Tampilkan postingan dengan label Lesson in Love. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lesson in Love. Tampilkan semua postingan

Selasa, 05 Januari 2021

The Rake



Judul:
 The Rake (Lesson in Love #1)
Penulis: Suzanne Enoch
Penerbit: Avon
Hlm: 375
Tahun: 2002
Rating: 4/5
Format: Ebook
Sinopsis:

The Rake:   
Three determined young ladies vow to give three of London's worst rakes their comeuppance ― but when these rogues turn the tables, who truly learns a lesson in love?

Once upon a time, the notorious Viscount Dare charmed Lady Georgiana Halley out of her innocence ― to win a wager, no less! ― and now he must pay dearly. The plan is simple: She will use every seductive wile she knows to win Dare's heart...and then break it. But his smoldering gaze once again tempts Georgiana to give in to desire ― and when he astonishes her with a marriage proposal, she wonders: Is he playing yet another game...or could it truly be love this time?


Konyol. Witty. Hilarious. Seru. Keren.

Baca buku yang satu ini nggak akan bikin bosan. Awalnya melihat cover yang kalem saya pikir ceritanya bakalan sendu, kelam, atau gimana gitu. Ternyata dalamnya bikin ngakak. Enoch ini pinter bercerita. Dan saya jarang nemu hisrom dengan gaya bercerita macam teenlit kayak gini. Dalam satu paragraf hanya terdiri dari sedikit kalimat (tidak ada paragraf tebal).

Trus hubungan si Georgiana dan Dare ini juga seru. Banyak sekali kekerasan fisik dalam buku ini. Contohnya, Georgie suka melindas kaki Dare dengan kursi roda bibinya, atau mukulin buku-buku jari dengan kipasnya. Semua diceritakan dengan sangat lucu. Belum lagi percakapan cerdas diantara keduanya.. meski saya akui agak kurang keliatan emosinya karena komedi bagai roller coaster tapi sungguh ini kisah yang pantas dibaca di kala bosan.

Saya makin tak sabar untuk membaca Lesson in Love berikutnya. 


My reviews of the series 

Senin, 04 Januari 2021

England's Perfect Hero



Judul:
 England's Perfect Hero (Lesson in Love #3)
Penulis: Suzanne Enoch
Penerbit: HarperCollins
Hlm: 384
Tahun: February 24th, 2004
Rating: 4/5
Format: Paperback
Sinopsis:

England's Perfect Hero:   
Lucinda Barrett's best friends ended up married to the men to whom they delivered their 'lessons in love'. So Lucinda decides to choose someone who definitely needs lessons, but someone who will not complicate her life. And that person is definitely not Robert Carroway.

Robert is nothing if not complicated, and though he is the brother of a viscount, he rarely goes about society, and finds the weather and hat fashions ludicrous subjects for discussion. Robert is attracted to Lucinda's unpretentious ways, her serenity and her kindness. When she chooses someone for her love lessons, Robert offers to help her deliver her lessons, but sets out to convince the woman he has fallen for to take a chance on love ... and on him.


I love Robert - Bit - Carroway ever since Lessons in Love #1. Bit itu misterius, terluka, peka, dan.. cool. He's damaged, wounded.. tapi saya suka sejak di buku pertama karena kehadirannya menonjol banget. Trus waktu tahu kalau di buku ke-3 dia jadi tokoh utamanya, jelas saya jadi subyektif duluan dong ya..

..and I'm not disapointed. Saya suka Bit disini. Sesuai ekspektasi awal. Emang sulit buat Bit utk normal kembali setelah you-know-what dan saya dibuat penasaran tiap lembarnya, apa sih yang bikin Bit trauma? Memang sih dari sikap Bit selama ini saya sudah sedikit banyak bisa membayangkan apa yang terjadi.. dan setelah tahu gambaran keseluruhan, baru deh bisa maklum kenapa Bit behaved that way.

