lizzie knows she should let go of her fascination with Drew, but fighting fate isn’t easy, and she’s determined to unravel the mysteries of the past.

Sinopsis diatas kurang lebih sudah dengan sangat jelas mendeskripsikan alur ceritanya. Jadi saya langsung masuk ke reviewnya saja ya. Saya sangat tertarik dengan ide cerita reinkarnasinya. Jarang saya temukan tema reinkarnasi. Begitulah awal ketertarikan saya membaca novel ini, selain karena covernya yang cantik banget itu.

Yang jelas, saya punya alasan kuat untuk memberikan rating rendah di goodreads. Penulis gagal membuat saya mencintai karakternya. Jujur nggak ada satu pun karakter yang saya suka disini. Lizzie terlalu setia, tapi saya nggak suka sama dia. Dia anak baik-baik tapi toh akhirnya dia malah nggak berbuat hal-hal baik ke temen-temennya, kecuali bahwa dia mau aja jadi tempat curhat. Menurut saya itu pun lebih karena pengaruh Ibunya yang seorang psikiater, jadinya dia lebih attentive kepada teman-temannya. Bahkan, Ibunya pun nggak segitunya berperan dalam masalah-masalah anaknya, gimana sih?

Selain itu perkembangan karakter Lizzie si anak baik-baik jadinya membuat dia munafik. Bahkan ketika pada akhirnya dia marahan dengan Chelsea, dia malah nggak sedikit pun bersimpati maupun merasa bersalah. Yang dipikirin justru Drew. Lizzie jadi egois. Well, sejak awal memang dia sudah terlihat egois, tapi dia jadi tambah egois, dan saya nggak suka. 

Lalu saya juga kurang setuju dengan plot Lizzie menyelinap keluar rumah malam-malam cuma buat kencan sampai pagi. Dan buru-buru pulang ke rumah menjelang matahari pagi terbit (kalau disini mungkin sekitar subuh) hanya karena ia tidak ingin ketahuan jadi anak nakal dan kena masalah. Oh, bad decision. Kalau karakternya lebih dewasa, masih bisa dimengerti. But, Lizzie masih anak SMA lho, dan lagi, penulis sudah pakem memberi status dirinya anak baik-baik. Adegan anak baik-baik jadi suka nyelinap diam-diam buat pacaran sampai pagi seakan menjustifikasi bahwa kalian pun boleh melakukan hal yang sama. Jangan sampai ada pembaca yang tadinya anak baik jadi menyimpang karena berpikir, "Anak baik-baik kayak Lizzie aja bisa, kenapa aku enggak?"

Oke, enough bashing Lizzie. Saya akan bahas karakter lain. Hm, apa ya, Chelsea selfish dia cantik dan sebagainya, like she's the queen and thus make Lizzie her bees. Nggak heran Lizzie tumbuh jadi agak munafik. Drew? Hm, dia terlalu tidak menarik untuk saya jelaskan. He's fine and all, but that's all.

Jeremy is fun, dia baik, termasuk siswa yang aktif dan populer, bahkan dia setia dan sayang banget sama Lizzie meskipun kepopulerannya membuat dia disukai banyak orang. Tapi sisi jeleknya, dia jadi suka merendahkan orang lain, terutama merendahkan Lizzie. He thinks too good of himself, but menurut saya itu wajar. He's a jerk by doing that, but looking from his circumtances, that clearly understandable, like Lizzie's Mom said, he's going on a phase.

Tapi jeleknya lagi, alurnya lambat. Dan banyak repetisi yang saya temukan pada 3 bab pertama, contohnya, Liz selalu merasa Drew familiar. Liz merasa pernah bertemu Drew disuatu tempat, tapi ia tak ingat dimana. Well, dengan berbagai variasi tentunya. Tapi selalu diselipkan di sela-sela adegan mereka, which is boring.

Tapi karena dasarnya saya penasaran dan tertarik untuk melihat bagaimana ide reinkarnasi ini akan dielaborasi, maka saya bertahan sampai selesai. Jujur, nothing much. Saya bosan. Karena, selain isinya cemen, it's poorly written. Atau mungkin karena pasarnya adalah remaja yang kemungkinan besar sudah puas dengan eksekusi novel ini. Sedangkan saya seleranya sudah berubah. Well, maybe. 

