Penulis: Kyung Sook Shin
Penerjemah: Tanti Lesmana
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun: 2011
Hlm: 296
ISBN: 9789792274868
Rated: 4/5
Sinopsis:
Ibu Tercinta:
Bayangkan, Ibu terpisah dari Ayah ketika mereka sedang bergegas menuju kereta karena stasiun Seoul sedang sangat ramai. Lalu Ibu menghilang begitu saja. Meskipun ayah segera kembali ke stasiun itu untuk mencari Ibu dengan kereta berikutnya, tapi Ibu tetap tidak bisa ditemukan dimanapun.
Kalang kabutlah anak-anak mereka. Marah, sedih, terluka dan saling menyalahkan. Tadinya Ayah dan Ibu akan merayakan ulang tahun mereka bersama-sama di Seoul dengan cucu serta anak-anaknya yang sudah dewasa. Tapi semua jadi berantakan.. mereka tidak habis pikir mengapa Ibu bisa menghilang? Mengapa Ibu tidak pergi ke kantor polisi atau menelepon salah satu dari mereka?
Cerita kemudian dikisahkan melalui POV yang berbeda-beda. Kadang dari Si Anak perempuan tertua, Anak sulung laki-laki, Ayah, dll. Semuanya mulai kembali mengingat-ingat kenangan lama akan Ibu mereka. Menggali-gali momen berharga. Mencari tahu apakah sebenarnya mereka benar-benar mengenal Ibu?
Cerita ini, walaupun berfokus tentang Ibu, tapi Ibu kan selalu terhubung dengan suami dan anak-anaknya. Jadi secara keseluruhan buku ini menceritakan tentang keluarga. Bahwa nggak ada keluarga yang sempurna. Melalui menghilangnya Ibu, kita diajak untuk mengorek lembar demi lembar keluarga Ibu.
Misalnya saja, si Ayah yang sempat kabur dengan wanita lain dan kurang menghormati istrinya. Anak lelaki sulung yang selalu mendapat beasiswa dan menjadi kebanggan Ibunya. Putri bungsunya yang selalu dan akan selalu jadi anak kesayangannya. Putri sulungnya penulis novel terkenal dan Ibu selalu bangga akan tulisannya meskipun itu tidak bisa membaca.
Setelah Ibu menghilang, barulah mereka menyadari bahwa sebenarnya mereka nggak tahu apapun tentang Ibu mereka. Buku ini mengajarkan dengan bahwa
sesuatu terasa berharga ketika ia sudah hilang. Rasanya, hal-hal kecil
tentang Ibu tiba-tiba saja jadi sangat berharga dan patut untuk di
kenang, diresapi, dan dihargai. Bahwa setelah bertahun-tahun rupanya
anak-anak mereka masih belum mengenal sosok sejati Ibunya. Bagi
mereka selama ini Ibu itu.. ya seorang Ibu.
Mereka
nggak tahu bagaimana perasaan Ibu ketika harus memasak di dapur setiap
hari untuk mereka. Mereka nggak tahu betapa bangganya Ibu ketika
anak-anaknya mampu meraih hal sekecil apapun, entah itu rajin mencuci
sepatunya sendiri atau sampai ketika berprestasi di sekolah. Mereka juga
nggak tahu bahwa Ibu memaksa pulang ke rumah desa karena nggak tega
melihat anak-anaknya harus tidur berhimpitan di ruang apartemen yang
sempit.
Sudah sejak lama saya ingin membaca buku ini karena banyak sekali review
bagus dari BBIers. Dan beruntunglah saya ketika mendapat pinjaman
bukunya (ga modal). Saya... saya paling nggak tahan dengen genre ini. Saya nggak suka buku yang mengharu biru bikin sedih. Saya nggak tega.
