Rabu, 26 September 2012

Pillow Talk


Judul: Pillow Talk
Penulis: Christian Simamora
Penyunting: Gita Romadhona
Penerbit: Gagas Media
Tahun: Januari, 2010
Hlm: 459
ISBN: 978979780933
Harga: IDR47500 (pinjem noninge)
Rated: 3.5/5
Sinopsis:
Pillow Talk:   
Pillow Talk: Setiap Hati Punya Rahasia

Kami ‘bersahabat’ sejak kecil.

Tepatnya, kalau ada kata lain untuk menggambarkan sesuatu yang melampaui ‘sahabat’, maka kata itulah kami.

Berbagi cerita, berbagi rahasia. Bahkan, tanpa disadari, kami pun membagi cinta.

Tapi, apakah kau tahu, rasanya saling mencintai namun bertahan untuk tidak saling memiliki?

Percayalah, ini lebih buruk dari sekadar patah hati.

Ini bukan kisah cinta yang ingin kau alami.

Emi dan Jo itu satu paket. Bersahabat sejak kecil membuat mereka tidak terpisahkan. Dimana ada Emi, pasti disitu juga ada Jo dan sebaliknya. Mereka berbagi segalanya, kecuali.. mungkin, rahasia hati.

Emi, dengan latar belakang keluarganya, membuat gadis itu nggak percaya dengan yang namanya monogami relationship. Dia malas punya pacar, jadinya ia lebih suka gonta-ganti cowok untuk sekadar ONS--One Night Service Stand. Karena itu dia juga benci Pillow Talk--ngobrol after.. you know.

Satu-satunya hubungan antar jenis yang langgeng ya sama si Joshua itu. Itu pun hubungan persahabatan, not a a relationship, she can't ever be his girlfriend setelah pengalaman pahit dulu itu. Sampai Dimas datang, akhirnya Emi mau settle down, kenal konsep monogami dan bahkan mempertimbangkan lamaran pernikahan!

Jo sendiri sudah lama diam-diam naksir Emi. Tapi saking pengertiannya dia tentang prinsip bebas bersyarat yang dianut Emi, dia sengaja nggak pernah keluar batas zona nyaman persahabatan mereka. Padahal Jo sering jadi tempat curhatan Emi, bahkan curhatan paling intim sekalipun. 

Begitu terus keadaannya, kebayang dong gimana perasaan Jo. Nah, bisa nggak ya kira-kira Jo terusan jadi keset doang sementara Emi yang takut berhubungan serius tetap lari kemana-mana, ke cowok mana pun, kecuali lari ke pelukan Jo.

Man and woman can never be best friends's rule applied.

Dari yang awalnya temenan akhirnya jadian memang klise. Tapi Christian Simamora pinter nih ngeramu jamunya jadi buku setebel 400 halaman nggak bikin pembaca bosen. 

Saya sangat menikmati interaksi Emi dan Jo. Disini Emi itu versi ceweknya Harris Risjad dari Antologi Rasa itu loh, lucu, bebas, dan seenaknya sendiri. Sedangkan Jo disini sekeren Harris lah minus sifat free willnya. Jo lebih bertanggung jawab, kalem dan konvensional. Dia beda banget dari Emi, meskipun beda Jo nggak munafik.

Dialognya mengalir lancar, ceplas-ceplos, lucu dan seringkali agak vulgar. Mungkin kita masih maklum ya kalau adegan vulgar itu hasil terjemahan buku asing, tapi untuk sebagian penganut aliran tradisional pasti kurang setuju dengan detail blak-blakan yang dianut Emi di muka bumi pertiwi ini. 

Hidupnya Emi serba bebas, dari awal sampai akhir dia tetap bebas sebebas-bebasnya. But somehow kita harus mengakui bahwa sebagian dari masyarakat kita melakukan hal tersebut. Yang bisa kita lakukan adalah menoleransinya dan usahakan agar anak-anak kita kelak tetap jadi anak yang santun dan nggak meniru kehidupan bebas Emi. 

Jadi buat anak-anak yang belum punya KTP, please ya jangan sentuh buku ini dulu. Sabar ajah nunggu status kalian jadi legal. Ini buku tulisannya juga Novel Dewasa gitu, jadi tahu diri ajah ya. Gimana pun kalian adalah generasi penerus bangsa yang harus menjunjung nilai-nilai pancasila *gua sok alim banget deh*  *prett cuiih*

Minggu, 23 September 2012

[un]affair

Judul: [un]affair
Penulis: Yudhi Herwibowo
Penyunting: Anton WP
Penerbit: Penerbit Katta
Tahun: 2012
Hlm: 172
ISBN: 9789791032780
Harga: IDR 33000
Rated: 3.5/5

Sinopsis:
[un]affair:   
Aku diam. Kali ini dengan debar jantung yang mulai bereaksi. Kudekatkan wajahku pada rambutnya, dan aroma ginseng samar yang bercampur aroma pewangi tubuhnya terhirup seakan asap ganja yang masuk ke rongga dada. Melegakan untuk sejenak-duajenak.