Kamis, 15 Januari 2015

All You Can Eat

Judul: All You Can Eat
Penulis: Christian Simamora
Penerbit: Gagasmedia
Tahun: 2013
Hlm: 472
ISBN: 979780643x
Rating: 3/5
Sinopsis:
AYCE:   
‘CINTA KOK BIKIN SEDIH?’


Dear pembaca,

Berbeda dengan penulis lain di luar sana, aku akan berterus terang mengenai akhir novel ini: bahagia. Tapi, kumohon, jangan desak aku untuk menceritakan awal ceritanya. Juga tentang siapa Sarah, siapa Jandro, dan apa yang menghubungkan mereka berdua.

Aku juga tak akan melebih-lebihkan penjelasanku mengenai novel kesepuluhku ini. ‘All You Can Eat’ memang bukan cerita yang orisinal. Jadi, jangan terkejut saat mendapati ceritanya mengingatkanmu pada curhatan seorang teman atau malah pengalaman hidupmu sendiri. Ini tentang seseorang yang istimewa di hati. Yang tak bisa kamu lupakan, juga tak bisa kamu miliki.

Jadi, apa keputusanmu?
Kalau setelah penjelasan tadi kamu masih ingin membaca novel ini, tak ada yang lagi bisa aku katakan kecuali: selamat menikmati.

Dan selamat jatuh cinta.


CHRISTIAN SIMAMORA

Sarah needs perfect getaway from her messy breakup with cheating boyfriend. Untuk cewek se-cool Sarah, saya heran kok bisa ya dia dimanfaatkan cowok abal-abal kayak gitu. Bad choice!

Sahabatnya yang kaya raya sampai istilahnya berak duit, eh atau muntah duit ya, menawarkan villa milik keluarganya di Bali. She fly to Bali with style, her agenda is to finish her movie script and heals her heart. Tapi rupanya di Villa sudah ada yang duluan make. It's Jandro.

Jandro ini adeknya Anye, beda usia mereka 7 tahun. He has a crush with Sarah since junior high, waktu itu sih Sarah sudah jadi anak kuliahan. Tertolak lah ia. Usut punya usut, si Jandro juga habis break up sama pacarnya dan butuh bertapa menenangkan diri.

Yah, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk sharing villa. Tapi karena Jandro ini sempet punya sejarah cinta bertepuk sebelah tangan dengan Sarah. Dan Sarahnya napsuan gampang tergoda dengan Jandro versi dewasa yang seksi abis. Jadilah mereka cinlok.

Problemnya, Sarah nggak enak sama Anye dan yang paling parah menurutnya adalah perbedaan usia 7 tahun itu. Oh please deh, dua alasan yang menurut saya sebenarnya cemen tidak separah kalau pasangan beda keyakinan, beda status sosial, mungkin juga kasus beda suku, tidak direstui orang tua, salah satu (bahkan dua-duanya) sudah menikah, atau salah satunya penyakitan atau akan menjelang ajal. Well, beda usia itu bukan hal besar. Lalu rasa nggak enak sama Anye itu, kalau lihat karakter Anye sih, masih bisa dikompromikan lah.

Lalu, reviewnya.. Hm, gimana yaa, jujur saya capek baca buku ini. Singkatnya, buku ini kepanjangan, like.. harusnya bisa disingkat jadi 200an halaman aja tapi diseret-seret, trus jadi merembet dan malah kemana-mana. Capek deh..

Trus kedua, saya kipas-kipas bacanya. Nggak hanya karena pendeskripsiannya yang super hawt dan sangat eksplisit, tapi juga kipas-kipas karena emosi sama karakter dan masalah yang nggak kelar-kelar. Perlu saya tekankan ya buku ini khusus kalian yang berusia 21+ karena mengandung isu dewasa yang sangat eksplisit.

Lalu ada karakter maupun trivia dari buku CS lain yang jadi cameo di AYCE tapi saya nggak hapal si karakter atau trivia A, B, C itu dari buku yang mana. Haha, lupa. Anyway, saya punya love-hate feelings sama si Jandro. Di satu sisi he's too good to be true, tapi di sisi lain dia itu cowok sok dewasa yang ngeselin.

Sedangkan Sarah ini cewek yang beneran cool seperti deskripsinya CS tapi dia itu agak, ehm, gampangan. Kenapa sih she can't control herself? Separuh buku ini isinya pikiran binal si Sarah lho, serius. 