Too bad di sini Lucinda yang praktikal dan punya jawaban atas segalanya malah terlihat cengeng dan sering mewek disini. Oh, dia masih logis dan pragmatis tapi banyak kesan cengeng dan mudah terharu yang ditunjukkan disini lebih mendominasi dan saya kecewa karena berharap Lucinda lebih oke dari ini. Meskipun bisa dimaklumi kenapa Lucinda sering mewek mungkin buat menunjukkan sisi sensitif cewek supaya bisa simpati sama Bit, but Enoch put too much jadi si Luce agak mirip-mirip Evie (Lesson in Love #2) jadinya.

Satu lagi yang bikin saya suka buku ini adalah The Carroways! A lot of Carroways got a big portions. Cute little Edward, Andrew and Shaw, witty couple Dare and Georgiana, but w/o the aunties. Ribut banget sih emang di rumah Carroway but They're loyal and really love Robert to the core.

Bahkan misterinya pun menarik karena si Bit dijebak dan bakal dipenjarakan sekali lagi, and we don't want that happens for sure. Jadi disini Bit harus berjuang untuk menyelamatkan diri selain harus ngikuti Lesson in Love-nya Lucinda. Walaupun mudah ketebak siapa penjahatnya tapi saya tetap ngerasa fun bacanya.
 


Senin, 28 Desember 2020

London's Perfect Scoundrel - Sang Marquis Perayu



Judul:
 London's Perfect Scoundrel (Lesson in Love #2)
Penulis: Suzanne Enoch
Penerbit: Gramedia
Hlm: 464
Tahun: February 28th, 2013
Rating: 4/5
Format: Paperback
Sinopsis:

Sang Marquis Perayu:   
Lessons in Love #2

“Jangan memotong pembicaraan wanita seolah yang ingin kausampaikan lebih penting. Jika kau meminta pendapat, terimalah. Pria sejati harus rela mendahulukan kepentingan wanita di atas kepentingan sendiri. Dan jangan menganggap ketika wanita memilih tugas atau kegiatan, itu sekadar ‘hobi’.”

Meski orang-orang memanggilnya “Saint”, Marquis of St. Aubyn dikenal atas reputasinya yang buruk sebagai pria penggoda di London. Evelyn Ruddick tahu ia seharusnya menghindari St. Aubyn, tapi keinginan wanita itu untuk membantu Panti Asuhan Heart of Hope membuatnya harus berhadapan dengan St. Aubyn, ketua dewan pengawas panti asuhan tersebut. Evie bertekad mengajari pria arogan dan memesona itu menjadi gentleman. Ia tahu itu takkan mudah, terutama ketika situasi berbalik, dan ia tergoda oleh rayuan Saint.


Saya nggak begitu suka karakter Evie, dia terlalu baik, terlalu lembut, terlalu.. yah cengeng. Tipe cewek lemah yang pengen membuktikan ke semua orang bahwa dia mampu, bahwa dia nggak bodoh, bahwa dia pun punya tujuan.

Tapi entahlah, si Evie ini mewek terus dan meskipun dia sebel sama orang (bahkan sahabatnya) yang menganggap dia nggak mampu untuk merubah panti asuhan itu, tapi si Evie tetep kalem aja diintimidasi dan ditindas sama keluarganya. Ya kalau mampu bisa berubah harusnya bisa dong stand up for yourself ketika ditindas, jangan hanya dipendem doang trus jengkel di dalam hati.

Sebaliknya, si Saint ini lovable banget, jauh lebih sinis dan jauh lebih lucu daripada si Dare (karakter Hero di Lesson in Love #1). Lebih berkesan dan lebih kuat karakternya.

Lucu banget si Saint ini, udah jelas-jelas dia cinta sama si Evie tapi lagaknya pas masih belum nyadar kayak anak ABG. Entah kenapa saat akhirnya dia nggak tertarik sama cewek lain lagi, dia kebingungan gue kenapa ya? Saat dia masih sore uda di rumah dan males keluyuran, dia juga masih aja dengan polosnya bertanya-tanya gue ini kenapa sih?. Pas akhirnya dia bela-belain datang ke acara sosial yang sblmnya dia males datengin, dia pun akhirnya berpikir, gue semangat, karena disana ada Evie, tsah.

Yang jelas, konfliknya naik turun. Dan yang paling bikin jengkel cuma si Evie yang agak pilon dan terlalu baik jadi dia terima aja diintimidasi keluarganya. Sisanya sih oke bgt!


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...