Setitik air kemudian kulihat luruh di dahinya. Semula aku mengira itu adalah sisa air hujan di rambutnya. Namun ternyata bukan. Rambutnya telah kering sejak tadi, sehingga kuduga itu pastilah titik keringat yang muncul karena cuaca yang mulai berubah, tak lagi dingin.

Titik air itu bergerak ritmis bagai gerakan titik embun di helai daun. Tak bisa kupungkiri, sekian lama kedua mataku telah memilih kedua matanya, sekian lama sekat-sekat pikiranku memilih bayangannya untuk hadir, sekian lama apa pun yang ada pada dirinya menjadi sesuatu yang penting untukku.

Ini membuat gemuruh di hatiku. Terlebih saat aku mulai melihat begitu jelasnya titik air itu bergerak perlahan menuju bibir kecilnya yang tak sepenuhnya tertutup. Seperti menunjukkan.

Nafasku tertahan...

Bila benar orang bilang yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama itu nyata, pasti Bajja sedang mengalaminya sekarang. Ia jatuh cinta pada gadis yang berpapasan dengannya di palang pemberhentian kereta. Oh, Wait! Sebelum salah paham, buku ini nggak menyuguhkan romance mengharu-biru lho ya. Hanya sendu. 

Hanya melihat sekilas saja, tidak berkenalan, tidak pula bertanya-tanya. Begitu saja sudah membuat Bajja tidak berhenti memikirkannya. Beruntung, beberapa hari kemudian gadis itu datang meminta Bajja mengerjakan cover design untuk bukunya. Dari situ Bajja tahu namanya Arra.

Kemudian tidak di sengaja keduanya berjumpa kembali dan Arra jadi sering menunggu kepulangan Bajja di depan rumah kontrakannya. Arra datang tanpa pemberitahuan dan tidak bisa di prediksi. Keduanya punya hubungan pertemanan yang aneh. Itu pun kalau bisa di sebut teman. Mungkin tepatnya teman dalam tanda kutip karena Bajja punya perasaan khusus pada Arra. 

Mereka tidak banyak mengobrol. Biasanya Arra datang saat ada masalah kemudian duduk di sofa buluk milik Bajja dan tertidur disana lalu pulang sebelum Bajja bangun. Bajja sungkan bertanya dan Arra pun tidak bercerita. Aneh kan? Tapi entah kenapa saat baca itu rasanya nyaman dan normal-normal aja.

[un]affair ini ditulis dengan gaya bahasa yang indah, cenderung nyastra menurut saya tapi tetep ringan dibaca. Mungkin sedikit oldies karena ada penggunaan kata 'engkau' tapi menurut saya konsisten dan cocok-cocok aja dengan keseluruhan suasana dan gaya bicara karakternya.

Penulis pintar sekali membangun suasana sendu. Ungkapan-ungkapan sendu Bajja mengenai kotanya, betapa ia suka hujan, betapa rindunya ia pada Arra. Setiap kalimatnya sanggup menangkap suasana para karakter. Bajja yang cenderung melankolis dan Arra yang batinnya terluka, sweet

Belum lagi penggambaran latar tempatnya. Kota Sendu. Yudhi Herwibowo mendiskripsikan kota ini dengan apik dan menyeluruh. Pedestrian yang sepi, jalan-jalan di pertokoan, jembatan tua, toko buku tua, suasana kota yang sepi, banyaknya pejalan kaki dan kendaraan lewat hanya sesekali, dst. 

Saya suka deskripsi toko buku tua yang ada dalam [un]affair ini. Begitu masuk tercium bau apak familiar buku-buku tua yang kertasnya di makan usia. Belum lagi rak-raknya tinggi hingga ke langit-langit kayak di Harry Potter. Ada salah satu statement yang saya rasa akan di amini oleh seluruh pecinta buku, termasuk saya,

"Buku apa yang sedang kau cari?"
 