Saya termasuk penggemar karya-karya Christian Simamora, lihat saja buku-bukunya yang sudah saya review disini. Tapi untuk AYCE ini saya jujur aja bosan. Bleh. Saya baca buku ini sampai sebulan, padahal biasanya 3 jam sudah selesai. Setiap sudah mulai masuk adegan binal, saya langsung eneg, lalu berhenti beberapa hari. Setelah itu saya mulai lagi dan skip bagian yang bikin bosen itu. 

Awalnya sih menikmati, blushing dikit, tapi ketika diulang-ulang yaaa, eneg juga nggak sih. Or is it just me? Seandainya adegan binal yang diulang-ulang itu dihilangkan, saya yakin buku ini bisa lebih ringkas minimal sampai 100 halaman deh. Well, maybe it is just me.

Diatas semua protes saya itu sebenarnya CS tetap pada gaya berceritanya yang khas dan meledak-ledak. Walaupun khusus buku ini saya menjumpai istilah dan kata-kata yang, IMO, alay. Semacam: remem-buh, eibiji, sowwy, puh-leez dan sebangsanya. Kalau kata-kata itu dihilangkan, atau diganti dengan kata yang lebih normal, saya yakin tingkat kekerenan buku ini at least nambah 15% deh.

Ide ceritanya memang mainstream tapi CS pandai menuliskannya. Karakternya seru, ceritanya lucu. Poin plus pada cover yang elegan dan seksi. Walaupun begitu, buku ini sangat melelahkan *tetep* *elap keringet*. Bahkan saya butuh dua bulan tambahan untuk bangun mood mereview buku ini. Harusnya dapat 2 bintang. Tapi karena buku ini lumayan lucu dan ada Anye yang lovable, ya sudah deh kasih tambahan satu bintang lagi. Kamu udah baca AYCE? Kalau menurut kamu buku ini gimana?

Senin, 12 Januari 2015

A Girl Who Loves A Ghost

Judul: A Girl Who Loves A Ghost
Penulis: Alexia Chen
Penyunting: Shalahuddin Gh
Penerbit: Javanica
Hlm: 551
Tahun: 2014
ISBN: 9786027010543
Rating: 3,5/5
Sinopsis:

A GIRL WHO LOVES A GHOST:   
“Kenyataan bahwa aku bukan lagi menjadi bagian dari dunia ini nyaris menghancurkanku. Jiwaku perlahan rusak oleh dendam dan amarah, hingga gadis itu muncul dan menemukanku.”

“Apa yang akan kau lakukan jika kau ternyata melihat sesuatu yang sebenarnya tidak nyata? Seperti misalnya, sesosok hantu berparas tampan? Bagaimana reaksimu seandainya kau terlambat menyadari bahwa kau telah jatuh terlalu dalam untuk bisa menemukan jalan kembali? Manakah yang lebih bijaksana, mengarungi neraka demi sebuah akhir bahagia ataukah menyerah dengan melepaskan? Apa yang akan kau lakukan jika kau jadi aku?”

 A Girl Who Loves A Ghost. 

Dari judulnya, pertama, saya mengira ini buku horor. Kedua, saya pikir ini buku terjemahan, selain karena judulnya pakai bahasa Inggris, penulisnya pun bernama Alexia Chen, terkesan seperti nama asing. Dan semua asumsi saya itu terpatahkan ketika saya membaca reviewnya Mas Dion @ Baca Biar Beken. Rupanya ini buku romance dan buku lokal pula (dengan setting Indonesia).

Buku setebal 551 halaman ini saya selesaikan dalam dua hari. Jauh lebih cepat dari perkiraan awal. Karena buku ini lumayan ringan dan seharusnya bisa diselesaikan dalam sekali duduk. Aleeta Jones, 20 something college student, bule (sebenearnya sih blasteran, tapi dideskripsikan memiliki fisik kaukasian (blond, tall, blue eyes, white skin) dan ia lahir dan besar di Indonesia, seorang WNI. Ia punya hobi aneh seperti mendoakan arwah korban meninggal yang ia baca di koran. Saat itu ia berdoa untuk Nakano Yuto, korban meninggal perampokan yang jadi headline koran paginya.

Siapa sangka kalau ternyata hantu tampan itu langsung muncul dihadapannya. Aleeta ketakutan setengah mati, tapi tak lama ia langsung kesal karena hantu sok ini bossy sekali dan memaksa Aleeta untuk membantunya. Kemudian dimulailah petualangan mereka membongkar misteri pembunuhan Nakano Yuto.

