Jumat, 22 Maret 2013

Apartemen 666

Judul: Apartemen 666
Penulis: Sybill Affiat
Penyunting: Triani Retno A
Penerbit: Stiletto Books
Tahun: Januari 2013
Hlm: 202
ISBN: 9786027572102
Harga: IDR 36000
Rated: 3/5
Sinopsis:
Apartemen 666:   
Napas Samara semakin memburu. Matanya membelalak. Ia tak paham arti dari bisikan parau itu. Suaranya begitu menakutkan dan membuatnya bergidik. Sekujur tubuhnya menegang dialiri hawa dingin yang membekukan tulang. Dengan segenap tenaganya, Samara berusaha berlari. Bunyi stiletto yang beradu dengan lantai marmer seolah menggenapi ketakutan Samara malam itu.

Apa yang sesungguhnya terjadi? Ke mana perginya perempuan tua renta yang selalu mengikutinya?

Sulit bagi Samara dan Bisma untuk menyembunyikan kekaguman saat memasuki lobi apartemen. Semua material berkualitas nomor satu. Kokoh. Berkelas. Dan angkuh. Namun, tak pernah disangka, apartemen megah pemberian Lea–bos Samara di kantor–menyimpan sejuta misteri. Perempuan tua renta. Cermin-cermin. Bisikan-bisikan parau. Semuanya terus menemani langkah Samara mengarungi hidup di antara limpahan materi dan misteri. Sampai kapan Samara bertahan dalam apartemen 666-nya itu?

Samara di timpa kesialan. Setelah cuti selama dua bulan untuk mengurus Ibunya yang sakit (dan kemudian, meninggal dunia) ia tiba-tiba saja di pecat lantaran Pak Ridwan, atasan yang sangat ia hormati lebih memilih Shanti yang menggantikan posisinya untuk sementara. Merasa sakit hati, Samara menyimpan dendam pada Pak Ridwan.

Setelah kehilangan pekerjaan, nasib Samara dan Bisma, suaminya kehilangan sumber penghasilan dan nyaris tidak punya uang sama sekali hingga akhirnya ia menerima pekerjaan di bidang properti eksklusif. Atasannya, Lea, berbaik hati menyediakan apartemen mewah untuk Samara dan suaminya ketika mereka nyaris terusir dari rumah kontrakan. Tapi sayang, semenjak mereka tinggal di Apartemen 666 hidup mereka berubah. Apalagi Samara semakin sering di hantui seorang nenek tua misterius.

Genre horror bukanlah genre kesukaan saya. Saya sanggup mengatasi misteri, thriller, adegan sadis berdarah, tapi nggak kuat menghadapi hantu. Jadi ini satu dari sekian jenis buku yang jarang saya review. Sybill Affiat mampu membangun suasana sendu mencekam melalui deskripsi latarnya sehingga saya sukses nggak bisa tidur, gelisah gelempangan di kasur sampai subuh. Fase cerita seram sudah lama lewat, yang bikin saya nggak bisa tidur itu karena suasana dan kenangan kalo saya ketakutan itu yang masih bertahan. 

I knoooow, I'm easily scared, I'm super timid. Mungkin bagi yang lain, cerita ini nggak ada serem-seremnya tapi buat saya, serem yang sedikit itu aja udah serem banget, Iyalah, baca novel romance Amore: Lullaby by Rina Suryakusuma aja saya ketakutan nggak bisa tidur.

Btw, ini ada Book Trailer 'Apartemen 666' yang lumayan keren menurut saya, check it out

Tapi terlepas dari betapa penakutnya saya, Apartemen 666 ini memiliki ide cerita yang menarik. Nih ya, mulai dari kemisteriusan Apartemen 666, kemunculan nenek tua yang menghantui Samara, sampai berubahnya hidup Samara dan Bisma sejak bekerja di perusahaan DJL milik Lea. Kisah menyeramkan ini sudah di mulai sejak abad ke-17 dan menghadirkan selubung selimut iblis yang mengiringi setiap langkah manusia.

Semenjak Samara bekerja di DJL, ia dan suaminya mencapai kesuksesan yang luar biasa. Dari yang mulanya hidup sederhana hingga akhirnya mereka hidup bermewah-mewah. Tapi kesuksesan itu juga diiringi oleh beberapa efek buruk lainnya seperti hedonisme, seks bebas, drugs, klub-klub malam, dan berubahnya prioritas mereka. Semua berlangsung begitu cepat, nyaris tidak masuk akal.

Well, guess what.. I smelled something fishy in here. Saya mencium hal klenik sepanjang cerita. Tapi kemudian saya dapat kesimpulan bahwa ini bukan sekedar klenik, tapi merupakan sesuatu yang lebih mendasar; godaan iblis. Benar apa kata Bisma di awal kepindahan mereka ke Apartemen 666

...segala sesuatu yang diberikan cuma-cuma, dalam arti tidak harus membayar dalam sejumlah uang, pasti akan ada timbal balik dalam bentuk lain.