Ia mengangkat bahu, "Entahlah. Bila ke sini aku tak pernah menentukan buku apa yang kucari. Aku hanya datang, dan berharap beruntung menemukan buku yang bagus." ~p.140

Herannya, tak satu kali pun saya menemukan nama kota dalam paragrafnya. Katanya ini kota hujan, letaknya di ujung pulau. Kota kecil yang sepi, nyaman dan sendu. Saya berusaha keras menebak-nebak kota mana yang di jadikan latar dalam [un]affair tapi tidak menemukan satu pun kecocokan karena mana ada sih kota kecil di pulau Jawa yang disebut kota hujan dan senyaman itu. Ternyata itu kota imajinatif yang dianggap kawasan ideal oleh penulis (sumber). 

Belakangan di akhir cerita, saya baru ngeh deh kenapa buku ini di beri judul [un]affair. Tapi nanti kalau saya ceritain malah spoiler, nggak usah aja ya.. haha. Oya, saya nemu satu typo nih, typo di bagian Katalog Dalam Terbitan kayaknya ada salah cetak ya, disitu tertulis terbit pertama kali tahun 2010. Saya sampai crosscheck dua kali ke Goodreads, hehe. Tapi selain itu kayaknya nggak ada typo sama sekali dalam naskah. Hebat!!

Oya, saya suka banget sama covernya!


Waktu pertama kali lihat di Gramedia langsung ambil buku ini sebelum baca judul maupun penulisnya. Haha. Sofa. Udah, itu ajah. Dengan berbagai permainan warna yang membuat cover ini terlihat retro tapi di satu sisi juga keliatan artistik. Untung ya yang di pilih cover Sofa soalnya nyaman aja lihatnya, ini masuk cover favorite banget deh. 

Buku ini buku romance. Namun, ide cerita buku ini nggak mainstream. Dengan tutur bahasa yang indah dan alur lambat [un]affair ini akan menenggelamkanmu dalam suasana Kota Sendu. Cocok banget kamu baca di saat hujan sambil minum cake dan teh *eaa*. Kadang jeda antar scene gitu saya berhenti dan lanjut baca di lain waktu dengan nyaman. Makanya saya lumayan lama bacanya, karena buku ini emang paling empuk dinikmati perlahan. Brava for your first romance book Mas Yudhi XD


PS: I was feeling blue from reading this book, thanks to Mas Yudhi ^^

Sabtu, 22 September 2012

Sweet Misfortune

Judul: Sweet Misfortune : Cinta dalam Kue Ke(tidak)beruntungan
Penulis: Kevin Alan Milne
Penerjemah: Harisa Permatasari
Penyunting: Prisca Primasari
Penerbit: Qanita
Tahun: 2011
Hlm: 456
ISBN: 9786029225112
Harga: IDR 55000
Rated: 5/5
Sinopsis:
Sweet Misfortune:   
Bagi Sophie Jones, kebahagiaan sama dengan sepotong cokelat: manis, tetapi cepat sekali meleleh dan hilang. Segala macam tragedi sepertinya telah ia alami: kehilangan orangtua, dicampakkan tunangan, dan lain sebagainya. Masa lalunya itu membuatnya percaya bahwa di dunia ini tidak ada kebahagiaan.

Dia pun menumpahkan kesedihannya dengan menjual Misfortune Cookies—kue-kue yang menyimpan secarik pesan ketidakberuntungan di dalamnya. Kue itu laku keras, dan dia merasa senang.

Di sela-sela itu, Garett Black, mantan tunangannya yang punya andil dalam semua penderitaannya, tiba-tiba muncul dan memohon untuk kembali padanya. Awalnya Sophie menolak mentah-mentah. Namun, ketika Garett terus memohon, Sophie mengajukan tantangan: Garett harus membuktikan bahwa kebahagiaan sejati memang ada. Bila dia berhasil, Sophie akan mempertimbangkan permintaannya. Akankah Garett berhasil? Dan dapatkah mereka kembali bersama?

Some people are lucky in love. 
You aren't one of them.

Sophie menyalahkan dirinya sendiri atas kecelakaan tragis yang menimpa keluarganya. Seandainya ia tidak egois, seandainya ia tidak memaksa ayahnya untuk... Sophie akhirnya tumbuh menjadi wanita pahit yang percaya bahwa setiap kebahagiaan pasti tidak akan bisa bertahan lama. 

Karena kepahitannya itu ia menjual Misfortune Cookies. Kue ke(tidak)beruntungan ini modelnya sama aja seperti kue keberuntungan itu loh, cuma isi kertasnya di ganti dengan ramalan kemalangan.

Hidupmu akan hancur berantakan dalam sekejap mata. 
Jangan mengedip! ~p.213

Sukses terbesar yang kau miliki adalah bakat alami 
untuk mengalami kegagalan. ~p.211


Sounds depressing, huh? 