"Kau berada di Indonesia, tinggal di Indonesia, kuliah di salah satu universitas di Indonesia. Semua orang yang berada di tanah air Indonesia adalah orang Indonesia dan tentu saja bisa berbahasa Indonesia. Memangnya ada yang aneh dari itu? Aku juga lahir dan besar di Indonesia.” (hlm 384) 

Sebenarnya saya menyayangkan kenapa kedua karakternya harus blasteran semua. See, Aleeta Jones for instance. Kemudian Yuto Nakano (dan keluarga konglomerat Nakano dengan panggilan Tuan Muda, Nona, dsb). Hm, baik nama maupun deksripsi fisik kedua tokoh adalah orang asing semua meskipun diselingi embel-embel blasteran. Terkesan agak dipaksakan. Apakah penulis tidak cukup pede dengan tokoh orang Indonesia dan nama Indonesia? Memangnya ada yang aneh dengan produk Indonesia?

Padahal seluruh setting latar di Indonesia. Saya rasa kalau kedua tokoh utama ini bukan bule atau blasteran, pasti lebih mantap lagi. Kalau blasteran Jepang dan Amerika begini rasanya kayak baca fanfic jadul anak ABG pra-korean wave deh (kalau sekarang kan tren-nya blasteran Korea gitu).

Novel ini pemakai paham antiklimaks. Yah, sebenarnya lumayan bagus sih, terutama untuk pembaca yang butuh closure tentang apa yang terjadi dengan dua insan beda dunia ini setelah petualangan mereka berakhir. Tapiiiii.... Kemudian, saya kecewa dengan eksekusi endingnya. 

Oke, memasuki area spoiler. Tapi saya tidak akan spoiler. Intinya, pada bagian akhir mendekati ending. Haruskah Aleeta bersikap bodoh seperti itu? Menurut saya bagian ini cukup dipaksakan penulis yang ingin menambahkan adegan aksi. Tidak ada salahnya dengan penambahan adegan aksi yang menurut saya pun jadi bumbu yang cukup seru. Namun eksekusi menuju ke adegan aksi itu yang kurang digarap dengan baik.

Sangat disayangkan adegan tersebut malah membuat Aleeta tampak bodoh. Aleeta Jones yang cerdas, apa adanya, dan bisa bersikap profesional, eh tiba-tiba melakukan tindakan yang sangat bodoh dan murahan (oke, kata-kata makian seperti 'pelacur' dan sebagainya itu sungguh tidak sesuai dengan image Aleeta Jones). Memangnya tidak ada kalimat konfrontasi lain yang lebih berkelas? Keputusan bodoh Aleeta yang justru sangat out of character dari sosok karakter yang telah dibangun sejak awal.

Dan adegan bodoh kedua, yang lebih disayangkan lagi, adalah ketika Aleeta dihadapkan pada dua pilihan. 'Melepaskan' atau 'Menahan' Yuto disisinya. Sungguh luar biasa sekali, pilihan yang diambil Aleeta dan ini kembali membuat saya kecewa. Dengan pangsa pasar pembaca Young Adult seharusnya Aleeta, seorang mahasiswi cerdas dan berpendidikan, bisa membuat keputusan yang logis. 

Tiba-tiba saya teringat dengan demam Twilight saga. Saya khawatir hal-hal seperti ini justru menanamkan pemahaman yang salah tentang isu cinta terhadap generasi muda. Tahu sendirilah, mendewakan cinta diatas segalanya. Aleeta Jones is very Bella Swan. Eugh, mau semanis dan seromantis apapun kisah cinta mereka, saya merasa gadis-gadis seperti mereka itu tidak berpikir jernih dan menjadi sangat bodoh atas nama cinta. Bukan role model terbaik untuk anak muda. Padahal tanpa pendramatisiran 'sacrificing for love', novel ini sudah seru dengan seluruh ide cerita dan tema lainnya.

Terlepas dari semua kritik saya tersebut, novel ini sudah bagus sekali. Saya rasa penulisnya sudah sangat matang. Saya salut karena novel ini memiliki plot dan gaya bahasa yang rapi (ala terjemahan, meskipun jadi terkesan kaku/kurang luwes dan terjemahan sekali). Dan mampu meracik adegan paranormal, misteri, romansa, dan aksi menjadi satu kesatuan yang membuat saya tidak berhenti penasaran hingga akhir. 

