Senin, 04 Februari 2013

Saga no Gabai Bacchan

Judul: Saga no Gabai Bacchan (Nenek Hebat dari Saga)
Penulis: Yoshichi Shimada
Penerjemah: Indah S. Pratidina
Penyunting: Tim Kansha
Penerbit: Penerbit Kansha Books
Tahun: 2011
Hlm: 320
Rated: 4,5/5
Harga: hadiah dari Secret Santa
Sinopsis:
Nenek Hebat dari Saga:   
Akihiro yang kehilangan ayahnya setelah hiroshima dibom, terpaksa berpisah dari ibu untuk tinggal bersama neneknya di saga. Meskipun keluarganya hidup prihatin, namun kehidupan di saga satu peringkat lebih miskin. Tetapi sang nenek selalu punya ratusan akal untuk meneruskan kehidupan dan membesarkan cucunya.

Dengan ide-ide cemerlang sang nenek, kehidupan selalu mereka jalani penuh tawa. Sulit memang, tapi menarik dan mengasyikkan. Namun waktu terus berjalan dan tibalah hari ketika akihiro harus mengambil keputusan. Dia harus memilih antara nenek dan saga yang dia cintai atau mengejar mimpi-mimpinya.

Diterjemahkan langsung dari Bahasa Jepang oleh Indah S. Pratidina, buku ini akan membuat kita tersenyum, terenyuh, dan mungkin berpikir ulang tentang nilai-nilai kesederhanaan.

***
Dalam waktu kurang satu tahun, buku ini telah terjual 100.000 Eksemplar di negeri asalnya. Kisah Nenek Hebat dari Saga begitu terkenal sehingga diadaptasi dalam bentuk film, layar lebar, game maupun manga

Setelah pengeboman di Hiroshima, Akihiro Tokunaga hidup susah bersama Ibunya di Hiroshima. Lalu setelah ditipu Ibunya, Akihiro malah dikirim ke desa Saga untuk hidup bersama Neneknya. 

Meskipun ia hidup miskin di Hiroshima, rupanya kehidupan di desa Saga bersama Neneknya setingkat lebih miskin daripada saat bersama Ibunya. Nenek Osano adalah seorang Nenek dengan karakter yang luar biasa dan mengusung cara hidup miskin garis keras. 

Ada dua jalan buat orang miskin.
Miskin muram dan miskin ceria.
Kita ini miskin yang ceria.
Selain it karena bukan 
baru-baru ini saja menjadi miskin,
kita tidak perlu cemas.
Tetaplah percaya diri.
Keluarga kita memang turun temurun miskin.

Tips hidup yang menyenangkan dari Nenek 
yang membesarkan Yoshichi Shimada: Nenek Osano 

Dengan gayanya yang khas dan ceria, Nenek Osano membesarkan Akihiro dengan tipu-tipu cerdik.

Kok bisa?

Bisa dong. 

Begini ceritanya:

Saat Akihiro mengeluh lapar, Nenek cuma berkata, ah itu kan cuma perasaanmu saja. Saat Akihiro ingin berolahraga yang peralatannya membutuhkan biaya, Nenek menyuruhnya olahraga lari saja karena gratis. Ketika Akihiro ingin bertemu Ibunya di Hiroshima pada liburan musim dingin dan musim semi, Nenek berkata itu tidak mungkin karena kereta api tidak jalan di musim dingin dan Pak Masinis ada urusan lain di musim semi. Karena masih kecil, Akihiro percaya saja dengan polosnya.

Kasihan ya si Akihiro dari kecil ditipu terus. Haha, tapi dia polos banget lho jadi mau nggak mau saya terkekeh saat membacanya. Meskipun begitu, dibalik tipu-tipu ini sebenearnya saya terharu juga membaca kisah ini sekaligus kagum dengan kesederhanaan Nenek Osano.

Seperti yang diinginkan Akihiro Tokunaga, ia menulis buku ini karena ingin pembacanya menemukan kebahagiaan sejati yang terletak pada diri sendiri, bukan pada uang. Akihiro Tokunaga menulis buku ini ketika Jepang sedang mengalami krisis ekonomi yang buruk. Sehingga semua orang berpikir tak ada uang, tidak bahagia. Ia ingin membuktikan bahwa tanpa uang, hidup sederhana pun bisa bahagia seperti yang dialaminya bersama Nenek Osano di desa Saga dulu.

Dari kisah hidup ini saya jadi terinspirasi untuk hidup sederhana mulai sekarang. Tentu tidak mengambil prinsip garis keras ala Nenek Osano ya. Setidaknya saya harus mulai menghindari hidup konsumtif, terutama konsumtif buku. Hihi..  tapi secara keseluruhan buku ini sangat menginspirasi, nggak perlu kita hidup berlebihan, karena hemat itu jenius dan pelit itu payah!

Saya suka sekali gaya bercerita Akihiro Tokunaga yang sekarang hidup di dunia pertelevisian dengan nama panggung Yoshichi Shimada. Tidak ada kesan mengurui sama sekali, justru buku ini ditulis dengan sederhana dan polos banget. Saking polosnya jadi terkesan lucu dan melawak. Yah mungkin karena si Yoshichi Shimada ini pelawak panggung ya.

Terjemahannya luwes dan fast-paced. Penulisannya pun nggak bertele-tele dan rapi, khas Jepang sekali. Nggak usah heran ya kalau semua karya Jepang itu rapi, sederhana dan menjunjung tinggi nilai-nlai, pasti penikmatnya akan selalu mendapat pesan moral dari kisah paling sederhana. Maka dari itu saya nggak ragu untuk memberikan 4,5 bintang untuk Nenek Hebat dari Saga ini.

Yang 0,5 saya berikan pada Secret Santa saya, Kak Lila @ My Book Corner sebagai rasa terima kasih karena sudah menghadiahkan buku yang luar biasa ini pada saya. I'm having so much fun and an amazing moment with Grandma Osano from Saga XD

3 komentar:

  1. Duh, kok jadi pengen baca juga ya? Pinjem sini, Ky hihi...

    #liriktezarajadeh...

    Jadi inget Totto Chan yang latar belakangnya sebelum pengeboman Hiroshima and ceritanya sangat witty... ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha, bagus ceritanyaaa~ pas uda mau tamat bukunya berasa kecewa gimana gitu.

      Kupikir ceritanya banyak ternyata font dan formatnya besar2 gitu jadi bukunya tebal..

      Eh, aku yg totto chan blm pernah baca :P

      Hapus
  2. Jadi kangen Nenek yang udah pulang....

    Mau sharing, buat temen-temen yang masih punya nenek. Biasanya kalau semisal cewek pasti kalau mau pulang kerumah pasti "digondeli" terus, "jangan pulang rumah nanti dulu"

    Tapi kalau cowok yang umuran SMA, pasti kalau kelamaan ngedon di rumah Nenek, pasti sering ditanya "kok nggak bantu Ayah di sawah". Padahal yang suruh nemenin nenek justru ortu.

    Coba aja cermati, mungkin beda-beda yang dialami oleh temen-temen masing".

    Tanpa bermaksud menggurui. Well, uang itu penting tapi bukan segalanya. Jadikan uang sebagai teman untuk berbuat kebaikan XD peace ^^.

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...