Minggu, 17 Maret 2013

The Silver Linings Playbook

Judul: The Silver Linings Playbook
Penulis: Matthew Quick
Penerbit: Picador
Hlm: 234
Tahun: 1st January 2010
ISBN: 9780330504614
Rated: 4.5/5
Format: ebook
Sinopsis:
The Silver Linings Playbook:   
Pat Peoples knows that life doesn’t always go according to plan, but he’s determined to get his back on track. After a stint in a psychiatric hospital, Pat is staying with his parents and trying to live according to his new philosophy: get fit, be nice and always look for the silver lining. Most importantly, Pat is determined to be reconciled with his wife Nikki. Pat’s parents just want to protect him so he can get back on his feet, but when Pat befriends the mysterious Tiffany, the secrets they’ve been keeping from him threaten to come out . . .


Kisah di mulai ketika Pat di jemput oleh Ibunya. Setelah menandatangani banyak surat-surat akhirnya Pat bisa keluar dari dari Bad Place--ini nama tempat institusi mental dimana Pat di rehabilitasi. Nggak di jelaskan Pat sakit apa, yang jelas ia trauma dan secara selektif memblokir ingatan tentang peristiwa yang membuatnya masuk Bad Place.

Semenjak keluar dari Bad Place, Pat tinggal bersama orang tuanya di Philadelphia. Ayahnya masih belum mau bicara dengan Pat, sedangkan ibunya adalah satu-satunya orang yang bersikap paling baik pada Pat. Adiknya, Jake kadang-kadang mampir mengunjunginya. Bahkan Ronnie sahabatnya pun mau mengundangnya makan malam.

Sayangnya, Pat juga disorientasi waktu. Ia lupa sudah berapa lama berada di Bad Place. Ia trauma dengan musik Kenny G (bakal ngamuk kalau denger lagunya). Always over-working himself for training and losing weight to keep him in a good shape. And trying to do something kind instead right. Yang jelas Pat berusaha merubah diri menjadi lebih baik supaya bisa rujuk sama Nikki.

Oh si Nikki ini istrinya Pat. Karena satu dan lain hal, mereka sedang berpisah untuk sementara. Dan Pat percaya bahwa ketika ia sudah menjadi lebih baik ia akan diizinkan Tuhan untuk bertemu kembali dengan istrinya, So basically he is doing exercise, trying hard to be kind instead of do something right, reading a lot a classic book and any other thing are just so Nikki would return to him.

Di kisahkan melalui sudut pandang pertama, sebagai si Pat, saya di bawa masuk ke dalam pikiran paling jujur dan paling optimis yang pernah saya baca. Pat benci dengan pesimisme dan percaya akan adanya Silver Linings (means a good part in a bad situation). Pat is simply a kind-hearted, simple-minded, immature, and eagerly hoping on silver linings. 

He is fragile, he do a lot of screaming, exploding and crying--that's describing him as a mental handicapped person. But he also like a child where he believes if he start being kind God will reward him Nikki. Pat juga sangat menyayangi keluarganya dan ia sedih sekali jika tanpa sengaja menyakiti salah seorang dari mereka. 

I dare say Pat is like a child trapped in grown-up body. You'll know what I mean if you read it by yourself. Saya nggak tahu apakah sebelum masuk Bad Place dari sononya dia berpola pikir seperti ini atau karena trauma. Tapi saya rasa Pat seperti itu karena ia pernah melewati hal buruk jadi secara mental he's damaged. Untunglah Pat Peoples is a very optimistic person so he end up as a cute guy instead a pathetic one.

I must say I love the movie because I watched it first before I read the book. And when I was reading the book I don't like it at first but gradually it become more and more engaging and it's worth 4,5 rate and I claim it's my fave. I still love the movie more, though. 




Dalam film lebih banyak romance, and more Tiffany. Karena memakai sudut pandang orang pertama, Tiffany jadi kurang ekspresif walaupun di akhir buku di tunjukkan surat Tiffany sehingga kita bisa membaca dari sudut pandang cewek ini. 

Di film semua terlihat balanced. Semua karakter terlihat hidup, by all characters I mean like literally; Tiffany, Mom, Dad, Jake, Ronnie, Veronica, Dr. Cliff Patel, Danny.. semua rame banget. My credit goes to the David Russell as the director and also the screenwriter to bring the book and the amazing casts. They played it so brilliantly and actually become the first "Big Five" (Best Picture, Best Actor, Best Actress, Best Director, Best Writing) nominee since Million Dollar Baby.

Chemistry antara Bradley Cooper dan Jennifer Lawrence undoubtedly the great part that made it a good romance. And the supporting characters are splendidly beautiful and it eventually makes me watched it for the 5th times already in the past 3 days. The dialog is witty and it's quite hilarious, saya aja sampai ngakak gegulingan pertama kali nonton ini film.