Yah, seandainya dua hal bodoh yang menjadi kritik saya itu tidak ada (atau di revisi), saya jamin novel ini mendapatkan full star karena menjadi novel lokal yang ringan sekaligus cerdas. Saya bahkan bisa membayangkan novel ini akan sangat keren kalau diadaptasi menjadi film.

PS: Oh, belum selesai nih. Endingnya pun masih tidak jelas. Saya sampai terbengong-bengong kenapa bisa ada twisted plot yang sangat absurd di epilog novel ini. Hm, saya kesaaaal, pokoknya saya harus baca novel keduanya karena penasaran apa maksud keabsurdan itu, hehe.

Sabtu, 10 Januari 2015

Monthly Giveaway : January 2015




Monthly Giveaway January



Selamat tahun baru 2015. Akhirnya saya bisa menyelenggarakan Monthly Giveaway pertama di tahun ini. Semoga harapan dan target kita (iya, kamu dan aku) bisa terpenuhi semua. So, gimana rasanya 10 hari pertama tahun 2015? Apakah sudah mulai terasa hectic, masih warming up, atau lempeng-lempeng aja?


Di tahun baru ini saya ingin memiliki dua proyek. Salah satunya adalah Personal Project 2015: Donate for Comments. Saya akan mendonasikan Rp500 untuk setiap komentar yang masuk dalam entri yang saya post tahun 2015. Maka saya tidak akan bosan untuk mengingatkan kalian, please leave your comments as many as possible. Thank youuu~




Paket 1: 
Mr. Fox yang Fantastis - Road Dahl
Jari Ajaib - Road Dahl
Welcome to Twitterland: Manfaatkan Twitter untuk Mengeruk Rezeki! - Ali Akbar

Paket 2:
Keluarga Twit - Road Dahl
Charlie dan Elevator Kaca Luar Biasa - Road Dahl


Nah, untuk MG Januari ini saya menyediakan hadiah buku untuk dua orang pemenang. Koleksi Road Dahl ini disponsori oleh Steven @ Haremi Book Corner (thank you Mas Steven). So, bagi kalian yang pengen mendapatkan buku ini gampang, seperti biasanya, tinggal isi Rafflecopter di bawah ini :D

CONGRATULATION 

Paket 1: Ade Rusmana
Paket 2: Shofy Haizyahdrii

  • Pemenang harap segera konfirmasi Nama, Alamat Lengkap (sertakan Kec, Kel, Kab/Kota, Provinsi, Kode Pos, dan No. HP melalui Contact Me Form maksimal 27 Januari 2014.
  • Apabila pemenang tidak melakukan konfirmasi sesuai batas waktu yang telah ditentukan, maka akan dipilih pemenang baru.

  • Sign in: masukkan email atau username facebook kamu
  • Wajib isi nama dan identitas yang bisa di hubungi
  • Wajib meninggalkan komentar 
  • Lainnya Optional (follow GFC, subscribe email, follow twitter, follow bloglovin, tweet giveaway, dll) 
  • Semakin banyak mengisi entry, maka kesempatan menang semakin besar
  • Giveaway berlangsung tanggal 10-01-2015 pukul 09.00 WIB s/d 20-01-2015 pukul 12.00 WIB
  • Pemenang akan diumumkan tanggal 20 Januari 2015
  • Saya akan mengecek seluruh entry dan entry yg tidak valid akan dianggap gugur
  • Ada yang mau di tanyakan? [contact me]
  • Goodluck (^________^)

Good Luck

Kamis, 08 Januari 2015

An Other Heart

Judul: An Other Heart
Penulis: T. Andar
Penyunting: Yusuf Anas
Penerbit: Laksana (Diva Press)
Tahun: Juli, 2011
Hlm: 427
ISBN: 9786029786552
Sinopsis: 
An Other Heart:   
Ini dia novel yang demikian menggigit dan cerdas itu!

Dikisahkan Andrea Shelton selalu hidup sesuai keinginan ayahnya, bahkan saat ia harus menikhai Mark. Sikap diam Andrea membuat ibu dan adiknya, Alex, geram. Padahal, hanya satu yang Andrea sukai dalam hidupnya, yakni menulis, walau harus secara sembunyi-sembyuni karena ayahnya sudah menetapkan Andrea sebagai pemegang perusahaannya.