Saya
membawa buku ini kemana-mana. Cerita model begini paling nggak mungkin
dibaca sekali duduk. Soalnya setiap ada hal-hal kecil tentang Ibu yang
bikin saya mbrebes, saya putuskan berhenti baca saat itu. Setelah saya
menguatkan hati, barus saya lanjutkan kembali. I just can't stand it, it
was so saaaad *berlinang air mata*.
Meskipun begitu peralihan POV kurang halus dan nggak jelas karakter mana yang sedang bercerita. Selain itu saya agak kesulitan mengidentifikasi siapa nama si putri sulung atau putra sulung. It was just too difficult to address and differentiate between each POV.
Selama ini terjemahan Korea terasa nggak enak untuk dibaca, tapi buku
yang satu ini lumayan luwes penerjemahannya. Mungkin karena
diterjemahkan dari bahasa Inggris, bukan secara langsung dari bahasa
Korea. Tapi menurut saya nggak masalah karena saya senang bisa
menikmatinya tanpa harus kesal dengan grammar Korea yang
berbelit-belit.
PS: Posting Bareng BBI dalam rangka event Baca Bareng BBI bulan Maret : Sastra Asia.
Untuk teman-teman BBI lain, yuk masukkan link review buku posting bareng kalian disini.
- Sastra Asia - 27 Maret
- Fantasy - 28 Maret
*silakan ambil kode jika ingin memasang daftar link posting bareng ini di post kalian
*submission saya buka sampai akhir Maret, yang telat masukin link masih bisa nyusul
Huwaaah. masukin Wishlist ah..
BalasHapusYay! Selamat berburu bukunya ^^
Hapushaduuuh kalo yang sedih2 gitu aku juga suka nggak tahan ky :'( apalagi tentang mama, huhu
BalasHapusIyaah, sama. Ga tegaan..
Hapusaku juga kagak nahan kalao bukunya sedih melulu, kelar bacanya malah sering jadi nggak semangat. *Kangen emak di rumah
BalasHapushaha... Yang harusnya kangen emak itu aku, yon..
HapusBtw, aku ga sukses baca buku ini. Ga begitu suka dengan gaya penulisannya
Wah mas dion kan deket ya tinggal mampir gitu =))
Hapusbukunya udah baca, kerennnnnnn :)
BalasHapusSetujuuuu ^^
HapusWaahh... Korea ya? Ada KDrama nya ngga, Ky? #digethokBBIers
BalasHapusWah, sayangnya bebas drama mba, soalnya settingnya sebagian besar setelah perang jd pada hidup susah gitu di pedasaan gitu
HapusBuku yang bikin nyesek. T___T
BalasHapusHo oh banget.. apalagi endingnya T.T
HapusSuka cerita tentang ibu. Covernya juga keren
BalasHapusBacalaah :D
HapusAku punya buku ini di rumah, dari Mama masih ada sampai sekarang udah gak ada. Dan sampai sekarang masih takut mau mulai baca :( takut sedih. Hihihi. (Gampang mewek dan sekali mewek susah berenti soalnya :p)
BalasHapusIya Ndari ini bukunya bikin mewek bgt. Kalau jadi mau baca, jgn lupa siapin tisu pokoknya T.T
Hapusak nyesek banget baca ini, pengalaman pribadi juga jadi lebih kerasa sakitnya ditinggal ibu :(
BalasHapusAw.. *pukpuk*
HapusCovernya... menyejukkan :')
BalasHapusIndeed ^^
Hapuserrr, kayanya harus nyiapin tissue segepok ini mah, hiks hiks...
BalasHapusIyah mba, wajib bgt persiapan tisu
Hapusbagus bukunya.. bikin berkaca2 :').. salam kenal ya Oky :)
BalasHapusWah, selama ini saya sering ragu beli atau pinjam buku ini. Hm..sekarnag wishlist saya nambah deh *bingung harus lega, atau sedih*
BalasHapusYah mudah2an masih bisa nemu buku ini..
(^_^)9
Baca buku ini pengen selalu peluk mama erat2 tiap hari.... :*
BalasHapus