Senin, 15 Desember 2014

Wonderstruck

Judul: Wonderstruck
Penulis: Brian Selznick
Ilustrasi isi: Brian Selznick
Perancang sampul: Brian Selznick
Penerjemah: Marcalais Fransisca
Penyunting: Dhewiberta
Pemeriksa aksara: Ifah Nurjany & Nurani
Penata aksara: Iyan Wb
Penerbit: Mizan Fantasi
Hlm: 648
Tahun: 2013
ISBN: 9789794336854
Rating: 4,5/5
Pinjam: Steven @ Haremi Book Corner
Sinopsis:
WONDERSTRUCK:   
Kawanan serigala itu menatap Ben lekat dengan taring-taring putih berkilat dan lidah merah menjulur. Mereka mulai berlari melintasi hamparan salju tak berbatas di bawah terpaan sinar bulan. Jantung Ben berdegup bertalu-talu. Keringat mulai mengucur deras. Mimpi yang sama. Apa maksud semua ini? Mengapa mimpi-mimpi itu terus menghampirinya sejak kecelakaan itu terjadi? Andai Ben tahu, mimpi-mimpi itu barulah awal dari rentetan kejutan dalam hidupnya dan … petunjuk berharga untuk menemukan sang ayah yang lama menghilang.

Wonderstruck, disanjung pembaca di seluruh dunia sebagai salah satu buku menakjubkan. Ilustrasi yang sarat makna berpadu dengan teks yang mengalir menjadi satu cerita yang utuh, membuat Selznick layak disebut genius.



Ben, yang terlahir tuli sebelah sejak lahir baru saja kehilangan Ibunya. Dan sekarang ia tinggal di rumah Bibinya. Meski ia sayang dengan keluarganya, tapi Ben merasa tidak nyaman tinggal bersama mereka. Ia merindukan ibunya dan masih penasaran dengan siapa ayahnya. Hingga akhirnya Ben malah tersambar petir dan kehilangan kedua pendengarannya.

Berbekal petunjuk sebuah bandul perak yang berisi foto seorang pria, buku tua berjudul Wonderstruck, surat cinta dari pria bernama Daniel untuk ibunya, dan uang tabungan Ibunya. Ben nekat berangkat ke New York sendirian untuk mencari ayahnya.

Sampai di NY, Ben tersesat dan di tolong oleh seorang anak lelaki sebaya berambut keriting bernama Jamie. Karena ia kecopetan, akhirnya selama beberapa hari ia tinggal di museum. Tapi Ben tetap tidak menyerah mencari keberadaan ayahnya. Siapa sangka, American Museum of Natural History di NY malah membuka jalannya untuk menemukan ayah.

Kisah petualangan Ben dikisahkan dari POV orang pertama, dari sudut pandang Ben. Dideskripsikan dengan teks dan paragraf. Tapi disisi lain, ada ilustrasi dengan kisah yang berbeda. Tokoh ilustrasi ini adalah anak perempuan. Dan awalnya saya masih bingung, kenapa ada anak perempuan bernama Ben? Lalu semakin saya baca kok semakin nggak nyambung ya antara paragraf dengan deskripsinya? 

Padahal latarnya sama. Sama-sama American Museum of Natural History. Ya ternyata memang dua kisah yang berbeda. Tapi tenang saja, di akhir cerita kedua kisah ini saling berkaitan, semua jelas kok. Saya nya aja yang lemot, hahaha *tepok jidat*

Wow, pengalaman membaca graphic novel saya memang tidak banyak. Malah, buku ini buku graphic novel kedua yang pernah saya baca setelah Bordir by Marjane Satrapi. Sebelumnya pun saya juga tidak kecewa karena cerita dan pesan yang disampaikan bagus. Rupanya membaca graphic novel itu seru ya. 