Alex sangat mengerti apa yang sesungguhnya Andrea inginkan. Alex tak ingin kakaknya selalu menjadi robot ayahnya. Alex mengatakan pada ayahnya kalau sebenarnya Andrea sudah memiliki seorang kekasih yang bisa menjamin hidup Andrea. Tapi, Alex tak tahu bagaimana dia membuktikan kepada ayahnya, karena sebenarnya laki-laki itu memang tidak pernah ada.

Hingga, akhirnya Alex bertemu dengan seorang laki-laki yang mau melakukan sandiwara untuk menikah kontrak dengan Andrea. Laki-laki itu bernama Daniel, seorang sutradara yang pernah membuatkan video klip untuk album Alex dan juga pernah bekerja sama dengan Mr. Shelton, ayah Andrea, untuk membuat iklan.

Lantas, bagaimana kisah selanjutnya dari suami bayaran tersebut. kenapa Daniel mau melakukan tindakan yang sangat berani tersebut? Bagaimana pula nasib Andrea kemudian?

Wow... benar-benar sebuah kisah yang sangat menarik dan penuh kejutan bakal Anda temui di sini!

Saya nggak suka dengan sinopsis di belakang cover buku. Sinopsis bodoh kalau boleh saya bilang. Dengan membaca sinopsisnya aja saya sudah tahu gimana ceritanya dari awal hingga endingnya. Ya walaupun cerita model harlequin gini sudah ketebak endingnya tapi kan, jadi nggak seru lagi kan..

Gaya bahasanya model terjemahan. Kalau nggak di kasih tahu Mas Dion penulisnya ini orang Indonesia, saya pasti kekeuh percaya ini buku terjemahan. Plotnya juga bagus, semacam Harlequin. Bagus banget, terstruktur, rapi, dan tidak ada yang sia-sia. Tapi sangat disayangkan kebanyakan dialog tidak penting yang seharusnya bisa di edit. Contohnya begini

"Andrea"
"Ya, Dad?"
"Hentikan dulu. Kita makan siang sekarang."
"Baiklah."
Andrea bangkit dan menata kertas-kertas di depannya.
"Ini makan siang yang spesial."
"Ada sesuatu yang penting?"
"Kau akan mengetahuinya nanti."

Dialog tidak penting itu bertebaran diseluruh bab. Padahal seharusnya penulis bisa meringkasnya dalam satu kalimat deskripsi atau dijadikan satu paragraf saja. Seandainya bisa lebih disingkat, saya berani jamin novel T. Andar ini nggak akan kalah dari Harlequin terjemahan penerbit sebelah.

Terlepas dari ketidakefisienan dialog tersebut, saya sangat menyukai ceritanya. Penulis sangat pandai membangun suasana. Karakternya pun kuat dan porsinya pas. Percaya nggak percaya, endingnya pun manis meskipun eksekusinya seharusnya bisa lebih tajam lagi (emang silet) but, saya puas.

Singkat kata, T. Andar ini penulis romance yang sudah matang. Even much better dari harlequin ecek-ecek yang banyak saya temui akhir-akhir ini.

Senin, 05 Januari 2015

The Chronicles of Audy: 21

Judul: The Chronicles of Audy: 21 (Buku 2)
Penulis: Orizuka
Penyunting: Tia Widiana
Penerbit: Penerbit Haru
Hlm: 308
Tahun: July 2014
ISBN: 9786027742215
Rating: 4/5
Sinopsis:
21:   
Hai. Namaku Audy.
Umurku masih 22 tahun.
Hidupku tadinya biasa-biasa saja,
sampai aku memutuskan untuk bekerja di rumah 4R.

Aku sempat berhenti, tapi mereka berhasil membujukku untuk kembali setelah memberiku titel baru: "bagian dari keluarga".

Di saat aku merasa semakin akrab dengan mereka,
pada suatu siang,
salah seorang dari mereka mengungkapkan perasaannya kepadaku.

Aku tidak tahu harus bagaimana!

Lalu, seolah itu belum cukup mengagetkan,
terjadi sesuatu yang tidak pernah terpikirkan siapa pun.

Ini, adalah kronik dari kehidupanku yang semakin ribet.

Kronik dari seorang Audy.






"Kenapa sih kamu suka aku? Maksudku, coba kasih satu alasan. Satu aja. Kenapa?"

"Kenapa enggak?" ~p.292

Setelah patah hati karena cinta nya terhadap Regan tak berbalas, Audy masih tetep naksir Regan. Yah mau gimana lagi, Regan memang memesona. Tapi rupanya ada entitas lain yang malah menyatakan cinta padanya. Audy jadi bingung ia harus bereaksi seperti apa.