Tapi memang itu intinya. Karena menurut Sophie seseorang selalu memiliki bayangan palsu dalam meraih kebahagiaan, makanya harus ada yang mengingatkan pada realitas yang ada. Ide menciptakan Misfortune Cookies itu pun muncul setelah Garett memutuskan hubungan secara sepihak hanya dua minggu sebelum pernikahan mereka.

Ketika Garett ingin rujuk kembali, Sophie sudah berubah menjadi semakin pahit. Ia mau memberi kesempatan pada Garett asalkan pria itu bisa membuktikan bahwa benar-benar ada 100 orang yang memiliki kebahagiaan sejati yang bertahan lama. Maka Garett pun meletakkan iklan dalam surat kabar;


Dicari : Kebahagiaan
Tolong bantu aku mencari sesuatu yang hilang dari hidupku. Kirim saran ke PO Box 3297, Tacoma, WA 98402 (Kumohon hanya kebahagiaan yang bertahan lama. Bukan yang hanya bertahan sementara)

Dan usaha Garett untuk meyakinkan Sophie kemudian yang membuka mata Sophie untuk mencari kebahagiaan. Kebahagiaan untuknya sendiri. Ia kemudian mulai mengorek kejadian 20 tahun lalu, di hari kecelakaan dulu terjadi.


Keseluruhan buku ini berbicara tentang takdir. Kemalangan seseorang bisa menjadi anugerah bagi orang lain. Misalnya, nasib buruk yang membuat Sophie kehilangan keluarganya adalah anugerah bagi Ellen yang tidak bisa memiliki anak karena ia akhirnya menjadi ibu angkat Sophie dan Evalynn (anak angkat yang lain).

Semua jalinan takdir dirangkai dan diceritakan dengan sangat indah oleh Kevin Alan Milne menjadi satu kesatuan yang manis. Ketika menutup buku ini saya baru sadar kalau judul buku 'Sweet Misfortune' bukan hanya sekedar judul 'pemanis' tapi menjadi istilah yang memaknai dengan tepat keseluruhan isi buku ini.

Di awal saya sempat mandeg bacanya karena tergusur bacaan lain, selain itu di bab awal ceritanya lumayan datar. Apalagi alurnya maju mundur. Saya sempat lost sebentar sebelum kemudian mulai 'ngeh'. Lebih karena saya yang nggak konsisten bacanya, bukan karena jalan ceritanya jelek.

Tetapi ketika sudah mulai membaca lagi, buku ini makin susah di lepas. Dan makin ke belakang, terkuaklah lapisan tabir misteri takdir para tokohnya. Makin mbrebes lah saya. Selain itu, makin lama makin dalam makna yang saya temukan. 

Buku ini bukan buku romance biasa. Karena terlepas dari kisah romancenya, justru inti ceritanya ada pada takdir yang melibatkan mereka semua. Bahwa setiap orang harus menerima dirinya sendiri apa adanya sebelum bisa menerima orang lain. Bahwa hal tersulit adalah memaafkan diri sendiri. Bahwa semua orang berhak merasa bahagia.

Buku ini unforgettable deh pokoknya. Cocok dibaca siapa saja yang suka buku romance, terutama buku romance yang menguras air mata tanpa harus merasa terlalu mellow. Karena disini nggak ada yang mellow, cuma lebih ke pemaknaan hidup sehari-hari aja. Maka dari itu, buku ini pun akhirnya masuk rak buku favorit saya.


-------------^^-------------

Jadi pengen baca buku-buku Kevin Alan Milne lainnya. Saya lihat novel KAM paling baru diterjemahin yang berjudul The Final Note: Pesan-Pesan Cinta sudah diterbitkan Mizan bulan April tahun ini. Kyaaaa, harus segera berburu *atau mungkin ada yang mau ngelempar buntelan, anyone?*


Kevin Alan Milne
Penerbit Mizan, 2012


The Nine Lessons
Kevin Alan Milne
Penerbit Qanita, 2009

Jumat, 21 September 2012

WINNERS of Monthly Giveaway: September FUN!!

Terima kasih banyak sudah berpartisipasi dalam Monthly Giveaway: September FUN!! selama 11 hari terakhir. Sayangnya, waktu sudah habis dan tibalah waktu pengumuman pemenang, jengjeeeeng~



Sebelumnya, saya mau ngucapin banyak terima kasih atas komentar-komentar dari pengunjung yang ngedoain saya macam-macam. Maaf ya untuk beberapa komentar yang belum saya balas secara pribadi akibat keterbatasan waktu dan koneksi internet sehingga nggak memungkinkan membalas satu per satu. Lagipula pada akhirnya saya menyerah juga karena saking banyaknya komen. *die*

Makanya saya mau merapel ucapan terima kasih saya untuk semua commentator. Semuanya doa baik untungnya, nggak ada yang ngedoain jelek, kalo ada sih uda gua kepret, hihi. *hepi* 

Oke, yuk langsung saja pada pengumuman pemenang A Book of Your Choice!! Siapakah merekaaaaaa?

