Senin, 28 Desember 2020

London's Perfect Scoundrel - Sang Marquis Perayu



Judul:
 London's Perfect Scoundrel (Lesson in Love #2)
Penulis: Suzanne Enoch
Penerbit: Gramedia
Hlm: 464
Tahun: February 28th, 2013
Rating: 4/5
Format: Paperback
Sinopsis:

Sang Marquis Perayu:   
Lessons in Love #2

“Jangan memotong pembicaraan wanita seolah yang ingin kausampaikan lebih penting. Jika kau meminta pendapat, terimalah. Pria sejati harus rela mendahulukan kepentingan wanita di atas kepentingan sendiri. Dan jangan menganggap ketika wanita memilih tugas atau kegiatan, itu sekadar ‘hobi’.”

Meski orang-orang memanggilnya “Saint”, Marquis of St. Aubyn dikenal atas reputasinya yang buruk sebagai pria penggoda di London. Evelyn Ruddick tahu ia seharusnya menghindari St. Aubyn, tapi keinginan wanita itu untuk membantu Panti Asuhan Heart of Hope membuatnya harus berhadapan dengan St. Aubyn, ketua dewan pengawas panti asuhan tersebut. Evie bertekad mengajari pria arogan dan memesona itu menjadi gentleman. Ia tahu itu takkan mudah, terutama ketika situasi berbalik, dan ia tergoda oleh rayuan Saint.


Saya nggak begitu suka karakter Evie, dia terlalu baik, terlalu lembut, terlalu.. yah cengeng. Tipe cewek lemah yang pengen membuktikan ke semua orang bahwa dia mampu, bahwa dia nggak bodoh, bahwa dia pun punya tujuan.

Tapi entahlah, si Evie ini mewek terus dan meskipun dia sebel sama orang (bahkan sahabatnya) yang menganggap dia nggak mampu untuk merubah panti asuhan itu, tapi si Evie tetep kalem aja diintimidasi dan ditindas sama keluarganya. Ya kalau mampu bisa berubah harusnya bisa dong stand up for yourself ketika ditindas, jangan hanya dipendem doang trus jengkel di dalam hati.

Sebaliknya, si Saint ini lovable banget, jauh lebih sinis dan jauh lebih lucu daripada si Dare (karakter Hero di Lesson in Love #1). Lebih berkesan dan lebih kuat karakternya.

Lucu banget si Saint ini, udah jelas-jelas dia cinta sama si Evie tapi lagaknya pas masih belum nyadar kayak anak ABG. Entah kenapa saat akhirnya dia nggak tertarik sama cewek lain lagi, dia kebingungan gue kenapa ya? Saat dia masih sore uda di rumah dan males keluyuran, dia juga masih aja dengan polosnya bertanya-tanya gue ini kenapa sih?. Pas akhirnya dia bela-belain datang ke acara sosial yang sblmnya dia males datengin, dia pun akhirnya berpikir, gue semangat, karena disana ada Evie, tsah.

Yang jelas, konfliknya naik turun. Dan yang paling bikin jengkel cuma si Evie yang agak pilon dan terlalu baik jadi dia terima aja diintimidasi keluarganya. Sisanya sih oke bgt!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...