Kronik seorang Audy di belantara rumah tangga 4R1A masih belum selesai. Perkembangannya menulis skripsi pun masih begitu-begitu saja. Tapi saya senang sekali dengan perkembangan hubungan Audy dengan para 4R. They have bonded.

Rafael sekarang sudah menganggapnya penting. Regan masih baik hati seperti dulu. Rex tetap dingin tapi mulai minta perhatian lebih dari Audy. Sedangkan Romeo, my favourite character btw, akhirnya dapat porsi yang lebih signifikan dalam Audy 21 ini. Yes

Selain perkembangan hubungan mereka, tentu penulis tidak lupa mengembangkan karakternya dong. Rafael yang selalu berperilaku layaknya orang dewasa itu sekarang sudah mulai menunjukkan usaha untuk sekolah dan bersikap sebagaimana anak usia 5 tahun. Romeo pada akhirnya mau sedikit membuka diri kepada Audy. Dan Rex, well, dia yang paling banyak mengalami perkembangan karakter. 

Saya jauh lebih suka buku kedua dibanding buku pertama. Memang sih karena ada progress dari seorang Romeo dengan Audy, well, sebenarnya ada progress dari semua R dengan Audy, tapi favorit saya tetep Romeo. Saya harap dibuku ketiga mereka berdua lebih punya banyak kesempatan. 

Saya paling suka sama bagian endingnya. Bikin ter-aaw-aww dan oh-so-sweet, sempet gegulingan sambil ber-kyaa-kyaa juga. Oke lebay. Rasanya pengen saya kutip semua dialognya yang bikin cewek mana pun mengharapkan cowoknya seperti R yang itu

"Aku mendeskripsikan kualitas yang aku nggak punya, dan aku cari," sanggah R**. "Love is the desire for perpetual possession of the good. Kata Plato." ~p.293 

Beberapa review bahkan bilang buku ini mengharukan dan bikin nangis. Sayangnya saya malah nggak bisa nangis. Saya cuma mendengus dan tertawa karena gaya bahasa Orizuka yang dengan pandainya menyelipkan celetukan kocak ditengah suasana sedih. Yah, mau gimana lagi, saya kan jadi pengen ketawa bukannya nangis. 

Saya bahkan nggak tahu lagi harus mereview apa lagi. Cuma satu: saya nggak sabar nunggu buku ketiganya terbit. Dan tolong, cepat ya!


The Series
Book #1: The Chronicles of Audy: 4R
Book #2: The Chronicles of Audy: 21

Jumat, 02 Januari 2015

The Chronicles of Audy: 4R

Judul: The Chronicles of Audy: 4R (Buku 1)
Penulis: Orizuka
Penyunting: Tia Widiana
Penerbit: Penerbit Haru
Hlm: 320
Tahun: July 2013
ISBN: 9786027742215
Rating: 4/5
Sinopsis:
4R:   

Audy merasa seperti sudah jatuh tertimpa tangga pula. Kedua orang tuanya yang lugu ditipu dalam investasi bodong dan membuat keluarga mereka jatuh miskin. Audy yang tinggal menyelesaikan skripsi terpaksa harus bertahan hidup di Jogja tanpa dana untuk menyokongnya. ang makan sudah habis. Bahkan kosnya pun sudah nunggak 3 bulan. Ibu kosnya sudah tidak sabar mengusir Audy dari kamarnya.

Ia melihat peluang untuk bertahan hidup 3 bulan lagi dalam lowongan pekerjaan di koran. Dicari babysiter.. dan berbekal semangat survival, ia pun terdampar di rumah hantu. Oke, salah, rumah tidak terawat yang menyeramkan. Tapi jangan salah, rumah itu berisi 4 orang cowok tampan berinisial R, Regan, Romeo, Rex, dan Rafael.

Tidak hanya tampan, mereka semua jenius. Regan, kakak tertua dari 4 bersaudara memberikan gaji di depan. Audy yang sudah kepepet langsung menandatangani kontrak kerjanya tanpa berpikir dua kali. Bodohnya, ia lupa membawa pulang uangnya dan langsung diusir dari kos. Sekarang ia homeless!

Tapi sesuai janji Allah, dalam surat Al-Insyirah 5-6, "Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."