"TEZAR ARI YULIANTO"


dan 

"JESSICA"



Selamat ya!! 


Kyaaaa, kalian berhak memilih judul buku pilihan  yang kalian inginkan, up to IDR 50K.

Hihi, Jessica beruntung banget ya ini kemenangan kedua kalinya dalam Giveaway yang saya selenggarakan! Yang belum menang juga jangan berkecil hati karena saya mengadakan giveaway setiap bulannya ^^

PS: Saya mengocok (via random.org) dan menemukan 5 pemenang yang sayangnya ketika saya cek dengan teliti banyak yang cheating or simply they didn't follow the rules jadinya kan entrynya tidak valid. Sayang banget lho ya.. kalian nggak jadi menang~ 

  • Pemenang silakan konfirmasi dengan cara mengirim email ke [contact me] dengan melampirkan:

    Nama + Alamat lengkap (+kode pos) + No. HP + Judul buku yang diinginkan sebagai hadiah (mungkin bisa sekalian sertakan link dari buku tersebut)

    Konfirmasi ditunggu hingga Minggu, 23 Sept 2012, at 12pm

Pemenang akan saya hubungi. Kemudian harus konfirmasi dalam waktu 2x24 jam jika tidak akan dipilih pemenang baru. Dan jangan lupa sekali lagi ketentuan hadiah yang berlaku:
  • Pemenang boleh memilih judul bukunya sendiri, maksimal harganya Rp 50.000
  • Itu murni 50K karena ongkos kirim nanti akan saya tanggung, don't worry!
  • Bukunya boleh lokal, boleh terjemahan, boleh impor sepanjang di jual di Indonesia (masih ada stoknya) dan sepanjang saya bisa nyarinya. (tapi judulnya yang gampang dicari ya, kasihanilah keterbatasanku).
  • Harga buku asli dari penerbit (jadi bukan harga yang sudah di diskon toko online, misalnya
~CONGRATULATION~

Minggu, 16 September 2012

If Only It Were True

Judul: If Only It Were True: Andai Dia Nyata
Penulis: Marc Levy
Penerjemah: Saraswati Wardhany
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun: 2006
Hlm: 272
ISBN: 9792224564
Harga: pinjem mba Inge 
Rated: 4/5
Sinopsis:
If Only It Were True:
Apa yang kaulakukan jika kau menemukan orang tak dikenal di dalam lemarimu, dan ia mengatakan tubuhnya dalam keadaan koma di sebuah rumah sakit? Apa yang kaulakukan bila kemudian kau jatuh cinta pada “hantu” ini? Apa yang kaulakukan jika para dokter hendak mengakhiri hidup gadis yang kaucintai---sekaligus menghancurkan hubungan ajaib yang terjalin di antara kalian?

Bukankah kau akan melakukan segala cara untuk menolongnya? Bukankah kau akan bersedia menempuh risiko untuk memperpanjang kebersamaan kalian? Dan bukankah detik-detik yang kalian jalani menjadi semakin tak ternilai?

Saya berkesempatan menonton film Just Like Heaven (JLH) yang diperankan Reese Witherspoon dan Mark Rufallo pada moment lebaran tahun ini. Padahal itu film lama banget ya. Perkaranya saya terlanjur nonton film plagiat adaptasi Indonesianya terlebih dahulu, judulnya Cinta Untuk Cinta. Dan filmnya, kacrut. Jadi saya pikir, mungkin film aslinya JLH juga sama jeleknya. I was wrong, filmnya sweet, aktingnya mantabs, eksekusi endingnya oke, dan humornya juga dapet. *ini kok jadi review film?*

Lalu saya terlibat obrolan seru dengan anggota BBI lainnya, mulai dari buku lokal yang menjiplak jalan cerita film JLH sampai novel aslinya. Saya jadi pengen baca bukunya apalagi setelah tahu bahwa penulisnya adalah Marc Levy. Sejak baca All Those Thing We Never Said yang sudah pernah saya review itu saya nyari buku-buku (terjemahan) beliau yang lainnya tapi lumayan susah ketemunya. Makanya ekspektasi saya tinggi sekali terhadap buku ini.