Dengan separuh teks dan separuh gambar, kita sama-sama mendapatkan pengalaman yang menggugah emosi dan lebih terasa aja 'feel'nya. Dua kali lipat much better than reading full text (and twice as fast, haha). Walau saya juga pecinta komik, tentunya graphic novel, apalagi karya Brian Selznick, beda dong kualitasnya dari pada komik biasa *IYALAH MENURUT ELO??*

Buku ini habis saya baca dalam sekali duduk. Dari jam 1 AM - 4 AM. Kenapa saya bacanya pagi buta? Oke, itu sangat tidak penting untuk dijelaskan. Yang ingin saya utarakan adalah bahwa ceritanya sederhana, tidak bertele-tele, banyak ilustrasinya, jadinya cepet selesai meskipun totalnya 640 halaman. Meskipun tebel banget dan saya bacanya 3 jam, ternyata ada lho temen saya yang selesai baca dalam satu jam. Iya ada.

Masalah kecepatan baca tiap orang beda. Dan nggak ada yang salah dengan baca lambat atau baca cepat. Tapi bukan itu yang pengen saya bahas. Kembali ke Wonderstruck. Apa sih artinya wonderstruck?

WONDERSTRUCK. Artinya, 'kejutan yang menakjubkan'. ~p.99

Judul tersebut juga menjadi judul buku tua yang Ben temukan di kamar Ibunya. Diterbitkan oleh American Museum of Natural History. New York, New York. Isinya tentang museum sejarah AMNH, definisi kurator, koleksi museum dan tentang Lemari keajaiban. Isi buku ini dan buku Wonderstruck secara keseluruhan memegang peranan penting dalam plot cerita berikutnya.

Yang membuat saya terpukau tentu adalah ide cerita dan bagaimana Brian Selznick dengan cantik menceritakan sebuah kisah tentang kehilangan, tentang disabilitas, tentang persahabatan, cinta dan kasih sayang, serta merangkumnya dalam petualangan seru yang sarat akan pesan moral. 

Selain kepiawaian Brian Selznick dalam menulis, tidak bisa disangkal kalau ilustrasinya yang indah juga menjadi daya tarik buku ini. Dan yang paling utama, risetnya! Luar biasa detail sekali penggambaran ilustrasi maupun deskripsi tentang ANMH, setiap ruang-ruangnya pun sangat kaya detail, bahkan ruang arsip pun diceritakan dengan apik. Bikin saya seolah berada disana.

Belum lagi detail ilustrasi dan latar sejarah Panorama di Queens Museum of Art. Pernah saya lihat replika diorama (namanya Panorama, btw) NYC di film-film, tapi saya baru ngeh bener-bener ngeh ya setelah baca buku ini. 

Dan yang lebih oke lagi, Brian Selznick juga riset Gunflint Lake yang jadi latar kampung halaman Ben dan daerah sekitarnya serta mendalami kisah-kisah difabel tuna rungu maupun budaya-budaya Deaf. Nggak heran kalau ceritanya mengena sekali.

Secara keseluruhan, Brian Selznick membawakan sesuatu yang sederhana dan berbeda dengan sangat indah. Segala umur akan sangat relate ketika membaca buku ini. Kalau pun tidak suka dengan graphic novel, tidak ada salahnya dicoba lebih dulu. Karena membaca buku ini akan menjadi ssuatu pengalaman yang menyenangkan bagi siapa pun.

4 komentar:

  1. Hai oky kabar baik :) Reviewnya mantep ni. skornya hampir sempurna
    (dari kemarin udah liat pas notif di home).
    Ditunggu GA nya.. WA belum kepikiran ky haha..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaaaay!! Thank youuuu *seneng merasa dpt pengakuan dari mas steven*

      Hahaha, sipsip. GAnya udah selesai, kurang satu novel lagi. makasih ya mas :D
      *ini nanyanya kapan, jawabnya kapan*

      Hapus
  2. keren nih.. aku juga suka kalo setting-an pada novel sangat deskriptif sekali, bahkan seolah-olah kita juga ngekhayal ada ditempat itu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa.. hahaha. Jadi balik lagi ke masalah selera ya. Susah juga jd penulis, soalnya mereka ga bisa memuaskan banyak pihak. =))

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...