Regan yang tampan dan paling baik pun mengizinkan dia tinggal di paviliun rumahnya. Tinggal serumah bersama 4R yang tampan-tampan. Siapa yang nggak mau? Tapi apa iya Audy bisa betah menghadapi kelakuan 3R lainnya yang super ajaib?

Nggak jauh beda nuansanya dengan novel-novel YA sebelumnya. Saya masih bisa merasakan betapa komikalnya setiap tokoh yang ia tulis. Dan semua karakternya lovable, dapat porsi yang pas dan tidak ada yang sia-sia. Dengan cara nya sendiri, orizuka selalu sukses menarik hati pembacanya saya. Oke, yang ngerasa saya penuh pujian ya maklumin aja ya, soalnya saya fans beratnya dan tidak kecewa dengan karya nya yang ini.

Karakter Audy sangat menyegarkan. Ia bersemangat, cerewet dan lovable namun bukannya tanpa cela. Karena masalah hidupnya, ia pun sering merasa rendah diri tapi berkemauan kuat untuk bertahan hidup. Ia membenci keluarganya yang menurutnya bodoh. Tapi toh sebenarnya Audy tipe yang nggak tegaan dan gampang terenyuh.

Regan, kakak tertua dari 4R. Seorang pengacara, karakternya tegas. Tidak hanya tampan ia juga baik hati. Paling normal diantara R lainnya. Itu yang membuat Audy terpesona dan jatuh cinta. Motivasinya menerima pekerjaan absurd ini, selain karena butuh duit, ia juga dapat bonus untuk bisa bersama Regan yang super tampan.

Rex, anak ketiga. Masih SMA. Sedatar robot. Dingin. Tapi paling sensitif diantara keempatnya. Meskipun Audy naksir berat sama Regan, tapi saya malah menangkap sinyal-sinyal keintimannya dengan Rex. Atau mungkin karena karakter mereka paling kontras ya. Audy penuh api, Rex dingin. Mungkin juga karena Rex yang paling sensitif dan diam-diam sering merhatiin Audy dibandingkan R lainnya yang cenderung cuek dan masa bodoh.

Rafael adalah anak terakhir. Umurnya baru 4,5 tahun tapi sudah seperti orang dewasa. Yah, mungkin karena faktor gen jenius keluarganya juga. Seharusnya Rafael ini yang Audy jaga karena kan tugasnya sebagai babysitter Rafael. Harusnya sih. Tapi faktanya, Audy kalah dominan dibanding Rafael. Kalah pintar maksudnya.

Romeo, anak kedua. Paling mirip ketampananya dengan Regan. Tapi joroknya minta ampun. Selain kucel dan ketombean karena jarang mandi. Romeo ini yang paling nggak jelas kerjaannya apa karena nggak pernah keluar rumah. Tapi justru Romeo ini karakter favorit saya.

Memang sih konfliknya Orizuka selalu sederhana dan sekilas tampak kurang 'dalam'. Tapi hebatnya, penulis tidak gagal menyampaikan pesan moral dalam setiap karyanya. Ia hanya pintar mengemasnya dengan adegan komikal, dialog lucu dan diksi yang tidak biasa. 

Selain menguak rahasia keluarga 4R yang misterius, penulis pun juga mampu mengemas masalah Audy dan keluarganya dengan ringan tapi masih mengena. Pesan moralnya, tidak ada orang tua yang tidak sayang anaknya. Orang tua yang sayang anaknya akan selalu mau berubah demi anak-anaknya.

Buku ini cocok buat young adult, masuk kategori remaja meskipun temanya lebih ke tema keluarga. Saya pun bisa lebih relate dengan Audy karena penulis memasukkan setting almamaternya, FISIPOL UGM, kampus tempat saya kuliah sekarang. Saya familiar dengan lokasi-lokasinya.

Sudah lama saya tidak baca karya Orizuka. Saya penggemarnya sejak Orizuka menerbitkan buku Me & Prince Charming, now look at her, it's already her 20th books! Dan saya nyesel karena baru bisa baca sekarang karena belum punya duit padahal yang lain sudah pada heboh mereview betapa bagusnya The Chronicles of Audy: 4R ini. And indeed, it's really good to read her writing again!


PS: Ini pun saya minjem, kalau ada yang mau berbaik hati ngirimin saya bukunya, please do so!!


The Series
Book #1: The Chronicles of Audy: 4R
Book #2: The Chronicles of Audy: 21

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...