Saking bagusnya ini film saya akhirnya pengen baca novelnya. Jujur, novel The Silver Linings Playbook ini bukan jenis novel kesukaan saya. Tapi toh saya baca juga dan memang beberapa perbedaan terlihat jelas antara buku dan adaptasi filmnya. But both are marvelous.

The Silver Linings Playbook mengajarkan bahwa realita nggak selalu berakhir happy ending. Contohnya buku-buku literatur Amerika klasik yang Pat baca semuanya bikin depresi dan sad-ending. Pat marah kenapa anak-anak remaja di suruh baca buku yang bikin depresi macam itu, tapi faktanya anak-anak memang harus siap menghadapi kerasnya kehidupan di masa mendatang.

Tapi Pat juga mengajarkan kita untuk percaya dengan keberadaan silver lining. Bahwa apapun yang terjadi kita harus terus optimis dan melihat sisi baiknya (if you not strong enough to handle the worst part) jadi kita bisa terus maju, menjadi lebih baik (seperti yang Pat coba lakukan, change to be a better person) dan mencapai kebahagiaan (which, for Pat, is back together with Nikki).

Sedangkan kisah Tiffany mengajarkan kita untuk bisa move on dalam hidup. Bahwa nggak semua orang se-optimis Pat, dan bahwa kita nggak bisa jadi seorang idealis murni. Banyak hal buruk terjadi di dunia ini. You can change to be better like Pat to get his life back like before or just try to hang on and move on with your life like Tiffany, the choice is yours. 

Tapi seperti apa yang Pat percayai bahwa Silver Lining itu memang benar-benar ada. Keajaiban itu nyata. Karena apapun tujuan awal Pat dan Tiffany, akhirnya mereka dapat menemukan silver lining.

17 komentar:

  1. Penasaran sama filmnya deh.. Sebagus itu, ya Ky? Sampe nonton 5 kali gitu.. Hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha, suka aja sama filmnya. Dari awal dialognya uda bikin ngakak, dan eksekusi adegan2nnya juga seru.. tapi bbrp temen bny yg bilang filnnya ngebosenin, so I guess back to our preferences.

      Hapus
  2. Nonton sampai 5 kali? hebat!
    Aku suka bagian Pat menganalisa buku-buku klasik itu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo suntuk suka bikin ngakak filmnya, jadi yaaa nonton lagi,,
      Ho oh, aku juga suka bagian Pat analisis buku klasik, lumayan bgt ya dpt ringaksan gratis jd ga perlu baca bukunya *plakk*

      Hapus
  3. Baru tau ternyata filmnya di adaptasi dari novel.
    belum nonton + belum baca buknya juga. Agak ragu karna ada yang bilang filmnya ngebosenin =D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kalo soal film masalah selera aja kali ya. Coba nonton dulu mba siapa tahu suka :D

      Hapus
  4. Aku juga pengen nonton filmnya. Nilainya bagus di rottentomatoes. Tapi belum berani batja bukunya, takut nggak kelar :)))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nilainya bagus secara masuk 5 nominasi OSCAR dan si JenLaw menang Best Actress OSCAR. Ayolah buruan nonton, mumpung masih ada di bisokop :D:D

      Hapus
  5. pengen nonton dan baca bukunya, pengen deh diterjemahin, huhuhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keke.. kalo ngeliat filmnya masuk nominasi kayak gitu mungkin ga lama lagi bakal diterjemahin mba :D

      Hapus
  6. kalo Tiffany, aku belajarnya dia menerima kenyataan, dan hal yang bisa kita lakukan ngga melupakan masa lalu, karna masa lalu yg membentuk kita yang sekarang ini, tapi bukan berarti harus stuck di masa lalu, yg kita harus lakukan sekarang ini adalah move on. hehehe. tapi emang filmnya top abis kak. aku juga ngakak2 pas nontonnya. di bioskop smua orang pada diem, saya sendiri yang ketawa-tawa *malu juga sih pas nyadar. hehe*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha, nice!
      Ah, emang ada bbrp org yang seleranya tidak bisa dipaksakan utk sama. :D

      Hapus
  7. novelnya beli dimana? pgn baca dulu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Novelnya blm diterjemahkan ke Indonesia. Tapi mungkin di periplus dan Kinokuniya sudah ada. Aatu pesen online aja di Open Trolley cover asli atau yg cover film XD

      Hapus
  8. dear mbak nya i need reference dimana ya bisa beli novel ini untuk yg tinggal di jakarta, aku masih belum tertarik sama trailer film nya tapi sedang studi mengenai case bipolar. mohon bantuannya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mba Etna,

      Kebetulan aku dulu baca ebooknya (English version). Aku kurang tahu bukunya sudah diterjemahkan ke Bhs Indonesia atau blm. Tapi bukunya bisa dibeli di tokobuku impor seperti periplus, book & beyond, atau kinokuniya.

      Kalau mau lebih praktis, coba cara toko buku online khusus buku impor seperti periplus.co.id; yes24; open-trolley

      Semoga lancar studi case bipolarnya :D

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...