Teruuuuuuus,

Emang If Only It Were True bagus ternyata. Jalan ceritanya nggak jauh berbeda. Meskipun di film itu sweet dan romantis, the book has so much more to offer, the depht, the drama, the romance, the dialog, the philosophy are just like what I expected from Marc Levy's book. Dan tentunya lebih banyak kedalaman karakter dan cerita di banding filmnya. Ibaratnya di film itu target pasarnya emang pecinta film romance ringan, ini buku yang berjudul Andai Dia Nyata~ romancenya juga lebih menghanyutkan. 

Selain itu di beberapa bab terakhir If Only It Werer True ada drama keluarganya dimana karakter Arthur yang lempeng ini ternyata punya banyak luka, padahal menurut Lauren selama ini hidup lelaki itu tampak lurus-lurus aja, almost perfect. Apalagi Arthur baik banget mau membantu tanpa pamrih. Lauren heran sekali kenapa si Arthur ini rela menolong dirinya yang notabene hantu yang awalnya dianggap annoying.. diri Arthur yang sekarang ini tak lain akibat didikan ibunya yang penuh kasih sayang,

"Ibuku meninggal kemarin, kemarin beberapa tahun yang lalu. Sehari setelah kepergiannya, yang paling mengherankanku adalah gedung-gedung masih berdiri tegak di kanan-kiri jalan, mobil terus meluncur, orang-orang masih berjalan, yang tampaknya tidak mengerti bahwa duniaku baru saja lenyap..."


Khas Marc Levy ini ya pinter banget meramu drama keluarga. Yah, walaupun saya jauh lebih mbrebes baca All Those Things We Never Said soalnya buku ATTWNS itu full mengisahkan konflik ayah dan anak. Sedangkan dalam buku Andai Dia Nyata kan campuran romance, dan menurutku romancenya lumayan mendalam tapi nggak sampai bikin teary. Can't wait to read the sequel Finding You.
 
Dan akhir kata... If Only It Were True bercerita mengenai cinta tanpa syarat. Cinta Lili (ibu Arthur) kepada anaknya, cinta Arthur kepada Lauren. Cinta yang tidak menuntut balas, yang begitu dahsyat hingga mereka menghargai setiap detiknya dan menyerahkan seluruhnya untuk cinta itu sendiri. Juga tentang kehilangan dan tentang merelakan cinta.


My review of this series:
#1 If Only It Were True
#2 Finding You

Senin, 10 September 2012

Monthly Giveaway: September FUN!!

Alhamdulillah bulan ini saya akhirnya pertama kali menginjak usia puluhan. Jujur, it sounds scary, you know, the word 'puluhan'. Kayaknya berat banget gitu ya, masih lebih ringan kata 'belasan', ya nggak? Nyadar nggak sih? Oh, nggak ya? Ya udah kalau nggak. *langsung mingkem*

Yang jelas saya jadi nyadar kalo saya mulai beranjak tua dewasa, banyak tanggung jawab, dan nggak boleh reckless lagi kayak biasanya. Padahal baru kemarin rasanya masuk SD, makan masih di suapin, kadang masih ngompol *eh*.. Tapi nggak apa-apa deh, yang penting jauh di dalam hati, jiwa saya masih murni, semurni bayi gitu *ngaku-ngaku*


Yang mau lempar hadiah besok 
tanggal 18 September saya tunggu ya!! *ngarep*

Anyhow, cara saya merayakannya bersama blog ini adalah dengan mengadakan Monthly Giveaway Special. Spesial digabung ulang tahun saya. Biasanya kan hadiahnya buku baru, kalau lagi bokek ya buku 2nd, kadang kalau ada rezeki saya kasih buku bertanda-tangan pengarangnya, hehe. 

Nah, kali ini spesial saya akan bagikan masing-masing satu buku untuk 2 pemenang beruntung A Book of Your Choice!! Yay. *tepuk tangan dong*

  • Pemenang boleh memilih judul bukunya sendiri, maksimal harganya Rp 50.000
  • Itu murni 50K karena ongkos kirim nanti akan saya tanggung, don't worry!
  • Bukunya boleh lokal, boleh terjemahan, boleh impor sepanjang di jual di Indonesia (masih ada stoknya) dan sepanjang saya bisa nyarinya. (tapi judulnya yang gampang dicari ya, kasihanilah keterbatasanku).
  • Harga buku asli dari penerbit (jadi bukan harga yang sudah di diskon toko online, misalnya)


Tertarik? Yuk langsung aja isi Rafflecopter di bawah ini:

CLOSED!! 
You can check the winners HERE

  • Sign in: masukkan email atau username facebook kamu
  • Wajib isi nama dan identitas yang bisa di hubungi
  • Wajib meninggalkan komentar 
  • Lainnya Optional (follow GFC, subscribe email, follow twitter, tweet giveaway, dll) 
  • Semakin banyak mengisi entry, maka kesempatan menang semakin besar
  • Giveaway berlangsung tanggal 10-09-2012 pukul 12.00 WIB s/d 21-09-2012 pukul 12.00 WIB
  • Pemenang akan diumumkan tanggal 21 September 2012
  • Saya akan mengecek seluruh entry dan entry yg tidak valid akan dianggap gugur
  • Ada yang mau di tanyakan? [contact me]
  • Goodluck (^________^)



a Rafflecopter giveaway

Rabu, 05 September 2012

[Lomba] Nulis Novel Amore

Biasanya orang yang suka membaca biasanya berbanding lurus dengan suka menulis. Siapa tahu diantara teman-teman ada yang suka menulis, sudah punya naskah dan pengen diterbitkan, sekarang saatnya.

Ini kesempatan kamu untuk menerbitkan novel di Gramedia Pustaka Utama sekaligus mendapatkan hadiahnya; Lomba Penulisan Novel AMORE. Amore adalah novel dewasa yang menampilkan kisah roman dalam negeri. Ditulis oleh pengarang Indonesia, menampilkan kisah cinta yang menggugah hati. [via web Gramedia]

Ketentuan Lomba:
1. Lomba terbuka untuk semua warga negara Indonesia berusia 17 tahun ke atas.
2. Tema cerita bebas, harus berkaitan dengan kisah cinta, tidak mengandung SARA dan pornografi.
3. Naskah merupakan karya asli, bukan terjemahan atau saduran.
4. Naskah belum pernah dipublikasikan di media cetak maupun elektronik dan tidak sedang diikutsertakan dalam sayembara lain.
5. Panjang Naskah 150-250 halaman A4, 1,5 spasi, 12 pt, font Times New Roman. Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik.
6. Kirimkan naskah (print out), sinopsis cerita, biodata berikut nomor kontak yang bisa dihubungi & foto berwarna, serta fotokopi tanda pengenal peserta (KTP/identitas lain)

ke:


Panitia AMORE!

Redaksi Fiksi PT Gramedia Pustaka Utama
Jln. Palmerah Barat 29-37 Lt. 5, Jakarta 10270
Telp. (021) 53650110 ext. 3511, 3512


-- Cantumkan "Lomba Novel Amore" di pojok kiri atas amplop --

7. Seluruh naskah yang masuk menjadi milik panitia lomba
8. Naskah kami tunggu selambat-lambatnya 1 Desember 2012


MENANGKAN HADIAH SEBAGAI BERIKUT:

Juara I  
    Rp 7.500.000,00 + Trofi + sertifikat + paket hadiah dari sponsor
Juara II  
   Rp 5.000.000,00 + Trofi + sertifikat + paket hadiah dari sponsor
Juara III 
   Rp 3.000.000,00 + Trofi + sertifikat + paket hadiah dari sponsor
Pemenang Berbakat (3 orang)
  Rp1.500.000,00 + Trofi + sertifikat + paket hadiah dari sponsor

Bagi Juara dan Pemenang Berbakat, novelmu juga akan diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama.


*) Hadiah belum termasuk royalti jika diterbitkan.

Sumber: [Gramedia]

Senin, 03 September 2012

I'd Tell You I Love You, But Then I'd Have To Kill You

Judul: I'd Tell You I Love You, But Then I'd Have To Kill You: Aku Mau Saja Bilang Cinta, Tapi Setelah Itu Aku Harus Membunuhmu

Seri: Gallagher Girls #1
Penulis: Ally Carter
Penerjemah: Alexandria Karina
Penyunting: RC. Rully Larasati
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun: Agustus 2009
Hlm: 320
ISBN: 9789792248708
Harga: IDR 38000
Rated: 3,5/5
Sinopsis:
Gallagher Girls #1:
Cammie Morgan mungkin cewek genius, menguasai empat belas bahasa, jago mengurai kode rahasia tingkat tinggi, dan merupakan "harta" berharga CIA. Kadang ia bahkan merasa dirinya bisa menghilang. Untungnya, di Akademi Gallagher hal itu dianggap keren. Jelas saja, karena Akademi Gallagher sebenarnya sekolah mata-mata top secret.

Tapi soal cowok, Cammie benar-benar idiot. Ia nggak berkutik waktu Josh yang superkeren terang-terangan menatapnya di karnaval kota Roseville. Padahal saat itu Cammie sedang menjalankan misi Operasi Rahasia-nya yang pertama, padahal teman-teman sekelasnya pun nggak bisa melihat keberadaannya.