~p.49

Perasaan dendam Samara kepada Pak Ridwan menjadi katalis kesuksesannya. Tapi sesuatu yang dimulai dengan niat tidak baik akan berakhir buruk. Menurut saya itu yang ingin disampaikan Sybill Affiat, bahwa sesuatu apabila dicapai dengan usaha keras dan jujur pasti akan bertahan lama dan terasa lebih berharga, sesuatu yang harus diperhitungkan demi kepuasan batin kita. Money can't buy you happiness but it can buy anything that makes you happy, tapi emangnya semua bisa di beli dengan uang?

Dan saya sungguh suka dengan ide ceritanya. Plot tertata rapi, alurnya cepat, segalanya diceritakan dengan sangat baik dan pas porsinya dalam 200 halaman saja. Well, saya kagum Sybill Affiat bisa membungkus cerita sepadat ini dengan baik dengan halaman yang terbatas tanpa menimbulkan ketidakpuasan dan tanda tanya bagi saya.

Namun, kepadatan itu pula yang membuat saya masih merasa sedikit tidak puas. Saya melihat banyak potensi yang masih bisa dikembangkan dari setiap plot dan adegannya. Karakter Samara dan Lea (kedua karakter paling menarik menurut saya) harusnya bisa dieksplorasi lebih mendalam dan bukan hanya sekedar dari dialog dan deskripsi singkat. Saya maklum, keterbatasan jumlah halaman menjadi penghalang, tapi tetap saja sayang sekali kalau mereka diberi porsi segitu.

Selain itu dari segi cerita, disini kehidupan Samara dan Bisma setelah mereka tinggal di Apartemen 666 juga hanya di ceritakan sekilas saja, seolah waktu cepat berlalu dalam film-film yang menampilkan sekilas adegan-adegan untuk menunjukkan peralihan waktu/masa. Seandainya ada beberapa adegan baru yang di beri porsi sendiri dengan deskripsi mendetail pasti bisa semakin memperkuat karakter dan intrik kisah di dalamnya.

Cerita yang sekarang sudah oke, mengingat keterbatasan halaman. Namun, alangkah menariknya jika ada lebih banyak adegan yang bisa membawa pembaca mengupas lapisan misterinya sendiri daripada langsung di suguhkan ending yang sudah memberikan kesimpulan dari seluruh kejadian yang dialami Samara. Saya menikmati Apartemen 666 but I still think there can be more to it..


PS: Thanks for Stiletto Books and Sybill Affiat for the goose bump

14 komentar:

  1. hiyaaah. aku angkat tangan deh kalo novel novel horor . dududududu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha, bacanya yg aman2 aja mba, kasian si calon adek bayi

      Hapus
  2. baca novel horor sebenernya lebih menakutkan daripada nonton film horor, karena imajinasi kebawa kemana-mana... Lah, aku baca reviewmu yang dihantui nenek tua aja udah bikin deg2an

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah, bener banget!! Imajinasiku kemana-mana sampe keingatan betapa horrornya Woman in Black cobaa~ T>T

      Hapus
  3. Semakin penasaran. untung udah booking dari Oky.

    BTW... rumahnya baru lagi ya :) simple and nice

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siip, uda aku siapkan :D

      Iya mba, hehe. Ini masih bikinan orang kok :)

      Hapus
  4. Novel Horror nih, lagi seneng-senengnya, ayo Kak Oky, lempar bukunya buat aku :D Nggak berani nonton trailernya karena buka di waktu malam, xoxo... Ternyata ceritanya lebih berpihak sama dunia manusia ya, pesan 'bahwa sesuatu apabila dicapai dengan usaha keras dan jujur pasti akan bertahan lama dan terasa lebih berharga, sesuatu yang harus diperhitungkan demi kepuasan batin kita' juga lebih khusus disampaikan pada manusia. Maksudku, biasanya buku Horror itu ingin menyampaikan bahwa 'mereka' merasa kurang nyaman, terus minta dilakukan sesuatu oleh manusia agar nyaman, yaaa begitulah... lucu juga sih ya saat stiletto digabung sama horror, feminimnya ada, seremnya juga ada :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh gitu ya Syifaa. Aku pikir film horror itu cuma buat nakut2in doang *ga sensitif *emang penakut

      Hapus
  5. Novel horror kalo aku bacanya pas siang hari biar ga bikin terlalu parno... kalo malem nyerah deh....

    BalasHapus
  6. kalo aku lebih suka menonton film horor ketimbang baca novel horror. perlu dicoba kali ya sekali-kali baca novel horor, hehe, biar seremnya ketambah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo aku ga suka dua-duanya *tapi tetep dilakuin karena penasaran*
      Hahaha, coba aja ^^

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...