Siapa cowok itu? Haruskah ia memeriksa sidik jari Josh, mengintai dan menyamar, mengerahkan kemampuan mata-matanya untuk menyelidiki cowok itu? Meskipun tahu Gallagher Girls nggak boleh berhubungan dengan cowok-cowok lokal di Roseville, Cammie sepertinya nggak bisa menolak daya tarik Josh, karena satu fakta penting ini: Josh melihatnya saat nggak seorang pun bisa melihatnya.



Cammie Morgan, 16 tahun, bersekolah di Akademi Gallagher untuk Wanita Muda Berbakat. Guru-gurunya adalah mantan agen CIA veteran. Para muridnya juga bukan siswa biasa.

Secara teknis, mereka gadis-gadis genius yang diamati pemerintah dan di sekolahkan di Akademi Gallagher. Setiap murid bisa empat belas bahasa, mengerjakan tugas Kimia setingkat PhD, dan menguasai berbagai macam beladiri. Selain itu mereka ahli melukai dan melumpuhkan musuh hanya dengan otak dan tangan kosong.

Yah, pokoknya jenis gadis-gadis seperti itu. Keren kan?

Kecuali kau punya izin Level Empat atau lebih tinggi, nggak mungkin kalian tahu bahwa Akademi Gallagher sebenarnya sekolah untuk calon mata-mata. Gedung sekolahnya adalah sebuah mansion berusia lebih dari seratus tahun.

Penduduk Roseville, Virginia, berasumsi sekolah mereka hanyalah sekolah asrama untuk para pewaris kekayaan yang bosan dan nggak bisa sekolah di tempat lain. Apalagi setiap tahun ajaran baru barisan limusin antri membawa para muridnya. Yang jelas, nggak akan ada yang mengira kalau mereka sebenarnya calon mata-mata.

Omong-omong, Cammie ini termasuk murid keren di sekolahnya lho. Keren di Akademi Gallagher kalau kau bisa memata-matai orang tanpa menarik perhatian. Meskipun Cammie gadis yang jenius dan keren, ia masih polos banget kalau soal cowok. Apalagi pas dia ketemu Josh. Bersama sahabatnya, Liz dan Bex, ia segera memata-matai cowok itu secara diam-diam sambil berupaya untuk merahasiakan identitasnya.

I’d Tell You I Love You, But Then I’d Have to Kill YouAku Mau Saja Bilang Cinta, Tapi Setelah Itu Aku Harus Membunuhmu

Judul diatas itu judul terpanjang sebuah novel yang pernah saya baca. Tapi yang menarik itu adalah topik yang diangkat: Mata-mata, sekolah, top secret. I’m crazy about those thing. Meskipun masuk genre YA dan konfliknya nggak berat-berat amat, tapi buku ini lumayan seru juga.  

Ally Carter pinter nih bikin plot-linenya; sekolah top secret untuk melatih calon mata-mata, murid-muridnya gadis muda jenius yang direkrut dari seluruh dunia, contohnya Liz. Bahkan sebagian besar murid memang berasal dari keluarga mata-mata, seperti Bex dan Cammie yang kedua orang tuanya mata-mata. 

Trus risetnya juga lumayan ya buat jenis YA begini, macam J.K.R yang repot-repot bikin seluruh dunia sihir dan Hogwartsnya, Ally Carter juga melakukan hal yang sama dengan Akademi Gallaghernya. Walaupun idenya nggak orisinil banget (yah, dengan banyaknya buku dan film bertema spionase dimana-mana; Mission Impossible, Bourne, dll) tapi tetep aja deskripsi tentang spionase knowledge-nya kaya akan detil hasil dari riset.

Selain itu nggak ada kritik buat penerjemahan. It's perfect. I just love it. Humornya tersampaikan. Hampir nggak ada typo. It's beautifully written. Eksekusi cerita juga menarik, ditambah gaya bahasa yang asik. It’s been one of my fave book-I-desperately-want-to-see-become-a movie, ever. 

Saya nggak tahu kenapa butuh waktu empat tahun untuk ngereview buku ini. Mungkin karena setiap kali baca ulang, I’ve become enggrossed and didn’t want it end, then I kept reading it and then reading the next volume, and so on, I forgot to write it down.

PS: I'm in love with the cover.



PS: and here's the Gramedia's cover for the series 


My review of the series:
Gallagher Girls #2 : Cross My Heart and Hope to Spy
Gallagher Girls #3 : Don't Judge a Girl by Her Cover
Gallagher Girls #4 : Only the Good Spy Young
Gallagher Girls #5 : Out of Sight, Out of Time
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...